BAB 6

918 Words
Drrr drrrr drrrr "Haloo Bi..." Jawab Rey di telepon. "Hallo Rey, siang ini lo ada waktu ga?" Tanya Bianca. "Knapa emang?" Tanya Rey balik. "Gue mo kenalin lo ke cowok gue eh... calon cowok." Jawab Bianca. Ada jeda sejenak kemudian Rey menjawab, "Secepat itu Bi? Lo kan baru bilang kemaren." "Iya... sebenernya udah lama tu cowok deketin gue. Siang ini ya Rey, di cafe deket kampus gue." Jawab Bianca. "Ga bisa Bi, laen kali aja, gue masih sibuk nih banyak kerjaan." Jawab Rey menolak yang sebenernya berusaha menghindar menggagalkan rencana Bianca. "Pokoknya gue tunggu siang ini di cafe deket kampus. Bye.. tut tut tut." Bianca langsung mematikan sambungan teleponnya. Di ruangan kantornya Rey mendesah pelan. Rey yang sebenarnya ga rela Bianca dekat dengan orang lain selain dirinya berusaha memikirkan cara agar membuat hubungan Bianca dan calon cowoknya ga berjalan lancar. Di lain tempat, Bianca dan Tommy sudah duduk di cafe menunggu kedatangan Rey. "Tom, inget ya apapun yang Rey omongin ke lo, nyali lo ga boleh ciut. Awas lo sampe ini gagal gue ga kasih ijin lo jalan sama Abel." Ancam Bianca. Abel adalah temen deket Bianca dikampus. Sebenernya Tommy naksir Abel, jadi demi bisa jalan dengan Abel terpaksa Tommy menyetujui permintaan Bianca. "Iya tenang aja, demi Abel gue rela deh jadi samsak tinju Body guard loh." Jawab Tommy cengengesan. Bianca dan Tommy pun tertawa bersama dan tanpa disadari mereka, Rey memperhatikan mereka yang sedang tertawa dari kejauhan. "Ehem...." Dehem Rey yang baru datang berniat mengganggu mereka yang tengah asik tertawa. "Eh Rey, lo udah dateng? Sini Rey, kenalin ini Tommy temen kampus gue." Ajak Bianca memperkenalkan Rey ke Tommy. Tommy mengulurkan tangannya mengajak Rey untuk berjabat tangan. "Perkenalkan nama saya Tommy bang." Kata Tommy memanggil Rey dengan sebutan abang karena perbedaan umur mereka yang 8 tahun. "Reynald" Jawab Rey sambil menjabat tangan Tommy kemudian duduk disamping Bianca. Kemudian suasana menjadi hening. "Nih Rey, gue udah pesenin lo minum, lecy spring kesukaan lo." Ucap Bianca memecah keheningan. "Makasih." Kata Rey. "Oke langsung aja, kerjaan gua masih banyak." "Udah berapa lama lo kenal Bianca?" Tanya Rey ke Tommy. "Kenalnya udah dari awal masuk kuliah sih bang, cuman deketnya baru beberapa bulan ini." Jawab Tommy sesuai skenario Bianca. "Trus sejak kapan lo suka sama Bianca?" Tanya Rey to the point. "Sudah lama bang dari awal kenal udah suka sama Bianca, cuman baru brani deketin beberapa bulan belakangan." Jawab Tommy mulai gelagapan. "Apa yang lo suka dari Bianca?" Tanya Rey lagi. "Bianca baik, cantik juga pinter bang." Jawab Tommy mulai keringatan. "Alasan lo terlalu klise." Jawab Rey. "Rey." Tegur Bianca. "Rumah lo dimana?" Tanya Rey mengabaikan teguran Bianca. Bianca yang mulai merasa pertanyaan Rey terlalu jauh menegur Rey dengan memanggil namanya lagi. "Rey!!!" Rey melirik Bianca kesal. Bianca yang dari tadi diam sebenernya menahan tawa saat dilihatnya Tommy mulai berkeringat dingin menjawab semua pertanyaan Rey. "Oke, gue kasih lo ijin jalan sama Bianca, tapi inget... begitu lo nyakitin Bianca habis idup lo sama gue." Ancam Rey pada Tommy yang membuat Tommy gemeteran. Bianca yang mendengar itu berusaha menahan tawanya saat melihat ekspresi Tommy yang sudah pucat pasi mendengar ancama Rey. "Oke, gue balik kantor dulu, masih banyak kerjaan yang belom gue slesein." Pamit Rey. "Eh lo ga makan dulu Rey? Btw makasih ya Rey lo udah ngijinin Gue deket sama Tommy." Kata Bianca. "Gue masih banyak kerjaan Bi. Tapi lo harus inget ya Bi, awas aja lo macem-macem pas pacaran, gue ABBISSIN COWOK LO!!!" Jawab Rey sambil melirik Tommy. "Iya Rey gue ga akan macem-macem, janji deh. Lo ati-ati yah nyetirnya." Jawab Bianca dengan senyum. "Iya.. balik dulu ya... bye." Pamit Rey sambil mengacak-acak rambut Bianca gemas. Bianca tersenyum melambaikan tangannya di depan Rey, setelah kepergian Rey senyumnya menghilang berubah menjadi tatapan sendu melihat punggung Rey yang semakin manjauh. "Gila ya body guard loh... sereeem abiiiizzzzz.... pantesan ga ada cowok yang brani deketin lo. Untung gua naksir Abel bukan elo. Bisa serangan jantung gua tiap ngapelin lo." Omel Tommy pada Bianca. Bianca yang mendengar itu tertawa terbahak-bahak. "Ha ha ha.... tau ga hampir aja sandiriwara kita gagal gara-gara gue hampir ga bisa nahan ketawa waktu gue liat lo pucet banget ampe kringet lo bercucuran kayak tadi." "Reseh lo Bian, kalo gua tau siapa yang gua hadepin kayak Rey tadi gua ogah bantuin lo. Lagian ngapain sih lo pake bo'ong segala ma Rey? Tanya Tommy penasaran. Bianca terdiam lalu setelah itu sambil menunduk sedih dia menjawab, "Bonyoknya Rey minta gue buat bantuin mereka bujuk Rey supaya mau cepet nikah. Klo gue ga lakuin ini Rey ga bakal mau nikah, Rey bakalan selalu ngurusin gue, selalu ngintilin gue, Rey ga kan punya waktu buat pacarnya. Gue sebenernya ga rela, tapi gue juga ga boleh egois kan?" "Iya juga sih, tapi emang kalian ga saling jatuh cinta gitu?" Tanya Tomny penasaran. " Secara kalian udah sama-sama selama bertahun-tahun." "Enggak lah... kita tu udah kayak adek kakak aja." Bantah Bianca. Setelah mengatakan itu Bianca merasa ragu sama perasaannya yang menganggap Rey adalah seorang kakak tetapi segera ditepis oleh Bianca. "Gua kira persahabatan cowok cewek itu ga ada, eh ternyata beneran ada. Keliatannya Rey sayang banget ama lo." Kata Tommy. "Ya udah yuk pulang, udah jam 2 nih." Ajak Bianca. "Oke yuk. Eh lo pulangnya gimana? Mau gue anterin?" Tanya Tommy. "Ga usah, gue masih ada perlu. Lo duluan aja, gue udah pesen taxi online." Kata Bianca. "Oke deh gue langsung aja ya... bye Bian." Pamit Tommy. "Bye Tom, thanks ya atas bantuan lo." Kata Bianca tersenyum. "Sama-sama, gua juga thanks atas traktirannya ha ha bye." Kata Tommy kemudian beranjak keluar dari cafe meninggalkan Bianca sendirian melamun. Bianca mulai ragu dengan keputusannya, dia sebenernya takut Rey bakalan menjauh. Bianca belum siap dan ga akan pernah siap. Bianca udah terbiasa dengan kehadiran Rey. Tapi Bianca meyakinkan dirinya sendiri untuk tidak egois. Banyak perasaan orang-orang disekitarnya yang harus dia jaga. Dia memantapkan hati untuk melanjutkan rencananya. -bersambung-
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD