Bab 6.2 : Hubungan Bullshit is Really Like a s**t!

1044 Words
 Manusia itu makhluk sosial, semua butuh kasih sayang, butuh temenan, butuh ada komunikasi dengan orang lain. Itu semua membentuk suatu hubungan. Sayangnya sering kali rumit. Semua hubungan itu bikin pusing, bukan cuma hubungan lo dan dia aja - kevriawan 2020   = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =    Bab 6 : Hubungan Bullshit is Really Like a s**t! “Bu, si Jono udah skripsi belum, sih? Semester berapa sekarang?”   Pertanyaan ini terlontar ke Emak gue saat kami sedang jalan - jalan naik motor keliling kompleks. Ngapain? Nyari tukang sayur. Sebagai anak yang baik gue sering enggak bisa menolak kalau Emak sudah merajuk, merengek, dan meminta untuk diantar keliling komplek buat mencari keberadaan Mamang tukang sayur. Orang yang bertanya ini asalnya dari RT sebelah, masih satu komplek sih, cuma memang temu gosipnya ya pas lagi belanja sayur kayak begini.   “Baru semester awal, Bu, masih jauh skripsi mah. Si Jono baru masuk kemarin, kok.” Emak gue menjawab kekepoan si Ibu itu, sementara gue mengeluarkan ponsel, kemudian membuka ML lalu mengajak teman grup ikut war.   “Ealah, baru masuk? Kuliah di mana emangnya?” Ibu itu bertanya lagi, dalam batin gue menjerit, sumpah ngapain sih ini emak - emak ribet bae. Gue mau kuliah di Mars, Venus, Jupiter, atau di bulan sekalian bareng alien juga bukan urusan situ, kan, Bu?   “Oh, Univ Maju Mundur Syantik.” Emak gue tetap menjawab sambil mencemol - cemol kangkung.   “Kok ke sana, sih, Bu? Univ itu kan jelek. Katanya banyak ayam kampusnya.”   Nah … nah, kan, apa gue bilang. Ini sih sebentar lagi bakalan masuk ke ranah emak - emak gosip. Tapi gue pura - pura enggak mendengar. emak gue juga tampaknya B aja, tuh. Sama sekali enggak termakan ucapan si Ibu tukang gosip. Lagiam, please lah! Mau itu kampus ada bandar n*****a, mantan anggota isis, pasukan 212, atau sisa - sisa kekejaman Belanda sekali pun enggak ada hubungannya kali sama hidup lo, Bu! Kagak usah deh, ngurusin anak orang mau kuliah di mana. Padahal sendirinya enggak menguliahkan anak. Alasannya supaya sang anak mandiri katanya. Di sini gue agak sangsi. Kok, ya ada orang tua yang memilih enggak menguliahkan anak dengan alasan seperti itu, di saat semua orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya? Gile kagak tuh, gaes? Tapi memang benaran ada tipe emak - emak kayak gini.   “Yah, namanya juga kampus Bu, kalau soal ayam mah saya yakin di semua tempat juga ada. Ini aja buktinya di Mamang sayur ada ayam, iya kan, Mang?”   Cerdas!   Demen banget gue sama jawaban Emak. Ah, jadi tahu otak gue agak sedikit encer asalnya dari mana. Mungkin dari Emak. Yang barusan ini cuma salah satu contoh emak - emak julid. Masih banyak yang lainnya yang mana enggak bisa gue ceritain satu - satu. Khawatir lo semua pada auto modyar. HAHAHA.   Intinya di mana pun yang namanya emak - emak gosip itu intinya sama: sama - sama ampas tiada guna.    Dan kalau lo tanpa sengaja menemukan yang seperti ini, baiknya langsung aja kabur. Lari sejauh mungkin. Hindari. Karena apa? Ya, jelas. Karena gosip itu memiliki efek buruk untuk kesehatan mental. Kadang gue enggak paham lagi sama emak - emak yang mulutnya pada cablak itu. Gue enggak paham, kenapa mereka tuh kadang tega banget gosipin orang di depan orangnya langsung. Kadang mereka ngomongin orang ini bla bla bla bla bla, orang itu anu anu anu, yang warga kampung sebelah itu loh tra la la la li li li li. Ah … banyak pokoknya, dan semuanya enggak jelas. Lagi pula mereka belum tentu benar. Maksud gue, topik yang digosipkan bisa jadi baru rumor, belum terbukti kebenarannya dan ujung - ujungnya malah bakalan jadi fitnah. Lo semua tahu fitnah, kan? Yang katanya lebih kejam dari pembunuhan dan dosanya berlipat ganda.   Muke gile, dosa berlipat ganda kok dijabanin. Duit tuh berlipat ganda baru seru.   Baiklah, kita lupakan dulu sejenak tentang emak - emak gosip yang bikin sensi nan esmochi. Sekarang kita akan membahas teman sebaya. Sebagai salah satu mahasiswa yang masih piyik di kampus, teman adalah aset yang paling berharga. Gue ini oportunis sebenarnya, dan agak kurang cocok bergabung sama Bang Agus yang pintar tapi es. Cool banget gitu kan. pokoknya kalo gue dekat - dekat doi itu udah berasa kayak berdiri di depan pintu kulkas yang terbuka. Udara dingin langsung seliweran. Tapi tenang, yang mau gue julid ini bukan Bang Agus, genks. Doi ini biar kata irit ngomong, muka jutek, ekspresi minimalis alias datar … tapi baik hati. Justru kadang gue lebih senewen dan agak sangsi sama yang model - model kayak Juki.   Gue enggak paham sih, metode seperti apa yang Juki anut untuk belajar, tapi walau kelihatan begok, otaknya cukup encer selama di kelas. Kadang gue mengira bahwa dia cuma pura - pura b**o hanya demi untuk berteman dengan gue. Tapi, ya enggak mungkin juga sih, harusnya banyak orang juga yang mau temenan sama orang cerdas macam doi. Pun begitu, gue masih sering gagal paham. Di antaranya kalau mau nyontek tugas. Juki itu kayak apa, ya … antara ngasih kagak ngasih, tapi ujung - ujungnya juga dia kasih. Halah, belibet amat sih bahasa gue. Ya, intinya kayak gitu deh. “Juk, gue mau lihat tugas,  dong!” Gue meletakan tas di bangku kosong meja sebelah Juki. Kebetulan minggu lalu doi yang nyontek gue. Kali ini gue yang nyontek dia. Haha. Biar adil pokoknya.   “Gue belum buat.” Jawabnya singkat.    Lalu sesuatu yang ampas bin bangsul mengejutkan gue, dong. Ternyata ketika pelajaran dimulai Juki mengumpulkan PR-nya. Gue jelas marah dan enggak terima. Gue ngambek, tapi Juki di sini merasa bersalah, sih. Dia juga berusaha untuk membujuk gue dan enggak menghakimi. Dia minta maaf karena bener - bener enggak bisa memberikan contekan waktu itu katanya. Gue awalnya enggak percaya dan memutuskan untuk mulai menjauhi Juki. Akan tetapi gue baru tahu belakangna bahwa dia sebenarnya sudah mengumpulkan tugas juga atas nama gue. Ini gue tempe dari mana? Ya cek KHS, lah! Kan gue mahasiswa.   * * * * * to be continued * * * * *  Ps. sorry genks hari ini telat update, hiks. By the way, kalau kalian merasakan sama seperti apa yang Jono rasakan, boleh banget langsung di tap LOVE nya gaes. Atau bisa juga kalau kalian mau add cerita ini ke library atau perpustakaan. Supaya kalau next time saya update, kalian enggak ketinggalan beritanya, hihiw~ Oke deh, kalau gitu see you in the next chapter ya!   Bye ....   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD