Ibu dan Mama langsung memberesi dapur begitu kami sampai rumah. Sementara Bapak, Ayah, kedua kakak kembarku juga Mas Rasya mengobrol di ruang tamu, entah tengah membahas apa. Sesekali terdengar tawa Adnan dan Qila. "Dewa sepertinya benar-benar terobsesi padamu, Pus. Laporkan saja kepolisi," kata Ibu sambil memunguti ikan-ikan goreng yang berceceran di lantai. Lantai begitu licin oleh tumpahan minyak. Irisan mentimun juga terserak di mana-mana. Pasti tadi terjadi baku hantam di sini. "Mama setuju sama ibumu, Pit. Kalian harus laporkan Dewa." Mama memberiku tatapan memohon, wajahnya terlihat khawatir. Aku menanggapi ucapan mereka yang begitu kompak dengan gelengan kepala. Mama Mas Dewa sudah berjanji bahwa anaknya tak akan kembali menggangguku. "Kamu itu kalau diomongin jangan ngeyel, Pu

