Ucapan Selamat

1605 Words
"Selamat nak, kamu bisa selesai pada perkuliahanmu. " "Terimakasih, papa. " Selina Viona Utami, seorang gadis yang baru saja lulus dari dunia perkuliahannya, gadis berusia 21 tahun itu dirayakan atas dirinya yang sudah lulus. Hidupnya memang begitu sempurna, dengan kedua orangtua yang lumayan sukses dalam bidang ritel, dan dirinya sebagai anak tunggal yang begitu disayang oleh kedua orangtuanya. Selina dikelilingi oleh orang-orang yang sama suksesnya dengan kedua orangtuanya, kehidupan yang berkelompok alias circle, otomatis ia berjumpa dengan teman-teman sebayanya yang sama-sama eksis dengan dirinya. "Ciee, akhirnya lulus juga ya. " "Terimakasih banyak, gurls. " ucap Selina. "Sepertinya Ina suka dengan acara pesta, Ina mau kan acara kelulusannya dirayakan di hotel? " Selina ditawarkan untuk merayakan pesta kelulusannya di sebuah hotel, tentu saja ia menjadi senang, karena perayaan tersebut yang sangat ia mimpikan dari awal lulus sekolah menengah atas. "Mau dong pah, kita pulang ke Indonesia masih lama kan? " tanya Selina. "Tentu saja, sayang, kamu habiskan waktumu di Thailand ini dengan semaumu, dengan teman-temanmu tentunya. " jawab papa Selina, Gunawan. Selina berteriak kesenangan dengan teman-temannya, mereka akan merayakan pesta kelulusan di hotel yang akan dipesankan oleh Gunawan. "Makasih banyak, pah. " Suasana malam kota Bangkok begitu berwarna, ditambah lagi dengan lampu-lampu kota yang menerangi sudut kota, Selina dengan para sahabatnya memenuhi pesanan dari sewa sebuah hotel yang mereka tempati, hiruk pikuk acara pesta tersebut memenuhi kemeriahan dari musik yang didentumkan dalam bentuk DJ, muda mudi tersebut menikmati acara tersebut, tentu saja dengan janji sebelumnya, mereka tidak akan mengonsumsi minuman keras. Musik seketika berganti, tak lupa juga dengan pemain DJ yang mulai berinteraksi dengan para pengunjung yang datang. "Selamat untuk lulusnya, Selina. " ucap pemain DJ. Pemain DJ tersebut mengucapkan selamat kepada Selina dengan aksen bahasa Thailand yang masih terdengar, Selina seakan dirayakan, ternyata perayaannya sudah disiapkan dari awal oleh Gunawan, ia banyak-banyak berterimakasih atas acara yang ternyata sudah disiapkan oleh papanya itu. "Papamu keren banget, kamu dirayain banget kelulusannya sama dia. " ucap salah satu sahabatnya, Yuni. "Makasih gurls. " Selina menikmati masa mudanya dengan kesenangan, bersama dengan teman-temannya yang ikut merayakan kelulusannya yang sungguh meriah. "Pada mau belanja dulu nggak nih? Kan lumayan, sekalian balik party, kita belanja dulu ke Iconsiam ya. " ajak Inara. "Boleh, yang penting kita seneng-seneng dulu disini. " Selina bersama teman-temannya menikmati pesta, setelahnya, ia dan teman-temannya mulai meninggalkan hotel untuk menuju ke pusat perbelanjaan yang akan mereka kunjungi. Setibanya di pusat perbelanjaan tersebut, Selina dengan teman-temannya mengunjungi setiap store yang menjajakan makeup, pakaian maupun sepatu yang memiliki brand ternama, mereka satu-satu memilih apa yang mereka inginkan, kemudian membayar masing-masing. "Mau makan dulu gak nih? " tanya Yuni. "Paling mentok makan Tom yum, nggak dulu ah. " ucap Inara. "Kan ada makanan lain disini, tinggal pilih satu-satu aja disini, kalau mau makan nasi, ada Khao Pad tuh. " ucap Clara. "Udah, sekalian makan Mango Sticky Rice aja kita makannya, lagi BM makanan yang manis-manis nih. " ajak Regina. "Pilihan yang bagus, ayok. " Mereka mulai mencari makanan manis tersebut, sembari membawa barang-barang yang dibeli oleh mereka, gadis-gadis tersebut merasa bahwa malam tersebut dihabiskan dengan rasa bahagia. Menunjukkan pukul 1 malam, akhirnya Selina kembali ke penginapan dengan membawa berbagai belanjaan yang baru saja dibelinya, begitu bebas ia menikmati perayaan atas kelulusannya, ia membuka pintu penginapannya dengan perlahan, memastikan bahwa kedua orangtuanya tidak akan terbangun dari tidur. "Baru pulang? " Selina terkejut, ia dikagetkan oleh mamanya, Hania. "Mama belum tidur sekarang? Ina kaget tau. " tanya Selina. Hania menggelengkan kepalanya, ia menyambut anaknya yang baru saja pulang dari luar, dengan bermacam-macam barang belanjaan yang dibawanya. "Kamu kenapa sampai tidak ingat pulang? Apa selama empat tahun disini, kamu selalu keluar semalam ini, Ina? " tanya Hania. "Eng--enggak kok, cuma ini aja. " jawab Selina gugup. Selina menolehkan matanya ke penjuru ruangan, ia bergumam mencari alasan kepada Hania, namun Hania bisa tahu bahwa Selina itu berbohong dengan kebiasaannya selama di Thailand. "Ina, selama disini, kamu nggak ada cowok kan? Atau, kamu mainnya bebas gitu? " tanya Hania. "Ya, nggak ada kok mah, enakan selalu sama mama dan papa, jelas Ina selalu dimanjain, mau beli itu ini pasti dipenuhin, kalau sama cowok, yang ada Ina jadi umpan bualan semata aja. " jawab Selina. Hania menganggukkan kepalanya. "Mama cuma khawatir aja, kamu kan tau negara Thailand ini bebasnya kayak gimana, jadi mama cuma memastikan kalau kamu nggak pernah satu kamar sama cowok selama disini. " ucap Hania. "Yang ada ketemu ladyboy Ina disini, kan cowoknya lumayan langka untuk ketemu yang straight. " ucap Selina. Hania tertawa ketika mendengar ucapan Selina, berarti setiap jawaban yang dibalas oleh anaknya bisa dipercaya, hanya saja kebiasaan baru anaknya yang keluar pada malam hari yang membuatnya menjadi khawatir. "Besok, keluarga papa bakalan berangkat ke sini, mereka mau kasih ucapan selamat sama kamu. " ucap Hania. "Keluarga papa datang kesini? Ngapain? " tanya Selina. "Ya, mereka mau datang aja buat ucapin selamat sama kamu, keluarga mama kan nggak bisa datang, jadi kamu jangan sampai kurang tidur. Itu barang-barang kamu juga jangan lupa, diberesin dulu sebelum tidur nanti. " jawab Hania. Selina menganggukkan kepalanya, sembari masih terus melihat barang-barangnya, Hania menatap ke arah anaknya yang terus sibuk melihat apa yang dibelinya. "Ina. " "Iya mah, kenapa? " tanya Selina. "Kamu selama di Thailand, ada rencana mau kerja apa nggak disini? " tanya Hania. Selina berdengung, ia sembari berpikir, kemudian menggelengkan kepalanya. "Kayaknya belum ada mah, Ina juga mau kerjanya di Indonesia aja, nerusin kerjaan papa sama mama aja disana. " jawab Selina. "Kalau bisa, kerja disini aja sekalian, kan kerja disini juga lumayan nak. Kerja ritel kayak kami ini juga ada resikonya tersendiri, apalagi kamu juga gak terlalu bisa buat atur itu semua. " ucap Hania. "Ya, tapi kan Ina bakalan belajar sama papa, gimana cara ngaturnya, masa mama nggak percaya sama Ina? " tanya Selina. Hania menghela nafasnya, ia menganggukkan kepalanya, karena Selina sudah berhasil membuatnya bungkam. "Oke, mama akan percaya dengan apa yang kamu ucapkan. Semoga gelarmu tidak sia-sia saja disini, mama akan selalu ada buat kamu dalam melakukan apa yang kamu mau. " ucap Hania. Selina tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Sudah, sekarang kita tidur, jangan buat papa terbangun karena kita. " ajak Hania. "Ini ditinggal dulu ya, besok Ina rapikan. " "Oke, sekarang kita langsung istirahat saja. " ucap Hania. --- Keesokan harinya, keluarga Selina sudah bersiap untuk menyambut kedatangan keluarga dari Gunawan, mereka membawa berbagai hadiah untuk Selina yang kini sudah menyelesaikan studinya di Thailand. Berbagai hadiah diberikan kepada Selina, tentu saja Selina sangat senang ketika menerima semua hadiah tersebut, dan tak lain hadiah yang diberikan oleh para keluarga dari papanya itu merupakan hadiah-hadiah yang mahal. "Makasih banyak ya, tante dan om. " ucap Selina. "Sama-sama, Lina, kami tahu, kamu menyelesaikan studi ini dengan baik, maka kami juga akan memberikan hadiah yang bagus untuk kamu juga. " ucap salah satu paman Selina. Selina merasa senang, satu persatu sambil menyimak obrolan dari keluarga papanya ia membuka berbagai hadiah yang diberikan, dan juga menunjukkan berbagai hadiah yang diterima olehnya. Ponsel Selina berdering, Selina melihat nama yang ada di layar ponselnya, wajahnya seketika sumringah, dimana ia dihubungi oleh kekasihnya. "Sayang, kamu nelponin aku? Ada apa? " tanya Selina. 'Dimana kamu? Aku udah ada disini. ' Kekasih Selina, Aris, memberitahukan bahwa dirinya yang berada di Thailand sekarang, sebuah kejutan untuk Selina, alhasil ia bersemangat. "Mau aku susul gak nih? " tanya Selina. 'Boleh, susul aku di Wat Pho ya, nanti aku susul kamu kalau kita udah ketemu. ' "Oke sayang, tunggu dulu. " Selina mematikan ponselnya, ia menaruh hadiahnya, dan bangkit dari tempat tidurnya. "Mau kemana kamu? " tanya Hania. "Aris datang ke sini mah, Ina mau kesana dulu. " jawab Selina. "Kamu masih sama Aris? Mama kan-- " "Udah, susul aja dia, pasti dia udah nungguin Ina. " ucap Gunawan. Selina menganggukkan kepalanya, Hania melihat anaknya yang pergi begitu saja, setelahnya, Hania menyenggol bahu Gunawan. "Pah, anaknya pacaran malah disuruh samperin. " "Udah, anak kita udah besar mah, apalagi dia sudah menyelesaikan studinya. " ucap Gunawan. Gunawan melanjutkan obrolannya dengan keluarganya, sedangkan Hania menatap ke arah anaknya yang telah pergi, sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya. Menggunakan taksi untuk menuju ke kuil yang dimaksud, akhirnya Selina sampai di kuil tersebut, dengan berbagai para turis yang memenuhi lingkungan kuil tersebut. Selina mencari keberadaan Aris, dikala penuhnya para pengunjung, setelahnya, matanya ditutup oleh seseorang, membuat Selina kebingungan dan meraba tangan tersebut, namun ia mengenali parfum yang dihirupnya. "Ris, aku tau ini kamu. " Aris tersenyum, kemudian ia melepaskan tangannya yang menutup mata Selina, Selina berbalik dan memeluk Aris. "Kapan nyampenya disini? " tanya Selina. "Kemarin, sengaja nggak ngasih tau kamu kalau aku disini. " jawab Aris. Selina melepaskan rindunya dengan Aris, hampir 4 tahun mereka tidak berjumpa, hubungan mereka yaitu long distance relationship, berjumpa pada saat itu, saling bertukar kabar dari saling menelpon ataupun video call. "Kamu kenapa nggak samperin aku di penginapan aja? Kebetulan ada keluarga papa aku. " tanya Selina. "Nggak deh, enak kita berduaan begini aja, ada keluarga kamu jadi malu aku. " jawab Aris. Selina tersenyum, sembari ia memeluk kembali Aris. "Oh ya, ini hadiah buat kamu. Happy graduation ya. " Aris memberikan hadiah untuk Selina, Selina dengan sumringah menerima hadiah tersebut, dan juga ia banyak mengucapkan terimakasih kepada pacarnya itu. "Makasih sayang, aku benar-benar seneng banget, apalagi kamu datang langsung ke Bangkok. " ucap Selina. "Sama-sama sayang, aku juga udah kangen banget sama kamu, apalagi kita sampai 4 tahun nggak sebentar buat kita. " ucap Aris. "Kita cari makanan yuk disini, katanya ada makanan enak didekat sini. " ajak Selina. "Boleh juga, ayo. " Aris menyodorkan lengannya ke arah Selina, Selina merangkul lengan Aris, kemudian kedua pasangan itu pergi menuju ke tempat makan yang dituju oleh mereka berdua.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD