“Biar aku dan Robin yang mencarinya, lebih baik kau menjaganya saja.” Mendengar penuturan Cho Egan, Robin mengerutkan dahi kurang setuju. Rasanya sangat malas untuk kembali ke gurun yang panas. Ia lebih suka di tempat yang lebih sejuk dan bisa menikmati air kapanpun yang diinginkan, belum lagi ia bisa tiduran sambil menikmati buah kelapa. “Kau ajak Arden saja!!” Egan berdecak. “Kau bodoh ya? Di antara kita kaulah yang memiliki kekuatan sihir, aku membutuhkan kekuatan mata ajaibmu itu untuk mencari keberadaan si penyihir.” Robin mau tidak mau akhirnya setuju. Mereka mulai melakukan pencarian denganEgan berubah menjadi naga dan Robin menaiki punggungnya. Ini kali pertama Robin terlihat dekat dengan Egan, bahkan menunggangi punggungnya. Pernah terbesit di pikirannya bahwa Egan memiliki s

