17.

1562 Words

Kau terlalu pandai mempermainkan hatiku, hingga begitu mudah mengubah sifaktu yang tak lagi sama seperti dulu. *** Masih saja dua juntaian kabel headset menggantung pada telinga Permata, ia mengayuh sepedanya dengan santai sembari bersenandung ria mengikuti alunan musik yang ia dengar sendirian, tak peduli pada suara kendaraan lain di sekitar ataupun suara kernet bus yang sibuk menarik penumpang sambil menyerukan tempat tujuan terakhir. Wajahnya berseri meski tanpa polesan make up sedikit pun, inner beauty dalam diri Permata memang cukup kentara, Permata seperti reinkarnasi dari Analisa. Sebuah motor trail warna biru terlihat melaju di belakangnya dengan kecepatan sedang, atau memang sengaja mengimbangi kecepatan sepeda yang dikendalikan Permata. Berkali-kali klakson dibunyikan, tapi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD