Aku menggeliat pelan, lantas membuka mata karena tangan yang coba kurentangkan tak bisa terjulur bebas. Ternyata, aku masih terlelap dalam dekapan Mas Rasya. Suamiku ini masih menutup mata. Sungguh mendamaikan melihatnya tidur selelap ini. Tanganku bergerak ke arah keningnya, mengusap lebam kebiruan karena gerak refleks semalam. Maaf Mas Rasya, aku tak sengaja. Kuusap sudut mata yang terasa basah, merasa terharu karena mendapat perhatiannya. Kupeluk tubuh Mas Rasya lalu mendongak menatapnya, tanganku menyentuh pelan pipinya, lalu ke matanya yang terkatup rapat. Teringat awal-awal saat kami dipaksa ngedate dulu, aku tersenyum kecil. Siapa sangka kami akan berada pada tahap ini? Dadaku terasa berdebar saat kucium pipi Mas Rasya. Suamiku ini meregangkan tubuh, aku memejamkan mata, merasaka

