BAB 10

1308 Words
Keesokan harinya. Tuuuuut.... tuuuuuut....tuuuuut.... "Bi?" Jawab Rey di telepon. "Lo dimana?" Tanya Bianca emosi. "Lagi diluar,lagi makan sama Monic." Jawab Rey. "Pulang lo sekarang, gue dirumah lo, lo utang penjelasan ke gue." Kata Bianca dengan nada tinggi. "Oke." Rey menghembuskan nafasnya berat. Rey menaruh ponselnya disaku celana kemudian mengajak Monic untuk pulang. "Bungkus aja ya beb, udah disuruh pulang nyokap soalnya." Kata Rey berbohong pada Monica. "Yaaaah, gimana sih sayang? Kemaren kamu janji hari ini nemenin aku seharian, kok udahan siiih?" Kata Monica merajuk. "Janji deh besok kita ktemu lagi dan besok waktu aku cuman buat kamu aja beb." Rayu Rey agar Monic mau pulang. "Ya udah deh, kamu janji ya, awas bo'ong!" Kemudian Rey memanggil pelayan restoran menyuruh untuk membungkus semua makanan yang sudah Rey dan Monica pesan. Setelah Rey mengantar Monica pulang dia bergegas pulang untuk menemui Bianca. Rey mempersiapkan dirinya untuk menghadapi Bianca yang Rey tau Bianca meunggunya untuk meminta penjelasan padanya. #flashback on Drrrr drrrr "Iya bel?" Bianca menjawab panggilan telepon dari Abel. "Bian lo dimana? Ini nih tadi Rey mukulin Tommy kamu buruan kesini ya!" Kata Abel panik. "APA!? Kok bisa sih? Tommy keadaanya gimana? Posisi lo dimana?" Tanya Bianca ikutan panik. "Ntar aja ceritanya, Tommy babak belur nih, kita lagi di klinik deket mall Z, lo buruan ksini ya!" Perintah Abel. "Oke-oke gue ksana sekarang." Kata Bianca kemudian segera memanggil taxi menuju klinik. ------ Bianca tiba di klinik dan langsung menghampiri Abel yang sedang duduk di depan ruangan tempat Tommy sedang dirawat. "Bel!" Panggil Bianca saat sudah di dekat Abel. "Tommy gimana keadaanya? Kok bisa sih Rey ampe mukul Tomny?" Tanya Bianca penasaran. "Biaaaan... hwaaa...Muka Tommy babak belur, tadi tuh pas kita jalan ke Mall Z kita papasan ama Rey ma ceweknya, saat itu Rey ngeliat Tommy gandeng tangan gue, tiba-tiba aja Rey langsung mukulin Tommy gitu aja." Kata Abel menjelaskan dengan berurai air mata. "Duuuh, maafin Rey ya Bel, Rey pasti marah soalnya kan Rey ngiranya Tommy deketin gue." Ucap Bianca merasa ga enak sama Abel. "Tommy udah bisa dijenguk belum bel?" "Iya Bian, tapi knapa sih lo ga jujur aja sama Rey, kalo gini kan gue jalan ama Tommy juga jadi sembunyi-sembunyi kan Bian? Tommy lagi tidur Bian."Jawab Abel yang masih menangis. "Gue minta maaf ya ma kalian, gue permisi dulu mau ngelurusin masalah ini ke Rey, sampein maaf gue ke Tomny ya Bel, ntar gue kesini lagi." Kata Bian. "Iya Bian gakpapa, lo kan juga ga tau kalo bakalan jadi gini, iya ntar gue sampein ke Tommy. Kamu ati-ati ya dijalan." Kata Abel. "Iya Bel makasih ya atas pengertian lo. #flash back off ***** Rey menghembuskan nafasnya pelan kemudian membuka pintu rumahnya dan mencari keberadaan Bianca. "Baru pulang? Udah ditungguin Bianca dari tadi tuh, Bianca di kamar kamu sekarang. Ya udah mamah pergi dulu ya mau arisan." Kata Rena. "Iya mah hati-hati." Rey menghembuskan nafasnya pelan kemudian masuk ke kamarnya. Dilihatnya Bianca berdiri di dekat meja kerja Rey bersedekap sedang menatapnya marah. "Kenapa lo lakuin itu Rey? Knapa lo mukulin Tommy?" Tanya Bianca to the point. "Cowok lo selingkuh Bi, gue yakin si b******k itu ga akan ngaku sama lo, buktinya lo marah ma gue." Jawab Rey tenang. "Lo bisa ga sih jangan main hakim sendiri. Belum tentu yang lo liat itu bener. Lo mukulin Tommy ampe babak belur gitu Rey. Tau ga, Tommy tu ampe sekarang masih di klinik." Omel Bianca pada Rey. "Cowok lo selingkuh Bi, Selingkuh!!! Gue liat sendiri Tommy ngegandeng cewek lain di depan mata gue sendiri. Lo tu harusnya berterima kasih ke gue, bukan malah nyalahin gue. Lo tu diapain sih ama Tommy ampe sebegitunya belain dia?" Ucap Rey mulai emosi. "Udah deh Rey, lo ga usah lagi ngurusin gue ama Tommy, gue juga ga pernah kok ngurusin lo ma pacar lo." Ucap Bianca dengan nada meninggi. "Tommy tu cowok b******k Bi, buka mata lo, seberapa cinta sih lo ma dia ampe lo buta sama kelakuannya di belakang lo." Ucap Rey ikutan dengan nada tinggi. " lo lupa ya Rey kalo lo tu lebih b******k dari dia?" Bianca yang teringat kejadian kemaren di kamar Rey mulai terpancing emosinya dan berkata kasar pada Rey. Rey yang mendengar itu tersulut emosi. "Gue emang b******k, gue akuin gue b******k, karna gue tau smua cowok itu b******k makanya gue ngejagain lo dari mereka!" Kata Rey berteriak. "Gue ga perlu lo jagain lagi, gue udah gede, gue bisa ngelindungin diri gue sendiri. Mulai sekarang lo ga usah sok-sok peduli lagi ma gue, ngerti lo!" Bianca ikut berteriak. "Fine... gue turutin kemauan lo, mulai sekarang gue ga akan jagain lo dari semua cowok-cowok b******k yang deketin lo, termasuk gue!" Ucap Rey sambil mencengkeram kedua lengan Bianca dan melemparnya ke ranjang, kemudian Rey menindih Bianca dan melumat bibirnya kasar. Bianca yang terkejut dengan tindakan Rey mencoba berontak dan mendorong tubuh Rey sekuat tenaga, semakin Bianca mencoba melepaskan diri? semakin kasar perlakuan Rey terhadap Bianca. Air mata Bianca mengalir tanpa bisa ditahan lagi. "Ehmmmppp...." Suara tertahan Bianca saat Rey menggigit bibir bawah Bianca kemudian memasukkan lidahnya kedalam mulut Bianca. Untuk menghentikan gerakan Bianca, Rey mencengkeram kedua tangan Bianca dan menaruhnya di atas kepala Bianca dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya melepas kancing kemeja Bianca sampai terlepas semuanya, bibir Rey turun ke leher Bianca dan menghisap kuat sehingga menimbulkan bercak merah pada leher Bianca. Bianca memanfaatkan bibirnya yang terbebas untuk mencoba menyadarkan Rey atas perbuatannya. "Rey... hentikan Rey, gue mohon Rey, stop please! Jangan lakuin ini Rey... gue mohon. Maafin gue Rey please.....!" Rengek Bianca yang tidak didengar Rey. Rey yang masih dilingkupi emosi melampiaskannya kepada tubuh Bianca. Kedua p******a Bianca tak luput dari kebrutalan Rey, dengan kasar Rey menarik bra Bianca kebawah hingga p******a Bianca terlihat, Rey menghisap menggigit mengulum p******a Bianca kasar. Tanpa Rey sadari banyak tanda merah yang Rey buat disana. Saat Rey akan membuka kancing celana panjang Bianca. Bianca menjerit histeris meneriakkan nama Rey dan itu membuat Rey tersadar akan perbuatannya. "REEEEEEYYYYYYYY!!!! Please stop Rey please lepasin gue.... Rey sadar Rey gue mohoooon!" Teriak Bianca panik. Rey melepaskan tangan Bianca dan langsung berdiri, mengusap wajahnya kasar dan menyugar rambutnya kebelakang dengan kedua tangannya, Bianca yang terbebas kemudian beringsut mundur sampai punggungnya menyentuh sandaran kepala ranjang Reykemudian menekuk kakinya dan menangkupkan kemejanya untuk menutupi tubuhnya sambil masih terisak memeluk tubuhnya sendiri. Seketika Rey merasa sangat buruk dan merasa menjadi orang yang paling b***t di dunia setelah melihat apa yang dia lakukan pada Bianca. "Bi... gue....Bi...maafin gue Bi... gue beneran ga tau knapa gue bisa berbuat ini sama lo, gue ga tau kanapa gue bisa kayak gini." Rey meminta maaf sambil mendekat kearah Bianca untuk mencoba menenangkan Bianca yang menangis sesegukan. "Stop... jangan deketin gue Rey... jangan lagi... please." Pinta Bianca yang masih gemetar ketakutan. "Bi... gue bener-bener ga sadar udah ngelakuin ini sama lo Bi, please maafin gue....!" Pinta Rey mengiba. Bianca menggelengkan kepalanya kemudian berkata pelan sambil sesegukan, "Gue mau pulang." "Bi...." Panggil Rey sambil masih berusaha mendekati Bianca. Melihat Rey yang berusaha mendekatinya, Bianca menggeleng ketakutan sambil mengetatkan pelukannya pada tubuhnya sendiri. Rey yang melihat itu kemudian mundur beberapa langkah dan merutuki kebodohannya. "Gue mau pulang." Kata Bianca pelan masih sesegukan. "Gue.... anter ya Bi!" Kata Rey lembut. Bianca menggelengkan kepalanya, " gue bisa pulang sendiri." "Dengan kondisi lo yang seperti ini? Bi, gue anterin lo pulang ya, dan...gue janji ama lo, gue ga akan sentuh lo, gue ga akan apa-apain lo." Ucap Rey meyakinkan Bianca. "Gue tunggu di luar ya Bi." Kemudian Rey keluar untuk memberikan waktu Bianca merapikan diri. Bianca yang sudah rapi dan agak sedikit tenang berjalan keluar kamar dan mengikuti Rey masuk kedalam mobil. Disepanjang jalan Bianca lebih memilih diam dan melihat diluar kaca jendela mobil milik Rey. Rey pun memilih diam karena memilih memberikan waktu untuk Bianca agar lebih tenang dulu. Karena Rey tau, apapun yang akan Rey katakan sekarang tidak akan banyak berpengaruh. Mobil Rey berhenti di depan rumah Bianca. Kemudian Saat Bianca akan membuka pintu mobil tanpa melihat Rey dia berkata, "Jangan temuin gue lagi Rey! Jangan pernah hubungin gue lagi! Mulai hari ini gue ga kenal Reynald Hernawan." "Bi...." Panggil Rey mengiba. Bianca tidak menyahutnya kemudian langsung bergegas keluar dari mobil Rey dan berlari masuk kedalam rumahnya. Rey memejamkan matanya dan memijat kening kepalanya dengan tangan kirinya. "Aaaaaaaarrrrgggggggg.....!!!!!" Teriak Rey sambil memukul-mukul setir mobilnya. "Gue emang brengseeeeeeeeek!!!!! "Maafin gue Bi..." Ucapnya lirih. Kemudian Rey pergi meninggalkan rumah Bianca. -bersambung-
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD