HAVEN - Part 3

1091 Words
Kobaran api itu melahap bangunan yang terbuat dari kayu. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh Simon, anak buahnya melakukan apa yang ia minta, bahkan orang-orang yang sudah dihabisi oleh mereka, ikut terbakar dalam kobaran api yang besar itu. "Kalian tunggu di sini, aku akan menelepon pak boss." ^^^ Fiona menyentak kasar tangannya yang digenggam oleh Simon, ia tatap pria itu dengan sorot mata yang terlihat marah. "Apa maksudmu paman?" "Kau ingin aku menikah dengan wanita ini?" Haven menunjuk Fiona dengan wajah yang terlihat jijik. Denzel, dan Victoria saling pandang. "Kalian sudah datang?" Helena muncul dari dalam kamarnya, wanita cantik yang kini sudah berumur 50-an itu mendekat ke arah mereka. "Kau pasti Fiona kan?" "Kau mengetahui semuanya mom?" Helena menatap Haven, "bagaimana... kalau kita ke meja makan?" Helen mencoba mengalihkan pertanyaan Haven, ia tatap satu persatu yang ada di sana. Haven hanya memutar matanya dengan bosan. Helena sama sekali tidak menjawab pertanyaannya! "Aku tidak akan ikut," jawab Haven, dan berniat ingin pergi dari sana. "Siapa yang menyuruhmu pergi?" suara berat Simon menghentikan langkah Haven. "Apa perlu aku menjawab pertanyaan itu?" Haven menatap datar Simon. "Kau memintaku untuk ke sini karena ingin membangun kebersamaan di meja makan kembali. Tapi nyatanya, kau malah membuatku semakin ingin memiliki jarak dengan kalian!" "Haven!" suara Simon sedikit meninggi. "Jaga bicaramu! Kau seperti ini hanya akan membuat orang lain memandang negatif dirimu nak!" "Tidak perlu memikirkan orang lain, toh dimata mereka aku memang seperti itu! Aku anak dari seorang mafia, yang pekerjaannya hanya menghilangkan nyawa orang yang tidak bersalah -" Plak!!! Tamparan keras milik Simon mendarat dengan mulus di pipi kiri Haven. Semua yang ada di sana terkejut akan apa yang telah mereka lihat, bahkan Victoria, dan Fiona sampai menutup mulutnya dengan tangan. "Suka sekali kau membahas itu semua! Aku seperti ini ada alasannya nak!" bisik Simon, dengan sebelah tangannya, ia mencengkram kerah kaos yang Haven kenakan. "Kau tidak boleh menentang ku! Kau harus dengarkan semua yang aku katakan! Ada alasannya aku melakukan ini untukmu! Dan sekarang lah saatnya kau mendengarkan semuanya!" Dan di sinilah mereka semua, duduk di meja makan, posisi Haven berhadapan dengan Fiona. Pria itu melipat kedua tangannya di depan d**a, dengan tatapan mata yang terarah pada meja makan. Ia tidak sudi menatap Fiona. Wanita asing, yang tiba-tiba dibawa oleh Simon, dan berniat pria tua itu jodohkan dengan dirinya! Cih! Aku tidak akan pernah menikah dengan mu! Umpat Haven dalam hati. "Dengarkan aku baik-baik," suara Simon mulai terdengar, ia melirik Haven, "terutama kau Haven," Haven masih setia dengan posisinya. "Fiona, anak dari temanku sewaktu kuliah. Aku dan ayahnya dulu tidak terlalu dekat, tapi saat kakek kalian masuk rumah sakit, dia lah yang terus menemaninya saat aku sibuk membalaskan dendamku pada Alvino," Haven tersenyum sinis mendengar cerita Simon. Fiona melihat ke arah Haven. Mata birunya menatap wajah maskulin pria itu, kulitnya yang tidak terlalu putih, dengan mata yang berwarna hazel, dan tampak cantik. Kedua alisnya tebal, tulang hidungnya juga tinggi, memiliki jambang yang tipis, dan rambutnya yang coklat keemasan. Kalau rambutnya dicat warna hitam pasti dia akan terlihat semakin tampan. Gumam Fiona dalam hati. Perhatiannya kembali pada Simon, ketika mata Haven bergerak ke arah nya. "Saat ini ayah Fiona disandera oleh Wrathborn," Ketiga anak Simon langsung menatap horor pria tua itu. "Wrathborn? Mereka kan musuh kita, dad," saut Denzel dengan wajah yang tampak syok. "Bagaimana ayah Fiona bisa mengenal Wrathborn?" kini suara Victoria yang terdengar, sedangkan Haven hanya menatap keheranan Fiona yang tampak bingung di tempatnya. "Kau tidak mau menjawab pertanyaan dari adikku?" tanya Haven dengan wajah, dan suara yang sinis pada Fiona. "Haven," Helena memperingati Haven, ia menggelengkan kepalanya, agar Haven memperlakukan Fiona dengan baik. "Apa yang Emir lakukan, hingga Wrathborn mengincarnya nak?" suara Simon dengan lembut menyapa gendang telinga Fiona. "Aku tidak tahu, bagaimana mereka mengenal ayah. Beberapa hari ini, ayah berprilaku aneh, dia selalu marah, dan membentak ku. Aku tanya alasannya kenapa dia seperti itu, dia malah meninggikan suaranya, dan mencekik ku," "Emir mencekik mu?" suara Simon berubah khawatir. Helena yang duduk di samping Fiona dengan sigap menyibak rambut wanita itu, dan benar saja ada bekas memar di sekitar lehernya. "Pasti itu semua karena mereka! Hasutan mereka tidak main-main!" ucap Simon dengan kedua tangan yang terkepal di atas meja. "Lalu hubungannya dengan ku apa?" semua mata tertuju pada Haven. "Dia yang memiliki masalah, lalu kenapa harus aku yang menikah dengannya?" Haven butuh penjelasan untuk pertanyaannya kali ini. Alasannya harus jelas, dan masuk akal. Menikah merupakan hal yang sangat sakral, dan Haven ingin melakukannya sekali seumur hidupnya, dan bersama orang yang ia cintai! "Kau harus menjaganya nak," Haven kembali dengan senyuman sinis nya, "apa tidak ada alasan yang lebih masuk akal dari itu?" ia menatap kesal Simon, "kalau hanya untuk menjaga, kenapa harus menikah dengannya? Kan dia bisa tinggal di rumah ini bersama kalian. Kalian kan ingin suasana rumah ini kembali ramai seperti dulu, ya sudah, suruh saja dia tinggal bersama kalian-" "Tidak hanya itu alasannya nak," "Lalu apa dad?! Bisakah kau langsung mengatakannya saja tanpa berbelit-belit?!" Haven sudah sangat emosi, wajahnya memerah karena amarahnya yang sudah tertahan sedari tadi. "Menikahlah dengan Fiona, Haven. Hanya kau yang bisa menjaganya dari tangan Wrathborn. Aku hampir terlambat untuk menyelamatkannya!" Kedua mata Haven mengedip, kepalanya reflek menoleh ke arah Fiona. Fiona langsung menurunkan kedua tangannya ke bawah meja, saat Haven menatapnya, ia juga menutupi pipinya yang terluka dengan tangan. "Hanya dia yang bisa aku selamatkan! Sedangkan ayahnya... ayahnya bersama Wrathborn sekarang! Dan hanya kau juga yang bisa menyelamatkannya!" Haven menatap Simon dengan sorot mata yang tampak kalut, "why me, dad? Denzel juga bisa-" "Tidak nak, hanya kau yang bisa menandingi Wrathborn. Hanya kau yang bisa melindungi Fiona dari kelompok mereka! Saat ini pemimpin dari kelompok itu sedang mencari-cari keberadaan Fiona," Simon menatap Fiona yang tampak terkejut akan pernyataan yang ia sampaikan. "A-apa mereka juga mengincar ku, paman?" Simon mengangguk, "ya, mereka tidak akan melepaskan begitu saja anggota keluarga yang membuat perjanjian dengan mereka! Semua keluarga itu harus habis ditangan mereka, jika kelompok mereka masih tetap ingin ada, dan tidak terlihat oleh polisi. Jika mereka tidak membunuh keluarga dari si pembuat janji, maka dipastikan mereka akan membusuk di penjara," Simon menoleh ke arah Haven yang terlihat gusar. Pria itu bahkan menyibak rambutnya ke belakang, dan mengigit bibirnya dengan keras. "Kau mau memenuhi permintaan ku, Haven?" Haven melirik Simon, jika aku menerima permintaan mu, lalu bagaimana dengan hubunganku bersama Selene, dad? Aku tidak bisa mengakhiri hubungan ku dengannya begitu saja. Aku mencintai Selene, aku tidak bisa jauh darinya. "Maaf dad, aku harus menolak permintaanmu kali ini," Kedua alis Simon bertaut. "Aku sudah memiliki kekasih, dan aku berniat ingin menikahinya."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD