Suara deru mobil di halaman langsung membuat Gendhis menoleh ke arah kaca besar di kamarnya. Dia yang semula sibuk mengerjakan tugas kuliahnya, spontan menegakkan tubuh. “Mas Bhumi,” gumamnya pelan sambil tersenyum lebar. Tanpa pikir panjang, Gendhis beranjak dari duduknya. Dia melangkah cepat menuruni anak tangga, dengan sangat antusias. Tahu kan bagaimana bahagianya seorang istri menunggu suaminya pulang? Meskipun langkahnya sedikit lambat karena perutnya yang sudah mulai membulat, tapi semangatnya tetap sama — seolah tak sabar ingin menyambut seseorang yang selalu dia rindukan, meskipun setiap hari bertemu. Begitu pintu mobil terbuka, Bhumi keluar dengan jas yang sedikit kusut, dasinya longgar, dan wajahnya lelah. Tapi meski begitu, sorot matanya tetap lembut. “Mas!!” seru Gendh

