Menyakiti Perasaan

1992 Words

Di sekolah, Litha belum melihat batang hidung Vera dan Alfa. Biasanya mereka datang awal sebelum dirinya datang. Litha menunggu mereka sambil duduk di depan kelas. Melihat teman-teman yang lainnya sedang bersendau gurau tak karuan membicarakan acara TV malam tadi. "Vera kok belum berangkat sih," kata Litha yang tidak mau belajar sendiri. Bukan tidak memiliki teman, hanya saja mereka kurang cocok dengannya. "Belajar apaan kayak gini, nggak nyantol-nyantol," gumam Litha sambil mengetuk kepalanya dengan tangan. "LITHA!" panggil Vera dari kejauhan yang langsung menjadi pusat perhatian perhatian. Semua orang memandanginga dengan wajah sinis, aneh dan menatap tajam, tetapi Vera tidak memedulikannya. Memalukan, kata Litha dalam hati. Wajahnya datar dengan mata yang dipicingkan. Vera mendekat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD