22

1566 Words

Setelah Ningsih pergi, aku segera menelpon Iqbal. Mumpung masih hangat ini jangan dinantikan lagi. Panggilan tersambung setelah beberapa saat aku menunggu. Iqbal menyapa dari seberang sana dengan sedikit malas. "Kamu harus tanggung jawab karena udah bikin nangis anak orang! Tahu apa kamu sampai tadi bilang kayak gitu?" ujarku kesal dengan amarah yang menggebu-gebu. "Kita perlu waspada, Queen. Jangan sampai kejadian kemarin terulang lagi. Baik ke pacar atau teman itu sama aja. Namanya orang baru harus diwaspadai." "Iya, aku tahu. Tapi Ningsih berbeda, dia yang dari awal membantu dan menemani ku di sini. Kamu nggak tahu kan, dia yang memberi aku makan pas aku lupa nggak buat nasi." "Apa? Cuma itu aja?" "Iqbal, kenapa kamu rese banget sih? Kamu bilang cuma? Kalau dia nggak kasih aku maka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD