Gombalan Virgo

1618 Words
"aku nggak mau ke sekolah lagi" Reina mengucap kan itu dengan nada cemberut nya. Alvin hanya mengangguk kan kepalanya. Dan ia pergi ke mobil nya berada. Alvin pun masuk dan di susul oleh Reina. "Kita kemana pak?" Pertanyaan Reina hanya dijawab dengan diam nya Alvin. Alvin pun melajukan mobilnya menuju entah kemana. Hanya Alvin dan tuhan saja yang tahu. Mobil pun berhenti di POM bensin. Alvin mengisi bensin mobil nya. Dan Reina pergi ke toilet karena ingin buang air kecil. Setelah selesai pengisi an bensin dan Reina telah melakukan ekskresi. Meraka pun melanjutkan perjalanannya. Alvin mengentikan mobil nya di sebuah restoran siap saji. Mereka berdua pun turun. Alvin berjalan mendahului Reina dan Reina senantiasa berjalan di belakang bagaikan bodyguard. Disana Alvin bertemu dengan seorang laki-laki tampan. Lelaki tersebut merangkul leher Alvin padahal jarak tinggi mereka masih tinggi an Alvin. Alvin pun duduk dengan lelaki tersebut. Reina hanya diam ia tidak tau harus melakukan apa. "Duduk" Alvin mengintrupsikan Reina agar duduk di sebelah nya. Reina pun duduk di sebelah Alvin. " Anak siapa yang lu culik kali ini?" Lelaki tersebut menanyakan keberadaan Reina ke Alvin. "Kenalin dia virgo temen aku" Alvin memperkenalkan virgo ke Reina. Reina tersenyum ke arah Virgo dan menjulurkan tangan nya. "Aku Reina" Virgo pun membalas jabatan Reina. "Virgo" virgo menjawab dengan senyuman. Virgo terkesima dengan Reina. Ia cantik, cantik yang alami. "Lu udah punya pacar?" Pertanyaan virgo membuat Reina tersedak air liur nya sendiri. Bagaimana tidak terkejut ia di tanya oleh lelaki muda tampan apa ia sudah punya pacar. Sedangkan di sebelah nya adalah calon suaminya. "Emm tidak" Reina tidak salah kan? Ia emang tidak punya pacar. Tapi ia sudah mempunyai calon suami. "Wah gue bisa jadi kandidat dong?" Virgo mengucap kan hal itu dengan nada guyon nya. Reina tertawa ringan. Setelah itu virgo memanggil pelayan untuk memesan makanan. Setelah memesan makanan pembicaraan Virgo dan Reina berlanjut. Bahkan mengabaikan keberadaan Alvin. "Lu masih sekolah?" Tanya Virgo ke Reina. " Kan aku pakai seragam kak" jawab Reina. Entah kenapa Reina merasa kak Virgo ini orang yang asik. "Btw kamu apanya si apin?" Tanya Virgo. Reina menahan tawanya karena ia ingat, Amel dan Feroza pun menamai guru ini dengan apin. "Dia calon istri gue" jawaban dari Alvin sontak membuat virgo dan Reina menatap Alvin. " Maksud lu?" Virgo bertanya kepada Alvin dengan wajah bingung nya. " Dia calon istri gue. Kita dijodohin" penjelasan dari Alvin membuat virgo menahan tawanya. "Kalian Dijodohin?" Tanya Virgo masih dengan menahan tawa nya. Reina sudah kesal setengah mati. Ia tidak tau kenapa Alvin harus membuat virgo mengetahui kalau ia calon istri nya, bahkan dijelaskan kalau mereka dijodohkan. Bikin Reina malu. " Wahh boleh dong kalau gue nikahin Reina, setidaknya ada satu pihak yang mencintai" virgo mengedipkan sebelah matanya ke arah Reina. Reina yang melihat virgo melontarkan lelucon membuat Reina antusias untuk menjawab lelucon Virgo. " Boleh kak, besok pagi ya?" Lelucon Reina membuat virgo dan Reina tertawa, terkecuali Alvin yang masih stay dengan handphone yang ada di tangan nya. " Oke-oke besok pagi kita akad, terus siang kita resepsi, malam kita ngapain?" Pertanyaan virgo membuat Alvin mengalihkan tatapannya yang semula dari handphone ke arah virgo. "Ngitung duit aja kak" jawaban Reina mendapatkan gelak tawa dari Virgo dan senyuman tipis dari Alvin. Setelah itu pesanan mereka datang. Mereka pun makan dalam diam. Setelah makan an selesai. Virgo pamit untuk menjemput adik nya yang berada di les an. Alvin diam dan Reina pun diam. Tidak ada perbincangan di kedua nya, Meraka sibuk dengan alat elektronik yang berada di genggaman mereka. 15 menit berlalu. Dan Reina sudah merasa bosan. "Pak pulang yuk?" Alvin menatap Reina dan melihat jam tangannya. Setelah itu Alvin bangkit dan melangkah menuju parkiran mobil dan diikuti Reina. Setelah itu Alvin mengantarkan Reina untuk pulang. "Pak nanti bapak mampir dulu aja" Alvin mengiyakan ajakan Reina. Setelah sampai Alvin dan Reina masuk ke dalam kediaman keluarga Reina. "Maleeemm" Reina terak di rumah besar ini. "Eh udah pulang anak papa, gimana tadi fitting baju nya?" Bagus menghampiri Reina dan menanyakan tentang fitting baju tadi. "Ya gitu capek" jawaban Reina membuat bagus terkekeh. " Pa di ruang tamu ada pak Alvin" ujar Reina. " Eh kok nggak bilang dari tadi? Biar papa temuin Alvin dulu" Reina mengangguk kan kepalanya dan berjalan menaiki tangga menuju kamar nya. Bagus berjalan ke arah ruang tamu. " Wah calon mantu datang" bagus menghampiri Alvin. Alvin pun berdiri dan Salim ke bagus. "Duduk-duduk" Alvi yang di persilahkan pun duduk. "Gimana tadi? Lancar fitting nya?" Tanya bagus. " Alhamdulillah om" jawab Alvin sembari senyum. Laura menghampiri Alvin dan bagus dengan membawa 2 gelas minuman jeruk. "Maaf ya nak hanya ada ini" ujar Laura. "Gak papa Tan ini aja udah lebih dari cukup kok" jawab Alvin. "Reina mana ma?" Tanya bagus ke sang istri. " Lagi ganti baju pa" setelah jawaban dari Laura terdengar suara pintu terbuka. Ryan masuk ke rumah itu dan langsung mentap Alvin. Ketahuilah bahkan sampai sekarang Ryan masih tidak ingin Reina menikah muda. Jadi ia sedikit malas melihat Alvin ya meskipun ia tau Alvin tidak salah apa-apa, tapi tetap saja Alvin adalah calon nya. "Ryan panggil adik mu gih, ada Alvin kok malah nggak turun-turun" Ryan mengangguk an kepalanya dan pergi menuju kamar Reina. Di depan kamar Reina Ryan Langsung membuka kamar Reina. "Ya ampun dek kok lu cuma pakek handuk doang sih" omel Ryan. Disana di kasur queen size terlihat Reina merebahkan badannya santai dengan hanya menggunakan handuk yang hanya sebatas menutupi d**a hingga 5 cm di bawah perut. "Untung papa nyuruh gue yang datang kesini, kalau Alvin gimana?" Omel Ryan lagi. Reina hanya mendengus kesal. "Dan ya nggak mungkin banget pak Alvin langsung bukak tuh pintu kamar odong" sahut Reina sensi. " Cepet lu ganti baju udah ditunggu Alvin" bukannya malah nurut Reina malah tetap santai sembari memainkan handphone nya. " Dek" Ryan menyuruh Reina untuk kebawah lagi. Reina memutar bola matanya kesal. Ia langsung berdiri dan hendak menuju pintu keluar. "Lu mau kemana?" Tanya Ryan. " Keluar lah katanya gue disuruh nemuin pak Alvin" mendengar jawaban Santai Reina membuat Ryan menjitak kepala Reina pelan. " Ya ganti baju ogeb, lu mau keluar cuma pakek handuk?" Pertanyaan Ryan di jawab i oleh Reina dengan anggukan kepala. "Kenapa? Toh besok nikah gue bisa bebas sama pak Alvin" lagi dan lagi perkataan Reina membuat Ryan menjitak kening Reina pelan. "Ganti baju terus kebawah, baju yang bener" setelah mengucapkan itu Ryan keluar dari kamar Reina. Reina yang melihat itu semua tertawa senang. Ya kali ia akan keluar cuma pakai handuk doang. Sedangkan disana guru nya sedang menanti dirinya, eak... Reina pun mengganti pakaian nya dengan kaos hitam lengan pendek dan celana training Hitam. Reina keluar kamar dan menemui calon suaminya itu. "Nah ini Reina, lama banget nak?" Bagus menyambut kedatangan Reina dengan sedikit Omelan. "Ya maklum capek pa" Reina menjawab nya dengan santai. Ia pun duduk di sova sebelah mama nya. " Besok kalian pilih cincin ya, jangan lupa pernikahan kalian tinggal 1 Minggu" perkataan sang papa membuat Reina menghembuskan nafas nya pelan. "Apa nggak bisa pak Alvin doang? Nanti aku kasih contoh nya deh" reina malas sebenarnya karena ia tau pasti akan membosankan kalau ia hanya keluar dengan Alvin. "Ya nggak bisa lah, gimana sih?" Reina terpaksa mengiyakan. Setelah perbincangan Alvin pun pamit pulang. Setelah alvin pulang. Reina pun kembali ke kamarnya. Ia membuka handphone nya dan segera menge chat nya. Besok kak Virgo ikut y pak? Bosen kalau cuma berdua sama bapak. Reina Iya Pak Alvin Reina menaruh handphone nya dan tidur untuk malam ini. *** Alvin telah sampai di rumah nya. Ia menghampiri Dady nya yang sedang membaca koran. "Dad" panggil an dari Alvin membuat Dady Alvin mendongak menatap Alvin. "Ya?" Alvin duduk di sebelah Dady nya. "Apa alasan aku dijodohin?" Pertanyaan Alvin membuat Dirga menatap Alvin dalam. "Kenapa kamu tanya itu" ujar Dirga. " Karena ini tidak masuk akal dad, tiba-tiba aku dijodohin bahkan dengan orang lain. Dia bahkan murid Ku sendiri!" Alvin ingin tau yang pasti kenapa ia harus dijodohkan. Alvin berpikir ia masih terlalu muda untuk menikah dan Reina ia masih kelas 10, ia masih butuh yang nama nya percintaan selayak nya umur nya. "Apa kamu ingin tau apa alasan papa nikahin kamu?" Tanya Dirga. Alvin mengangguk mantap. "Loh nak udah datang? Gimana-gimana tadi kalian kemana?" Saras datang dari arah belakang dan langsung memberondong i Alvin dengan pertanyaan-pertanyaan yang banyak. "Ya begitu" jawaban singkat Alvin membuat Saras kesal. "Kalian pacaran nggak sih?" Pertanyaan Saras membuat Alvin terdiam. Ia teringat ucapan Reina sewaktu di restoran, reina bilang jika ia tidak punya pacar. "Nggak Bun" wajah saras seketika langsung tersenyum masam. "Emang Reina nggak bisa bikin kamu cinta ya?" Alvin yang mendengar pertanyaan Saras sedikit terketuk hatinya. Ia teringat akan masa lalu nya dulu. "Akan Bun" Alvin berusaha menenangkan sang bunda. Setelah itu Saras pun pergi meninggalkan Dirga dan Alvin. Alvin tau ini pasti sangat berat bagi saras, masa lalu yang kelam. "Itu alasan dady jodohin kamu Vin" Alvin menatap sang dady dengan tatapan terkejut. "Maksud Dady?" Dirga hanya mengangguk kan kepalanya pasrah. Alvin menyenderkan badanya ke sofa. ia lemas, ia tak percaya, ia ia ia bingung. "Tapi dad kenapa harus Reina?" Alvin menanyakan itu kepada Dirga. "Karena Dady lihat Reina perempuan yang tangguh, dia bisa merubah mu" Jawaban dari Dirga membuat Alvin tak habis pikir dengan pemikiran Dady nya. "Apa orang tua dari Reina tau akan masalah ini?" Dirga mengangguk an kepalanya. "Bagus tau, ia justru yang menawarkan itu kepada dad. Karena bagus ingin membayar semua jasa dad terdahulu" jelas Dirga. " Jasa apa? Hingga ia merelakan anak nya kepada ku dad?" Dirga mengembuskan nafas nya pelan. " Dulu bagus hampir kehilangan Reina, tapi kamu menyelamatkan Reina Vin" penjelasan Dirga membuat Alvin semakin bingung. Alvin bangkit dan menatap Dirga intens. "Tapi dad kenapa paman harus membalas jasa itu dengan menikahkan anak nya dengan orang gay seperti ku???"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD