41

441 Words

Ningsih membereskan alat makannya dan bergegas menyimpan kembali ke rumah. Gadis ini memang cukup rajin, bahkan lebih rajin dariku yang padahal hidup mandiri. Tak lama dia kembali dengan dua gelas s**u sebagai minumnya. "Makasih banyak, Ning. Kamu gak perlu repot-repot." "Gimana? Masih galau gak?" tanya Ningsih kemudian. "Ih, dibilangin aku gak galau!" bantahku. "Tapi gini loh, Ning. Aku sedikit terganggu sama seseorang." "Siapa? cowok arab yang kemarin bukan, Teh?" "Bukan. Ada satu kakak tingkat yang sepertinya gak suka sama aku. Dan jika hal itu benar, aku gak ngerti kenapa dia gak suka sama aku!" "Gak sukanya gimana?" "Jadi dia tuh dari awal aku ospek kesannya galak, dingin, killer gitu. Aku kan kesiangan, Ning pas awal masuk. Nah kirain emang sama semua orang gini gitu ya, tap

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD