BAB 1 part 1. Kejatuhan Cicak

488 Words
"Arrrghhh!!!" Teriak Alisya menggema di dalam kamar kosnya. Seekor cicak tiba-tiba saja jatuh tepat di atas kepalanya. Sontak saja Alisya berteriak dan mengibas-ngibaskan rambut serta seluruh tubuhnya dengan bergidik ngeri. "Apaan tuh barusan?" Alisya melihat ke bawah dan mendapati sebuah cicak yang kabur dari samping kakinya. "Al… kenapa kamu teriak-teriak? Apa kamu sudah selesai bersiap-siap?" Tanya Karin pada teman satu kost nya bernama Alisya yang kerap disapa Al. Alisya sedang memperbaiki rambut yang menurutnya masih berantakan. Apalagi setelah insiden dia kejatuhan cicak. "Mengapa aku merasakan firasat tidak baik yah. Apakah akan terjadi sesuatu hari ini?" Gumam Alisya. "Al..!! Kamu baik-baik saja 'kan?" Tanya Karin lagi dari luar pintu. "Hm, aku sebentar lagi selesai. Tunggu 5 menit lagi, oke!" Seru Alisya dari dalam kamar kosnya. 5 menit berlalu, Alisya keluar dari kamarnya sudah dalam keadaan rapi dan menjinjing tas di tangannya sembari memberikan senyum cengirnya pada Karin yang telah lama menunggu di depan pintu. "Astaga Al, kamu sebenarnya abis ngapain sih. Kok bisa lama-lama di kamar gitu?!" Karin menunjukkan jam tangannya sambil menekan-nekannya dengan geregetan. "Lihat nih udah jam 7 lebih, Al! Kamu mau kita dipecat dari Perusahaan gara-gara telat berangkat, huh?!" Alisya meraih kedua pundak Karin dan menepuknya, "Ssst… sabar dong, Rin. Aku tadi lama gara-gara rambutku berantakan karena nggak sengaja kepalaku kejatuhan cicak. Kamu kira, aku tadi ngapain huh, sampai teriak histeris gitu?!" "Kok bisa sih, Al? Kamar mu kagak pernah di bersihin kali, makanya ada cicaknya. Geli aku…" Ucap Karin, ia melepas kedua tangan Alisya dari pundaknya dan mengusap-usap kedua lengan nya dengan bergidik. "Enak aja! Sembarangan kamu ngomongnya, Rin! Kamar kos ku selalu bersih, ya..." Alisya menjatuhkan pandangan nya ke bawah. Pikirannya tiba-tiba saja menjadi buruk dan memikirkan hal-hal buruk yang belum tentu terjadi. "Aku cuma ngerasa, kayak ada sesuatu yang bakal terjadi hari ini. Huh… kok aku jadi parnoan, yah?" "Hustt.. Jangan berpikiran jelek dulu. Nggak baik tahu! Mending kita buru-buru pergi ke kantor deh. Kamu tahu sendiri 'kan, bos kita galaknya kayak apa. Udah gitu, bukannya kita mau di jemput sama Arion yah?" Alisya melirik ke arah Karin yang ada di sampingnya. "Ngomong ajh mau nebeng," "Yaelah pelit amat sama teman sendiri. Lagian Arion kan pacarmu, Al. Wajar dong, sebagai sahabat aku ikut nebeng." Kekeuh Karin. "Iya… iya… sahabat, tapi tukang nebeng. Udah ah, yuk ke depan gang. Pasti Arion udah nungguin lama." Alisya kembali memeriksa penampilannya. Setelah dirasa pas, dia menarik lengan Karin keluar dari area kos-kosan menuju depan jalan raya. "Tumben Al, cowokmu belum stay disini? Biasanya juga dia yang nungguin kamu." Ledek Karin sambil menoleh ke kanan dan kiri, siapa tahu ada taksi atau angkutan umum. "Aku juga nggak tahu nih. Tumben-tumbenan Arion telat jemputnya. Apa jangan-jangan ada masalah yah sama dia?! Coba aku telefon deh. Kamu perhatiin jalan ya, siapa tahu ada taksi." Ucap Alisya dan di balas anggukan oleh Karin. Alisya mengambil ponselnya yang ada di dalam tas dan menghubungi Arion, namun nomor kekasihnya itu justru tidak aktif.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD