Jalan Seorang Champion

1518 Words
Aku telah berhasil menyembuhkan para warga yang terjangkit wabah penyakit aneh, dan melalui skill ku aku juga berhasil mengidentifikasi penyebab dari wabah ini, bangkai seekor monster. Tapi ini terasa janggal, saat aku melewati Hutan Nimiyan yang cukup besar, aku tidak menjumpai adanya monster berbahaya sekalipun, jadi bagaimana mungkin ada sebuah bangkai monster di sekitar sini? Aku harus membicarakan ini dengan para warga, tapi rasanya tidak enak jika aku tidak meminta ijin dari Pemimpin Desa. Oh iya, semenjak aku tiba ke desa ini aku tidak pernah bertanya siapa pemimpin atau kepala desa dari Desa Nimiyan ini. “Nak Eishi… kau bilang kau sudah mengetahui penyebab dari wabah ini, lalu… apakah itu?” tanya Tuan Bern. “Ini… adalah masalah yang dialami oleh Desa Nimiyan, kurasa… ada baiknya kita mendiskusikannya dengan Pemimpin Desa,” jawabku. Tiba-tiba semua orang tertunduk dan terlihat murung, Torn, Lyod dan Tuan Bern, hanya mereka bertiga yang terlihat kesal. “Emm… benar juga, karena aku adalah seorang tamu di desa ini, apakah tidak apa-apa aku tidak meminta ijin singgah pada seorang kepala desa?” “Eishi… kau tak perlu memikirkan hal itu, tidak ada hal yang perlu kau bicarakan dengan orang itu, dia… hanyalah seekor babi yang tidak layak di ajak bicara,” ujar Torn. Aku tidak mengerti kenapa, tapi kelihatannya banyak orang yang tidak menyukai Pemimpin dari Desa Nimiyan ini, pasti ada sesuatu yang terjadi. Apa tidak masalah jika aku tau apa itu? “Solevez Gauntlet. Dia adalah seorang Baron yang memimpin desa Nimiyan ini, dia memiliki sebuah gelar bangsawan. Sebagai seorang Pemimpin Desa, dia adalah orang yang buruk. Upeti sagat tinggi, separuh hasil perkebunan dan pertanian yang ada di desa Nimiyan ini akan diambil alih olehnya…” “Bahkan hasil dari peternakan pun akan di ambilnya, dia… tidak lebih dari sekedar seorang perampok,” sela Paman yang baru sembuh dari penyakit anehnya. “Saat ini… orang yang seharusnya paling bertanggung jawab untuk desa, sedang mengangkat ekornya dan melarikan diri membawa setiap kekayaan yang berhasil dia rebut dari kami,” ujar Lyod. “Saat wabah ini pertama kali muncul di desa, banyak orang berkumpul untuk mengetuk pintu rumahnya yang sangat besar itu, kami mengemis pertolongan. Ayahku yang suda tua terjatuh tak sadarkan diri, aku meminta pertolongan darinya, tapi dia tidak menjawabku, bahkan penduduk desa yang lainnya pun mendapatkan respon yang sama. Saat amarah mulai berada di puncak, kami berduyun-duyun mendobrak pintunya itu, dan yang kami lihat adalah sebuah rumah kosong tanpa adanya perabotan sedikitpun. Dia lari… pria gendut itu melarikan diri. Ayahku meninggal tidak lama setelah peristiwa itu,” ujar Torn sambil meneteskan airmatanya. “Lari membawa begitu banyak harta di waktu yang tepat, itu bukanlah hal yang mudah dilakukan. Kemungkinan sang Baron telah lama memprediksi kapan kemalangan di desa akan terjadi, atau tepatnya dia telah tau dari awal. Maaf… bukannya aku memperkeruh hubungan kalian dengan Pemimpin Desa Nimiyan, tapi… aku hanya khawatir orang ini ada hubungannya dengan kejadian yang menimpa desa.” “Kakek Teemo, anda adalah orang yang tertua diantara kami, anda pastilah orang yang paling mengerti tentang keadaan desa,” sambungku sambil melihat pada Kakek Teemo yang mulai tampak segar, aku cukup terkejut melihatnya, apa High Potion yang kubuat juga memiliki efek memudakan? “Desa Nimiyan… memang benar, mungkin tidak ada yang lebih mengenal desa ini di bandingkan dengan diriku, sejak aku masih kecil… desa ini merupakan kampung halamanku, aku bekerja untuk desa dan mengabdikan hidupku untuk menyuburkan ladang dan juga sawah, tak pernah sekalipun aku meninggalkan desa. Desa ini begitu subur dan juga makmur, tanahnya memberikan kita berkali lipat dari apa yang kita minta, hasil panen melimpah, bahkan cukup memenuhi kebutuhan para pemimpin yang serakah. Desa Nimiyan tidak pernah kekurangan,” ujar Kakek Teemo. “Dulunya banyak orang datang ke desa ini untuk mencari pekerjaan sebagai petani, pedagang dari luar tertarik pada hasil panen yang bagus dari desa ini. Para petualang berdatangan, bahkan desa ini dulunya sampai ingin di kembangkan menjadi sebuah kota. Tak pantas menyebutnya seakan hal ini telah lama terjadi, padahal masih enam bulan lamanya, entah bagaimana kemalangan ini membuat kemunduran bagi desa dalam waktu yang cukup singkat,” sambung Ibu Lyod. “Itu artinya Desa Nimiyan ini sudah berubah dari keadaan yang seharusnya, tapi apa kalian merasakan perubahan paling signifikan dari desa?” ujarku. “Hasil panen kami menurun, tanaman banyak yang mati karena wabah ini, kekeringan melanda sungai yang seharusnya mengairi desa kami,” ujar Kakek Teemo. “Dan…” “Ada bau aneh yang samar-samar tercium di sekitar desa,” jawab Tuare. Benar! Jika aku tidak mendiagnosa wabah ini, mungkin sampai saat ini aku tidak akan sadar dengan bau yang samar-samar ini. Jika memang wabah ini adalah wabah yang disebabkan oleh bangkai monster, maka bau yang samar-samar ini adalah bau bangkai tersebut. “Kupikir itu hanyalah bau biasa yang terjadi saat desa menjadi kering dan tandus, selama yang kita tau desa Nimiyan kita itu sejuk dan hijau, udara yang ada di sekitar desa juga sangat bersih, jadi bau yang tidak biasa ini adalah akibat dari kekeringan yang melanda desa.” “Tuan Bern, apakah Desa Nimiyan memiliki sejarah tentang p*********n monster kemari?” “Selama aku tinggal di Desa ini tidak pernah ada kejadian monster menyerang desa, desa Nimiyan ini begitu tenang dan damai, bahkan hutan besar yang ada di samping desa pun tidak memiliki seekor monster,” jawab Tuan Bern. “Aku dan Lyod sering berburu hewan di hutan Nimiyan, meskipun kami menjelajah ke tengah hutan, kami tidak pernah menjumpai seekor monster pun, bahkan binatang buas hampir tidak pernah kami temui,” imbuh Torn. “Begitu pula denganku, saat aku melintasi hutan Nimiyan, aku juga tidak menemukan ada seekor monster yang hidup disana, hal inilah yang membuat keadaan yang terjadi di desa saat ini terasa aneh,” ujarku. “Aneh?” “Ya! Apa yang terjadi pada Desa Nimiyan saat ini, wabah penyakit yang misterius, dan mungkin juga kekeringan ini… semuanya di sebabkan oleh bangkai seekor monster.” “Bangkai seekor monster?!!” Mungkin aneh bagi mereka mendengar hal ini, bahkan orang yang paling lama tinggal di Desa Nimiyan pun tidak pernah mendengar apapun cerita mengenai seekor monster, wajar bagi mereka semua terkejut seperti sekarang. “Faktanya bau samar-samar yang kalian cium saat ini adalah bau yang keluar dari bangkai monster.” “Nak Eishi, bagaimana kau bisa mengatakannya demikian?” Aku menunjukkan pada mereka sampel darah yang baru saja aku ambil di dua buah sobekan kertas yang ada di tanganku. “Darah yang tadinya adalah darah orang yang sedang terjangkit wabah ini adalah bukti yang menguatkan argumenku. Disini aku mendapati sebuah bakteri tercampur ke dalam darah, bakteri itu adalah penyebab penyakit yang di derita oleh warga, dan asal bakteri ini adalah bangkai monster yang kita bicarakan, angin menerbangkan bakteri sampai ke desa, dan inilah yang terjadi.” “Jika Nak Eishi mengatakan demikian, maka sudah pasti hal seperti itu terjadi.” “Untuk menghentikan penyebaran wabah ini maka kita perlu menyelidiki dimana bangkai monster itu berada dan segera menyingkirkannya,” ujarku. “Kalau begitu, Aku dan Torn akan mencarinya. Kami berdua sangat kenal dengan lingkungan hutan Nimiyan, mungkin kami bisa menemukan bangkai tersebut dengan segera.” “Benar, tapi kalian tidak bisa pergi sekarang,” cegahku pada Torn dan Lyod yang sudah bersemangat untuk bergerak. “Eishi… jika kita tidak pergi sekarang, maka kita tidak akan tau berapa banyak lagi orang desa yang harus menjadi korban,” kata Torn. “Bertindak tangkas dan cepat itu bagus, tapi kita tetap harus melihat kondisi dan situasi yang terjadi, kita harus tetap berhati-hati. Bau bangkai tersebut bahkan sampai tercium di sekitar desa, jika kita mencarinya maka artinya kita harus mendekatinya, dan kalian pikir akan sebau apa bangkai tersebut dari dekat? Mungkin akan sangat menyegat sampai kalian tidak akan sanggup menarik nafas dan akhirnya terjatuh sebelum menyingkirkan bangkai tersebut. Terlebih jika bangkai ini menyebarkan bakteri, akan menjadi tindakan ceroboh jika harus mendekatinya sembarangan. Kalian yang berpikir untuk menyelamatkan nyawa mungkin akan menjadi orang yang kehilangan nyawa.” Torn dan Lyod tertunduk dengan wajah malu setelah mendengar ucapanku, mungkinkah aku terlalu berlebihan? Tapi semua ini demi kebaikan mereka, untuk membuat mereka kembali bersemangat, maka aku harus menepuk bahu mereka dan mengatakan… “Apa yang kalian butuhkan saat ini adalah sebuah persiapan, aku akan membantu kalian untuk mendapatkannya. Atau lebih tepatnya kita akan membuat persiapan kita sendiri. Karena aku adalah seorang Crafter,” ujarku sambil tersenyum. Dimulai saat hari petang hingga menjelang malam, aku dengan dibantu oleh Torn dan juga Lyod, kami bersama membuat peralatan yang memungkinkan untuk kami menjelajahi hutan dan mendekati asal bangkai tanpa membuat kami merasa kesulitan. Ntah bagaimana aku bisa akrab dengan Torn dan Lyod, kami benar-benar menjadi teman, meskipun kami tidak sebaya tapi mereka berdua memperlakukanku seakan aku adalah orang yang telah seumuran dengan mereka. Beberapa warga desa mendatangi kami dan membawakan bahan-bahan yang kami butuhkan untuk membuat peralatan, tidak sedikit dari mereka yang datang untuk sekedar mengucapkan terimakasih dan menyemangati kami, sekali lagi aku merasa sangat disambut di desa kecil ini. Penduduknya ramah dan juga peduli satu sama lain, tapi sangat disayangkan bahwa desa yang damai seperti ini harus menimpa kemalangan, aku… ingin mengembalikan keadaan desa ini, aku telah memilih jalanku sebagai seorang Champion.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD