Bab 13“Tidur, Ganiya!” Suara serak itu bukannya menenangkan, malah semakin membuat Ganiya ingin menangis. Perlahan bergerak semakin mepet tembok, perempuan itu mengutuk dirinya atas apa yang baru saja terjadi. Iya lah, menyalahkan Bara saja itu jelas tidak mungkin karena dia juga punya andil besar. Dia yang seharusnya menghentikan, malah menerima begitu saja perlakukan Bara. Dia yang seharusnya bilang berhenti malah ikut larut dalam permainan yang dibuat suaminya. Nah, jadi jelas di sini dia juga ikut salah. Eh, kenapa dari tadi dia bilang kesalahan? Mereka sudah menikah, apa yang baru saja terjadi memang sesuatu yang wajar ‘kan? Mengacak rambut karena merasa lelah sendiri, dia dikagetkan kala sebuah lengan melingkari tubuhnya. “Istirahat, Ganiya! Memangnya kamu nggak capek?” “Capek!

