BAB 8

1250 Words
"Anjani, Mengapa kau kembali tolong jangan ganggu aku," ucap Adam ketakutan. Gadis itu hanya memandang dingin pria yang saat ini sedang dipengaruhi oleh alkohol.  "Siapa Anjani? Aku tidak tahu nama yang kau Sebutkan itu Tuan," jawab gadis itu. "Kau Anjani Aku yakin tidak salah melihat," Adam dengan yakin menjawab. "Sepertinya kau salah orang tuan, aku tidak mengetahui Siapa orang yang kau sebut itu," "Kau seperti seseorang yang semalam telah menabrak," jawab kesal gadis itu. Adam mengingat kejadian malam itu, Ia sangat ketakutan malam itu sampai akhirnya ia meninggalkan tempat itu. "Jangan ganggu aku lagi Anjani, kau sudah mati," Jawab Adam dengan suara bergetar. "Hei siapa yang kau bilang mati, perkenalkan nama ku Angel bukan Anjani yang dari tadi kau ucap," Gadis itu menjelaskan . Adam yang mendengarkan semua penjelasan itu masih belum mempercayai semua dan apa yang dilihatnya sekarang ini. Karna Adam saat ini masih dalam pengaruh alkohol dia tidak bisa berpikir secara baik. ia dengan bingung akhirnya berteriak seperti orang yang sudah hilang akal. "akhhh.." Adam berteriak sambil memegang kepalanya yang terasa pusing. "Baiklah, sebaiknya aku pergi dari sini," ucap dingin gadis itu. Dan tampa Adam sadari ada senyuman misterius yang terlukis di wajah dingin gadis itu. Bimo akhirnya menemukan Adam yang terlihat dalam keadaan tidak baik, Bimo sangat khawatir dengan keadaan Adam saat ini . "Ada apa dengan mu ? mengapa kau berteriak-teriak," "Sepertinya kau harus segera pulang dan beristirahat," akhirnya Bimo membopong dan mengantarkan pulang sahabatnya itu yang sedang kelihatan tidak dalam keadaan baik-baik saja. ... Mobil Sarah berhenti di lampu merah persimpangan jalanan kota yang sudah agak sepi,walaupun ada beberapa mobil yang berlalu lalang.  Deru suara mobil memasuki sebuah pekarangan rumah yang cukup besar berwarna coklat keemasan dengan lampu taman yang menyala agak terang. Mobil berwarna hitam terparkir rapi di depan garasi yang tertutup rapat. Sarah membuka pintu belakang mobilnya dengan perlahan, tangannya meraih semua belanjaan bulanannya. Tangannya merogoh saku jaketnya, mencari benda kecil yang sudah ia persiapkan sedari tadi. Tangan kanan Sarah sibuk mengutak-atik lubang kecil di pintu sementara tangan kirinya menopang semua belanjaannya. Cklekkk .. Pintu rumah terbuka perlahan dan mendapati rumah dalam keadaan sepi dan gelap. Berarti suaminya belum pulang dan kemungkinan akan pulang larut malam lagi. Tangannya meraba dinding, mencoba menemukan saklar untuk memberikan penerangan di ruang tamu. Sarah meletakan semua barang belanjaan di meja dapur. Ia membuka pintu kamarnya dan tangannya menekan saklar yang ada di dinding kamar, membuat suasana sedikit remang karena penerangan dari lampu meja saja. Sarah membasahi tubuh dinginnya dengan guyuran air hangat yang mengucur dari sela lubang kecil shower yang berada di atas kepalanya. Tangannya memilih salah satu piyama satin yang s*****l, sedikit memperlihatkan lekuk tubuhnya. Sarah saat ini sibuk menyortir surat yang masuk ke dalam kotak posnya, semuanya pasti tertuju untuk sang suami. Tak pernah sekali pun Sarah membuka surat yang tertuju untuk suaminya. Sudah 1 jam berlalu, namun belum juga ada dering telepon dari Adam. Sarah berbaring di sofa dan membuka salah satu halaman buku yang belum selesai dibaca, perlahan penglihatannya melemah menjadi kabur, halaman buku yang baru dibaca bahkan sudah kabur karena gerakannya. Bunyi pintu depan yang terbuka kemudian tertutup membuatnya tergugah dari tidurnya yang belum sepenuhnya terlelap. "Sayang" serunya sembari menggosok kedua matanya yang terasa kabur padahal baru tertidur selama 10 menit. Sarah mengulurkan lengannya ke lampu di samping kepalanya, dan memeriksa jam yang terpajang di dinding, pukul sebelas lebih seperempat. Tidak terlalu larut, bahkan Sarah sudah pernah mendapati suaminya pulang ketika sang surya menampakkan semburat warna kuning keemasan yang menyilaukan mata. Tidak ada jawaban dari orang yang di ajak bicara oleh Sarah. "Sayang kau baru pulang?" pertanyaan itu kembali di lontarkan Sarah. "Yeah, it's me Sayang" ujarnya yang sudah berjongkok di hadapannya, senyum mengembang di bibirnya, menampakkan deretan gigi putihnya, ia bahkan terlihat lelah setelah seharian bergulat dengan berkas yang menghiasi meja kerjanya. Sarah merengkuh tubuh lelah suaminya, memberikan beberapa ciuman di kening, kedua pelupuk matanya, pipi, hidung, dan tentu bibirnya yang terlihat pucat. "Kau pucat Sayang ? Apa kau sakit?" tanya Sarah khawatir. Pria itu hanya menggeleng lemah. "Kau sudah makan ?"  Dan Sarah hanya mendapatkan gelengan lemah kembali. "Baiklah, aku akan mempersiapkan makan malam untuk mu sayang, Dan kau segeralah mandi agar kau lebih baik," cerca Sarah yang sangat perhatian kepada lelaki yang ada dihadapan nya. Sarah sangat aneh dengan perilaku suaminya malam ini, karna yang ia tahu secapek apapun suaminya saat pulang tetap terlihat ceria saat bersama, Tapi sangat berbeda dengan apa yang ia lihat sekarang ini. selesai ia mempersiapkan makan malam untuk mereka berdua, ia segera menuju ke kamar untuk memberi tahu suaminya itu. Di lihatnya sang suami sudah selesai mandi. "Oh iya, tadi ada beberapa surat untukmu. Aku meletakkannya di meja kerjamu, dan aku harap kamu tidak membukanya di kamar tidur, Sayang. Kamu tau aku tidak suka kebiasaan mu membawa pekerjaan ke dalam kamar. "Maaf, Terimakasih. Nanti akan k*****a" Tampa ada ekspresi sang pria itu menjawab. Mendapat perlakuan yang tidak biasa ini tampak Sarah sedikit kecewa malam ini terhadap lelaki ini. "Baiklah ayo makan malam sudah selesai , mari kita turun kebawah," Ajak Sarah . "Aku tidak berselera makan sayang, kau makan lah sendiri tidak apa-apa kan , aku sedikit lelah dan ingin segera tidur," tanpa melihat ekspresi sang istri, lelaki itu langsung membaringkan tubuhnya. Sarah tampak sedih dan tak terasa bulir air menetes membasahi pipinya. Ia segera menghapus nya sebelum ia ketahuan menangis. Dengan langkah berat ia pergi keluar kamar, dan disinilah sarah menangis sendiri di depan masakan yang ia persiapkan untuk sang suami. Sarah sangat bingung dengan sikap suaminya malam ini, ia belum pernah mendapatkan sikap dingin seperti ini. Setelah lelah menangis ia merasa kantuk yang sangat berat , ia melangkah menuju ke kamarnya kembali dan dilihat punggung sang suami yang membelakanginya itu tertidur pulas. Akhirnya Sarah pun ikut tertidur dengan hati yang sedih . Sarah baru ingin memejamkan mata tiba-tiba bunyi bel rumah mengagetkan nya. "Siapa yang datang larut malam begini ya ?" Sarah berucap pelan. Sekilas Sarah melihat disisi tempat tidurnya sebelum ia beranjak melihat siapa yang datang di larut malam ini. Dengan langkah gontai ia menuju pintu. Saat ia membuka pintu, Betapa kagetnya Sarah dengan apa yang dilihatnya saat ini. "Selamat malam Sarah, maaf aku mengantarkan Adam pulang dalam keadaan begini, ia terlalu banyak minum tadi," Sarah yang melihat itu semua menjadi pucat dan tak dapat mengeluarkan satu kata pun. Bimo yang melihat itu semua merasa aneh dan bingung dengan Sarah saat ini. "Maaf Sarah bolehkah aku membantu membawa masuk Adam ke dalam kamar," Bimo menawarkan bantuan. Sarah yang merasa aneh berlari menuju kamar dan dengan rasa takut Sarah membuka pintu kamarnya dengan rasa takutnya, Betapa kagetnya Sarah mendapatkan kamar yang kosong terutama bagian kanan tempat tidur yang ia yakin tadi ada sosok yang tidur disitu. Tubuh Sarah bergetar ketakutan. "Sarah, apa kau baik-baik saja?" Bimo melihat sarah dengan tatapan anehnya. Melihat sarah yang tiba-tiba ketakutan membuat Bimo semakin aneh. Sebelum ia bertanya kepada Sarah, Bimo meletakan Adam ke tempat tidurnya. Bimo segera mendekati Sarah yang saat ini terlihat tidak baik-baik saja.  "Sarah, kau kenapa? Apa ada masalah ?" Tanya Bimo hati-hati. "K..kau, a..apa seharian ini bersama dengan Adam?"Tanya Sarah dengan suara bergetar. "Iya, kami seharian ini bersama meeting dan berakhir di klub" Bimo menjawab dengan hati tak enak. Mendengar jawaban Bimo,Sarah semakin di landa ketakutan dengan peristiwa aneh ini. "Bim, apa kau bisa menginap disini malam ini?"  "Kau kenapa Sarah, kau tidak seperti biasanya," Bimo cemas melihat keadaan Sarah saat ini. "Baiklah aku menginap disini,"Bimo akhirnya memutuskan menginap. Bimo segera menuju kamar tamu,karna ia pun saat ini sangat lelah .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD