Sabtu keesokan paginya, Briana dan Liara sudah bersiap di depan bandara untuk melakukan dinas keluar kota. Mereka menunggu Raizen Sinclair yang kebetulan sedang menyelesaikan urusan kecil sebelum bergabung bersama.
"Jangan-jangan, rencananya batal, ya?" kata Liara dengan wajah kecewa. Dia sudah menantikan rencana itu meski harus memaksakan dirinya setelah keluar dari rumah sakit.
Briana memeriksa ponselnya. "Kamu bicara apa? Tentu saja itu tidak akan terjadi.”
“Tapi, lihatlah! Ini sudah jam berapa? Jangan sampai kita ketinggalan pesawat kalau seperti ini terus!"
Tidak lama kemudian, sebuah mobil mewah hitam yang berkilau berhenti di depan mereka. Raizen Sinclair turun dengan aura berwibawa dan mulia, layaknya seorang raja yang bermartabat.
Levon yang duduk di kursi co-pilot, terseny
