Di ruangan VIP, Danira yang ditinggal sendirian, tiba-tiba saja kembali kejang-kejang tanpa ada alasan yang jelas. Sekitar setengah jam kemudian, di gedung mall, Raizen yang melihat jam tangan Levon di tangannya tampak mengerutkan kening dalam. “Apa yang terjadi? Kenapa dia tidak menghubungi kita lagi?” tanya Briana cemas. Raizen menoleh ke arahnya, masih terlihat tenang dan kalem. “Mungkin dia ingin mempermainkan kita sebentar. Menambah ketegangan dan keseruan.” “Sungguh?” “Um. Dia tidak mungkin melepaskan sisa uang miliknya begitu saja, bukan?” Briana mengerjapkan mata ragu. Tapi, sejurus kemudian, akhirnya dia mengangguk pasrah. Mereka bisa saja membuka paksa rompi itu. Sayangnya, dengan adanya pengawasan misterius dari pihak lain, mereka tidak berani melanggar kesepakatan. “Maa

