Menentukan Peserta

1275 Words
"Boss…! Berapa usiamu?" Tanya Zhou Kang tiba-tiba. Saat topik pembahasan, kembali pada turnamen generasi muda. "Berapa batasan umur dari turnamen ini?" Tanya Theo balik. Segera paham arah dan tujuan Zhou Kang bertanya. "Ahhh… Itu, harus tak boleh lebih dari 24 tahun!" Jawab Zhou Kang. "Kalau begitu, aku sendiri yang akan mengisi satu slot dari tiga orang!" Balas Theo. Kata-kata Theo, segera disambut raut wajah bersemangat oleh para anggota kelompok Bandit Serigala yang ada di lokasi. "Hmmmm… Itu hanya seperti kau sedang bermain dengan anak-anak! Kau jelas sudah tak bisa digolongkan untuk masuk sebagai generasi muda!" Ucap Tuan Leluhur. Memasang wajah berbeda dengan kebanyakan anggota kelompok Bandit Serigala. Tampak sedikit mencibir Theo. "Tuan Leluhur! Sudahlah! Jika itu Boss, peluang Aliansi Serigala untuk bersinar dalam turnamen jelas sangat besar! Tak menutup kemungkinan justru kita mengambil posisi pertama! Hahahhaha…!" Sahut Yahuwa. "Benar sekali! Bahkan pasukan generasi senior macam pasukan elite Barbarian Tribe atau pasukan elite Eleanor Tribe, bukan menjadi masalah besar bagi Boss!" Sahut Oscana. "Hmmmm… Bukan itu masalahnya! Itu lebih bijak memberi ruang untuk generasi muda Aliansi Serigala? Membiarkan mereka mendapat pengalaman!" Ucap Tuan Leluhur. "Aku sepakat dengan Tuan Leluhur!" Dante, ikut memberi tanggapan. "Selain memberi ruang untuk generasi muda, apakah itu baik kau ambil bagian sendiri? Mengingat posisimu sebagai Boss Besar Bandit Serigala!" Lanjut Dante. "Dengan visi jangka panjang Aliansi Serigala, seharusnya kita menjaga agar kekuatan tempur utama, untuk tetap tak diketahui Kelompok lain! Terutama tentu saja adalah kau dan Sinbad!" "Benar begitu Sin?" Dante menutup pendapat, dengan bertanya pada Sinbad. Meminta dukungan. "Wahhh… Sayang sekali aku tepat menginjak usia 25 tahun ini!" Ucap Sinbad. Nyatanya justru memasang raut wajah penuh hasrat. Jelas ingin bergabung dalam keseruan. "Sin…!" Dengus Dante. Menyadari ternyata Sinbad juga menyimpan keinginan untuk turut serta dalam turnamen generasi muda. "Apa? Itu adalah turnamen yang unik! Jika aku sama seperti dia, berada di usia yang cukup, aku jelas akan mengambil satu dari dua slot tersisa!" Balas Sinbad. "Kau ini…!" Dante, kehabisan kata-kata, benar-benar tak memahami jalan pikiran dua sosok pemimpin utama dari Aliansi Serigala. "Boss…! Apa yang membuatmu berubah pikiran? Terakhir melakukan obrolan denganku, kau seolah tak tertarik bahkan pada keseluruhan agenda Simposium?" Tanya Cassio tiba-tiba. Merujuk pada percakapan terakhir antara dirinya dan Theo. Dimana kini tak hanya Theo memutuskan ikut dalam Simposium, bahkan ambil bagian langsung pada turnamen generasi muda. "Itu benar! Sedikit menyimpang dari sifatmu yang biasa!" Tambah Darsa. "Kau lebih sering tak ingin terlalu mencolok, sebisa mungkin mempertahankan agar segala yang tersimpan di balik lengan baju, tetap tersembunyi sampai benar-benar diperlukan! Satu hal yang cukup sama dengan disampaikan Dante sebelumnya!" Tambah Darsa. Entah kenapa merasa seolah Theo menyimpan sesuatu yang belum disampaikan. Sehingga bersikap keluar dari karakternya yang biasa. "Hmmmm… Karena pembahasan sudah hampir pada ujung, kurasa aku memang perlu menyampaikan sesuatu hal yang cukup besar!" Ucap Theo. Tepat setelah Darsa menyelesaikan kalimat. "Satu hal besar yang menjadi alasan kenapa aku memutuskan untuk ambil bagian langsung pada turnamen generasi muda!" Lanjut Theo. Kata-kata Theo, segera disambut kesunyian total. Tiap orang, menajamkan telinga masing-masing. Menatap hanya pada sosok Theo yang sedang berbicara. "Beberapa waktu yang lalu, ketika melakukan perjalanan ke wilayah Laut Putih untuk mendapatkan Bunga Purnama tambahan dimana dibutuhkan dalam proses pemulihan kondisi Tetua Delario, secara kebetulan, pada salah satu pulau pinggir sekitar perbatasan Laut Putih, datang berkunjung Iris Khan!" "Aku dan Nona Muda Elaenor Tribe tersebut sempat melakukan percakapan, yang mana diakhiri dengan sebuah tantangan duel!" Lanjut Theo. "Iris, menantang agar aku mau berduel denganya pada ajang turnamen generasi muda Simposium!" Sampai pada pembahasan bertemu dengan Iris dan duel, raut wajah Gerel serta Hella yang ada di lokasi, berubah penuh pemikiran. Tampak jelas tak menyukai situasi dimana Theo ternyata sempat bertemu dengan Iris. 'Suatu saat aku perlu memberi pelajaran langsung pada wanita itu!' Gumam Hella dalam hati. 'Menantang duel? Bilang saja ingin mencari perhatian! Dasar j*alang licik!' Gerel, juga memiliki pemikiran sendiri. Sementara para anggota lain yang hadir di lokasi, lebih terfokus pada fakta tantangan duel dalam arena generasi muda Simposium. Dimana tampaknya disepakati oleh Theo. "Aku menyetujui tantangan duel yang ia ajukan!" Lanjut Theo. "Ohhh… Dan keuntungannya?" Tanya Sibad, entah kenapa justru memasang senyum lebar. "Keuntungan? Lebih tepat disebut taruhan!" Balas Theo. "Jika Iris memenangkan duel, maka Aliansi Serigala akan tunduk pada Eleanor Tribe!" Lanjut Theo. "Sementara jika aku yang menang, maka itu sebaliknya! Eleanor Tribe, ketika nanti Iris menduduki posisi sebagai Khan, akan berada di bawah naungan panji-panji Alisansi Serigala!" Tepat setelah Theo menutup kalimat, suasana ruang yang dari awal sudah Hening, bertambah semakin senyap saat aura berat membekap hati tiap orang. Bagaimanapun juga, tiap orang jelas tahu bahwa taruhan yang di sepakati Theo, itu terlalu besar. "Menaruh nasib dua kelompok, pada satu deul!" Gumam Dante. Dengan raut wajah serius. "Ini sungguh taruhan yang serius!" Ucap Tuan Leluhur. "Sin…!" Tiap orang masih jatuh pada pemikiran masing-masing, sampai Theo kembali bersuara. "Aku tau telah mengambil keputusan secara sepihak, dimana jelas cukup tak bijak!" "Apa kau ada masalah dengan itu?" Tanya Theo, kepada Sinbad. "Ohhh… Kau masih perlu bertanya padaku tentang hal ini?" Tanya Sinbad balik. "Bisa kuduga, tantangan duel memang sepenuhnya dari pihak gadis itu, namun membalik dengan memberi tambahan berupa taruhan besar, jelas adalah hasil otak licikmu!" Tambah Sinbad. Melebarkan senyumnya. "Aku tak cukup mengenal Iris Khan ini, jadi perlu bertanya untuk memastikan, walaupun juga bisa kutebak jawabanmu, hanya saja tiap orang disini perlu mendengar langsung agar tak terlalu serius!" Lanjut Sinbad. "Berapa persen kemungkinan kau menang dalam duel?" Tanya Sinbad. "100%!" Jawab Theo singkat, tanpa berfikir sama sekali. "Hahhahaha…! Aku tau, orang dengan karakter sepertimu, jelas tak akan memberi tawaran selain sudah cukup jelas hasilnya!" Balas Sinbad. "Sejujurnya aku justru menjadi kasihan pada gadis Iris ini! Terlalu polos!" Tambah Sinbad. "Hmmmm… Apa maksud kata-kata dengan karakter sepertiku? Kau jelas memiliki karakter yang sama!" Balas Theo. "Hahhahahahha….!" Sinbad, kali ini menanggapi dengan hanya tertawa lantang. Sementara disisi lain, orang-orang Bandit Serigala dan Aliansi 7 Lautan yang hadir disekitar, hanya bisa memasang raut wajah heran. Dengan taruhan sebesar itu, reaksi Theo dan Sinbad, dua orang pemimpin utama Aliansi Serigala, bisa dikatakan terlalu santai. "Sebaiknya lanjut untuk menentukan dua slot tersisa!" Ucap Sinbad. Seolah tak peduli dengan tatapan heran tiap orang. "Satu slot, aku merekomendasikan langsung Razak!" Balas Theo. "Apa ada yang keberatan?" Lanjut Theo, memandang sekitar. Pertanyaan yang tentu tak mendapat sanggahan apapun dari tiap-tiap sosok hadir dalam pertemuan. Bagaimanapun juga, Razak memang paling layak. Merasa tak ada yang keberatan dengan penunjukan Razak, Theo melanjutkan. "Untuk slot terakhir, apakah kau ada rekomendasi dari pihak Aliansi 7 Lautan?" Tanya Theo. "Tidak ada! Berikan saja pada salah satu dari mereka!" Jawab Sinbad. Menunjuk pada tiga orang. Yakni Gerel, Hella, dan Zhou Kang. "Aku lewat! Generasi muda yang pernah ambil bagian, dilarang ikut untuk kedua kali!" Balas Zhou Kang. Menyisakan kini hanya tinggal dua opsi, antara Gerel dan Hella. "Sejujurnya, beberapa hari lalu aku mendapat pesan dari rumah! House of Asgard, menginginkan aku untuk ambil bagian mewakili mereka!" Ucap Hella. "Namun, jika Aliansi Serigala meminta, aku lebih memilih mewakili kelompok kita!" Lanjut Hella. "Tidak perlu! Semakin banyak yang turut serta, maka akan bagus untuk menambah pengalaman!" Sahut Theo. "Jadi, sudah diputuskan, Hella, kau ikut ambil bagian membawa nama House Asgard! Untuk slot terakhir, menjadi milik Gerel!" Lanjut Theo. "Apa kau bersedia? Atau Barbarian Tribe, menawarkan hal sama? Mewakili mereka?" Tanya Theo, menatap Gerel. "Pertanyaan macam apa! Jika bahkan mereka meminta, aku tak sudi mewakili Barbarian Tribe! Akan lebih bagus jika bisa bertemu perwakilan mereka di turnamen generasi muda!" Balas Gerel. "Aku tak sabar melempar kotoran pada wajah Sanghis Khan! Mempecundangi perwakilan generasi muda Barbarian Tribe!" Tutup Gerel.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD