Briana Aldamar menatap nanar pria dingin di depannya. Dia berdiri kokoh dan sangat mulia, mirip seorang bangsawan tinggi tanpa peduli dengan keadaan di sekitarnya. Sekali lihat, semua orang akan tunduk di hadapannya.
“Aku memakai rompi penuh bom. Tidakkah kamu takut, Raizen?” tanya Briana dengan bibir gemetar kecil, digigit cemas sembari menautkan kening dalam. Dia mengamati reaksi pria berpakaian pasien tersebut.
Di belakangnya, para petugas polisi mulai menuntun semua orang untuk mundur dan menjauh. Tapi, Gael menolak dan malah menarik Satria bersamanya.
“Cepat hubungi orang itu! Tanyakan bagaimana menghentikan bomnya atau melepaskan rompinya!” raung Gael marah, menghempaskan tubuh Satria ke lantai.
Briana meliriknya cemas. Dia ingin kembali berjalan mundur, tapi punggungnya sudah me
