Bab 7“Sah!” Teriakan itu membuat lamunan Ganiya seketika buyar. Dia menatap layar di depannya yang menampilkan seorang pria yang baru saja menjadi suaminya sedang mengusap wajah, seolah bersyukur atas resminya status mereka. Menggigit bibirnya, dia merasa belum percaya jika sekarang statusnya menjadi seorang istri. Padahal baru minggu kemarin dia lamaran. Ini semua karena laki-laki yang melamar Gaitsa menginginkan segera menikah, hingga pernikahannya yang seharusnya digelar satu bulan lagi terpaksa dimajukan menjadi satu minggu setelah lamaran. 'Luar biasa!' Saat ayahnya menyampaikan kabar itu, rasanya dia ingin melabrak Gaistsa yang ketika itu hanya menunduk, tidak berani menatapnya. Parahnya tanpa sepengetahuannya sang ibu sudah memberitahu hal itu pada keluarga Bara. Rasanya dia ing

