"Apa persahabatan mereka hancur karena itu?" Tanyaku tak sabar. Mas Reyhan tidak menjawabnya. Ia diam sejenak, lalu melanjutkan kembali kisahnya. "Tidak, uhm ... maksudku belum. Hubungan mereka tak ada masalah, karena pria itu lebih memilih adikku." "Hubungan adikku dan kekasihnya baik baik saja, bisa dibilang jauh dari pertengkaran. Sepanjang yang kutahu, mereka sering berlibur bersama, menghabiskan waktu bersama. Hingga akhirnya adikku dilamar tepat setelah ia menyelesaikan skripsinya, bahkan mereka sudah berencana akan menikah tak lama setelah adikku lulus." "Bersama?" Aku mengerutkan kening, merasa ambigu dengan kata itu. "Iya, bersama, Alina. Mereka bertiga. Kania, adikku dan calon suaminya, sering menghabiskan waktu bersama, entah itu liburan, mengerjakan tugas kuliah, atau hany

