46. Beban

1585 Words
Meski sudah beberapa minggu ini Melvin mengetahui tentang Kahraman dan keluarganya mendapat perlindungan ekstra dari mereka, tapi Melvin belum pernah sekali pun melihat cara kerja mereka secara langsung. Baik apa itu yang mereka lakukan, bagaimana ketika mereka beraksi, hingga posisi apa saja yang dipegang oleh para keluarga Sadajiwa di Kahraman, Melvin tidak tahu. Yang Melvin tahu hanya satu hal, mereka bekerja dalam bayang-bayang. Melindungi dalam diam tanpa diketahui, dan kemungkinan besar juga menyerang dalam diam. Hermadi Sadajiwa adalah pendiri sekaligus pimpinan dari Kahraman, itu sudah jelas. Dan di bawah Hermadi langsung, ada Alterio Selatan yang dipercaya sebagai ketua resmi dari Kahraman yang bertugas untuk mengurusi segalanya. Sementara Hermadi tidak selalu punya waktu untuk mengurusi semua yang berhubungan dengan bisnis bayang-bayangnya itu, sebab ia juga harus mengurusi bisnis legalnya yang diketahui oleh orang-orang. Melvin sempat bertanya pada Lea mengenai pekerjaannya dan Sadajiwa bersaudara yang lain di Kahraman. Apa yang mereka lakukan sebagai anggota Kahraman? Apa peran mereka di sana? Terlebih lagi, mereka perempuan. Sementara kebanyakan anggota Kahraman yang pernah Melvin lihat adalah laki-laki. "Kenapa tiba-tiba mau tau emangnya?" Adalah respon pertama Lea ketika Melvin bertanya padanya saat itu. Lea agak heran karena sebelumnya Melvin tidak terkesan penasaran sama sekali dan hanya ingin sebatas tahu sedikit hal mengenai Kahraman. "Just wondering, seberbahaya apa pekerjaan yang harus kalian hadapi. Karena jujur aja, aku nggak habis pikir kenapa Papa kamu merelakan para putrinya untuk melakukan pekerjaan yang berbahaya begitu." Balasan Melvin membuat Lea tertawa. "Papa nggak pernah maksa kami semua untuk jadi anggota Kahraman kok, semuanya kemauan kami sendiri." "Oh ya?" "I can guarantee that. Dari kecil, kami sering lihat anggota Kahraman latihan, dan mereka juga yang ngajarin kami semua bela diri. Di mata kami, mereka selalu terlihat keren, karena itu mindset untuk jadi seperti mereka tumbuh begitu aja seiring dengan pertumbuhan kami semua. Dan kami semua berujung mau jadi bagian dari Kahraman." "Oh, berarti emang dari kecil kalian sudah dipengaruhi begitu supaya mau gabung ke Kahraman. Interesting." Lea tertawa lagi. "Salty banget sih," ledeknya. "Lagi pula, seringnya tugas kami di Kahraman nggak berhubungan sama fisik." "Terus?" "Tugas kami berhubungan dengan informasi, Melvin baby. Kamu tau kan, seringnya perempuan lebih jago mendapatkan informasi daripada laki-laki. Bukan hanya karena kami diberkahi kemampuan stalking dan intuisi yang kuat dari lahir, tapi juga karena perempuan lebih mudah untuk menyamar dan menarik perhatian. Men are trash most of the time, dan biasanya kelemahan mereka adalah perempuan. Kelemahan laki-laki itu lah yang kami manfaatkan untuk mencari informasi yang diperlukan." Penjelasan yang diberikan Lea itu membuat Melvin mengerutkan kening. Ia memiliki bayangan-bayangan sendiri di kepalanya usai penjelasan tersebut, dan bayangan yang dia miliki itu tidak membuatnya merasa nyaman sama sekali. Apa saja yang pernah mereka lakukan untuk mencari informasi? "Chill, Melvin, we are not stupid. Kalau ada yang berani macam-macam, we will kick their balls right away. Dan kalau kamu mikir kami selalu mencari informasi dengan cara menyamar jadi w***e, kamu salah besar. Nggak selalu begitu. Mau tau sebuah fun fact?" "Apa?" "Kak Ella itu mantan pacarnya Harlan." "Harlan? Suaminya Gema." "Iya, suaminya Gema yang bikin kamu galau setengah mati." "What the--" Lea tersenyum puas melihat Melvin yang begitu terkejut atas fun fact darinya barusan. "Waktu itu kami punya klien yang bisa dibilang musuhnya keluarga Danuarji. Mereka minta kami mencari sebanyak mungkin informasi tentang keluarga Danuarji supaya tau apa dan siapa saja dari keluarga Danuarji yang sekiranya bisa mengancam mereka. Kalani Pramusita, salah satu anggota keluarga Danuarji ternyata punya anak kembar dan ayahnya adalah Hamdan Septian Erlangga, kakak laki-laki Harlan. Mereka mau Kak Ella menyelidiki apakah Hamdan dan dua anaknya masih berhubungan dengan keluarga Danuarji, jadi Kak Ella mendekati Harlan untuk ngulik informasi. Turned out, Hamdan dan anak-anaknya nggak ada urusan sama sekali dengan keluarga Danuarji, bahkan Kak Ella nggak perlu waktu lama untuk tau itu. Tapi dia pacaran dengan Harlan cukup lama sih, dan jadi sayang beneran." Melvin tidak tahu harus merespon seperti apa cerita Lea mengenai Ella yang ternyata adalah mantan pacarnya Harlan. Ia hanya bisa menganga karena merasa dunia begitu sempit, sekaligu tidak habis pikir bagaimana bisa Ella yang galak pernah jadi kekasih dari Harlan. Selain kisah Ella sebagai mantan pacarnya Harlan, Lea juga menceritakan beberapa kisah lain menyangkut pekerjaan mereka. Seperti Letta yang pernah menyamar dan menyusup di rumah salah satu keluarga Danuarji untuk mengorek informasi, Lea yang harus pura-pura jadi pekerja di tempat karaoke kelas elit untuk menyelidiki orang-orang penting yang ada di sana, hingga Poppy yang katanya pernah bernah berseliweran di aplikasi dating supaya bertemu dengan target yang diincar. Walau Lea menjelaskan bahwa mereka seringnya hanya melakukan penyamaran dan mengorek informasi tanpa perlu main fisik, bukan berarti yang mereka lakukan itu tidak berbahaya. Semua pekerjaan mereka memang berjalan lancar karena penyamarannya berhasil, tapi kalau sampai penyamaran mereka terbongkar? Itu jelas akan jadi masalah besar. Lea dan saudara-saudaranya memang sudah dibekali ilmu bela diri yang baik. Dan Kahraman juga pasti sudah memiliki SOP mereka tersendiri andai hal terburuk seperti penyamaran terbongkar terjadi. Tapi tetap saja, hal itu tidak menutup fakta bahwa pekerjaan Lea dan saudara-saudaranya di Kahraman bukan lah pekerjaan yang aman. "Aku masih mau kamu berhenti dari Kahraman." Karena Melvin bilang begitu, Lea pun mengakhiri percakapan mereka mengenai pekerjaan Sadajiwa bersaudara di Kahraman saat itu. *** Sudah dibilang kan, setelah pesta yang diadakan Melvin dan Lea untuk memberi kabar palsu tentang Lea yang hamil secara resmi memulai misi mereka untuk memastikan apakah sang pelaku berasal dari orang terdekat Melvin. Setelah pesta itu, proteksi terhadap Lea bisa dibilang diperlonggar, atau lebih tepatnya dibuat terlihat melonggar, padahal sebenarnya tidak. Lea sengaja sering pergi sendirian setelah pesta itu, dan seringnya juga pergi ke tempat yang sekiranya sepi sehingga bisa memancing kejahatan terjadi. Dengan begitu, harapannya akan ada yang menyerang Lea. Dan jika hal itu terjadi, agen Kahraman yang bersembunyi akan langsung menyelamatkan Lea, dan menangkap orang-orang yang ingin menyerangnya itu. Hanya saja, sudah seminggu berlalu dan Lea sudah sering kemana-mana sendirian, yang mereka ekspektasikan belum terjadi sama sekali. Namun, Lea mulai merasakan sesuatu. "Ada yang ngikutin aku." Kemarin Lea bilang begitu setelah dirinya seharian jalan-jalan sendiri. Pergi dari satu mall ke mall yang lain, menyetir sendiri tanpa supir, dan tanpa ditemani oleh siapa-siapa. Lea benar-benar yakin ada yang mengikutinya kemana-mana kemarin. Instingnya kuat meyakini itu, sebab ia sendiri sudah lama menjadi seorang agen Kahraman. Karenanya, hari ini mereka memutuskan untuk kembali membuat sebuah pancingan untuk membuat orang yang mengikuti Lea muncul. Dari pagi, para anggota Kahraman yang sudah berada di rumah Melvin dan Lea sejak pagi telah dibuat sibuk mempersiapkan misi mereka hari ini. Bahkan, Selatan juga turut turun tangan untuk misi hari ini, dan ia baru tiba tadi pagi. Padahal, Selatan sendiri tidak termasuk ke dalam jajaran anggota Kahraman yang ditugaskan di rumah Melvin dan Lea. Entah mengapa hari ini laki-laki itu hadir secara khusus di saat Hermadi saja tidak turut ikut. Dan untuk yang pertama kalinya, Melvin melihat para anggota Kahraman bersiap untuk bekerja. Mereka semua bersiap di dalam rumah untuk menghindari terlihat oleh mata-mata yang mungkin bisa saja mengirimkan drone tak terlihat untuk mengawasi rumah Melvin. Karena itu, Melvin bisa melihat secara langsung bagaimana mereka semua sibuk mengisi pistol dengan amunisi di tangan masing-masing, serta menyiapkan barang-barang lain yang bahkan Melvin sendiri tidak tahu apa. Rencananya hari ini, Lea akan menyetir sendiri ke rumah keluarga Sadajiwa, yang jaraknya terbilang jauh dari rumah mereka di sini. Dan karena nantinya Lea akan melewati banyak jalanan yang sepi, diharapkan orang yang menguntitnya itu mau memunculkan diri dengan melakukan penyerangan. Sementara itu, para anggota Kahraman yang lain akan mengikuti Lea dari jarak yang cukup jauh agar kehadiran mereka tidak diketahui, tetapi masih bisa melindungi Lea dan siaga jika ada sesuatu yang berbahaya terjadi. Di saat Lea dan anggota Kahraman terlihat begitu santai dan sangat siap untuk menjalankan rencana mereka hari ini, Melvin justru merasa tegang dan khawatir bukan main. Bahkan, ia sudah gelisah sejak Lea bilang bahwa dirinya merasa diikuti kemarin. Melvin masih cukup trauma mengingat kejadian yang terjadi pada Lea tempo hari. Ia takut hal yang buruk kembali terjadi. Dan Melvin rasa, ia akan gila jika harus berdiam diri di rumah dan menunggu kabar dari Lea serta yang lain saat misi itu berlangsung. "Aku mau ikut." Akhirnya, Melvin bilang begitu setelah semua orang sudah bersiap-siap dan sebentar lagi akan berangkat. Lea dan Selatan jadi yang pertama kali bereaksi setelah Melvin bilang begitu. Selatan memandang Melvin dengan sebelah alis terangkat, sementara Lea langsung menggelengkan kepala. "Kamu jelas nggak bisa ikut, Melvin. I supposed to be seen alone." Melvin mengangguk. "Aku tau. Aku bukannya mau ikut di mobil kamu, tapi di mobilnya Kahraman." Selatan yang mendengar itu pun jadi terkekeh. Jujur saja, ini adalah kali pertama Melvin melihat laki-laki itu terkekeh. Selama ini, Melvin selalu melihat Selatan memasang raut wajah datar yang terkesan begitu mengintimidasi. "Sorry to say this," ujar Selatan pada Melvin. "Tapi lo nggak bisa ikut. Misi ini bisa dibilang berbahaya, dan kami semua bakal disibukkan untuk melindungi Lea nantinya. Kalau lo ikut, lo cuma bakal jadi beban." Melvin menatap dingin pada Selatan. "I'm more than capable to protect myself. Lagi pula, gue cuma mau make sure Lea baik-baik aja." Salah satu sudut bibir Selatan pun terangkat membentuk sebuah seringai. "Waktu itu aja lo nggak bisa ngelindungin diri lo sendiri dan berujung membuat Lea tertembak, jadi gimana caranya lo bilang mau make sure Lea baik-baik aja dengan ikut kami? Don't be ridiculous and just stay here. Gue dan yang lain nggak butuh beban tambahan." Ini adalah percakapan pertama dan terpanjang yang pernah terjadi antara Melvin dan Selatan. Dan lewat percakapan ini, Melvin bisa menyimpulkan bahwa ia tidak menyukai laki-laki itu.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD