Fuoco Pazzesco

2731 Words

    Lea menatap hujan salju yang tampak begitu menarik di matanya. Ia kini duduk di hadapan jendela kaca kamar Leon yang juga telah menjadi kamarnya. Sepasang kaos kaki tebal tampak membungkus kakinya yang kecil. Rasa sakit yang merambat di kaki kiri Lea, tampak tak dirasakan olehnya, ia tetap fokus melihat jatuhan butiran salju yang indah. Tetapi wajah Lea berubah masam, saat kembali mengingat kesepakatan yang telah ia setujui dengan Leon.         “Baiklah,” Leon menjeda kalimatnya dan duduk di tepi ranjang, menghadap pada Lea.     “Mari buat kesepakatan. Lahirkan seorang anak untukku. Maka setelah itu, semua kabut yang menyembunyikan kebenaran akan tersingkap. Dan saat itu pula, kau akan memiliki kebebasan di tanganmu. Kau bebas memilih tetap bersamaku, atau memilih untuk pergi darik

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD