Part 2

1057 Words
Iksan baru saja sampai ke kost-an nya, setelah mandi pemuda itu berbaring di kasur yang diletakkan di lantai. Masih terbayang di benaknya kejadian tadi pagi, selama bekerja hampir 3 bulan, baru tadi pagi ia bisa berbicara panjang lebar dengan bosnya Farida andai saja pintu tak terketuk apakah akan terjadi sesuatu, pemuda itu bener-bener kesal akan gangguan tadi pagi. Iksan pertama kali melihat Farida ketika menemani orang tuanya menghadiri ulang tahun perusahaan orang tua. Dari situ ia tahu kalau Farida istri dari karyawan papanya, dari awal pertemuan itu, Iksan sudah merasa jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Farida dan demi dekat sama Farida membuat Iksan nekat melamar kerja di butik Farida walaupun hanya sebagai OB yang penting ia bisa bertemu dengan pujaan hatinya setiap hari. Demi Farida juga, Iksan sengaja meninggalkan apartemen mewahnya dan tinggal di kost sederhana dekat dengan butik Farida. Iksan tahu hal yang mustahil Farida bisa meliriknya karena bagi wanita itu Iksan cuma seorang OB dan lagi pula Farida sudah menikah dan kelihatannya pernikahan wanita itu bahagia. Tetapi karena kejadian tadi pagi membuat harapan Iksan berkembang. Kalau tidak bisa memiliki Farida secara utuh , paling tidak ia masih bisa dekat dan mungkin saja Farida bisa dirayu. Di jadikan selingkuhan juga, Iksan rela. Masih sambil tiduran, Iksan membayangkan tubuh seksi Farida yang terbalut blouse putih dan rok ketat. Bosnya itu memang suka memakai pakaian modis yang di mata Iksan malah terlihat seksi membuat Iksan selalu terangsang melihatnya. Membayangkan Farida membuat celana pendek yang dipakai Iksan mengetat karena kejantanannya yang telah tegang dan keras ketika membayangkan Bos cantiknya itu. Iksan menurunkan celana pendeknya, dipegangnya penisnya sendiri yang mengacung tegak, mengeras, pemuda itu menaik turunkan tangannya sendiri di p***s yang menegang itu, mengocoknya dengan cepat dan mulutnya mengerang dan mendesah karena kocokannya sendiri. "Aagghh, enak banget Farida ", Iksan membayangkan diri sedang menyodok v****a Farida, bosnya. Iksan mengerang , membayangkan penisnya menyodok v****a sempit Farida dan merasakan ketatnya kewanitaan wanita itu menjepit penisnya. Iksan membayangkan desahan Farida ketika penisnya menghujam v****a Farida dengan kuat dan tangannya meremas kedua p******a montok wanita itu, Iksan membayangkan jepitan v****a Farida ketika o*****e wanita itu melanda, membuat kocokan pemuda itu semakin cepat. "Farida ... Aaarrggh!", Tubuh Iksan mengejang, cairan spermanya menyemprot membasahi perut dan tangannya. Pemuda itu masih mengocok penisnya, mengurutnya dan membiarkan spermanya terus keluar sampai tak tersisa. Napas Iksan tersengal ketika pelepasannya mereda, dengan masih membayangkan Bosnya Farida, tangan Iksan mengelus-elus penisnya yang telah lulai. Beberapa saat kemudian Iksan tertidur lelap dengan senyum di bibir dan tangan yang masih berada di kejantanannya. ***************** Iksan dengan semangat berangkat ke tempat kerjanya. Pemuda itu sengaja berangkat lebih pagi dengan harapan dapat bertemu dengan Bosnya Farida, karena biasanya Farida datang lebih dulu dibandingkan karyawan yang lain. Ternyata apa yang diinginkannya terwujud, mobil Bos nya sudah ada di parkiran depan butik itu, tandanya Bos cantiknya sudah datang, dengan semangat Iksan segera masuk ke dalam butik tersebut, keadaan masih sepi karena belum ada karyawan yang datang. Kesempatan bisa berduaan dengan Farida. Iksan segera menuju ke ruangan Farida, tanpa mengetuk pintu, pemuda itu masuk ke ruangan tersebut. Betapa kagetnya ketika melihat Farida yang sedang berdiri di tengah ruangan tersebut hanya mengenakan bra dan celana dalam saja. Farida tak kala terkejutnya. Wanita itu langsung berteriak menyuruh Iksan keluar tetapi pemuda itu hanya berdiri diam sambil menatap tubuh Farida dengan nafsu. "Keluar dari ruangan saya", teriak Farida langsung berusaha menutupi tubuh nya dengan selembar kain bahan pakaian yang ada di ruangan itu. "Ibu cantik sekali", ucap Iksan sambil melangkah mendekati Farida membuat wanita itu terus mundur hingga akhirnya pinggulnya menyentuh tepian meja kerjanya membuat wanita itu tidak bisa mundur lagi. "Iksan jangan kurang ajar kamu, saya Bos kamu ", gusar Farida tetapi Iksan malah semakin mendekat hingga kedua lengan Farida yang disilangkan wanita itu di depan payudaranya menempel di d**a bidang Iksan. Farida berusaha mendorong tubuh Iksan tetapi pemuda itu menahan lengan Farida kebelakang hingga tak bisa bergerak lagi membuat p******a Farida yang hanya tertutup bra menyentuh d**a Iksan. Terasa benda lembut kenyal membuat Iksan semakin bernafsu "Iksan, jangan.. saya bisa pecat kamu," teriak Farida Iksan tidak peduli teriak Farida lagi pula belum ada yang datang hingga tidak ada yang mendengar teriakkan Farida. Bibir Iksan mencari-cari bibir Farida, tubuhnya semakin menekan tubuh Farida ke tepi meja kerjanya. Farida berusaha menghindar dengan menggelengkan kepala menghindari ciuman Iksan hingga bibir pemuda itu hanya menempel di rahangnya. Farida mencoba meronta melepaskan diri tapi tubuh Iksan yang memang lebih besar darinya membuatnya tidak bisa bergerak dan kedua tangannya dicengkeram oleh tangan pemuda itu. Mereka bergulat beberapa saat, tetapi Iksan tak mau menyerah dari perlawanan Farida. Pemuda itu tidak peduli apapun lagi yang ia inginkan cuma Farida. Hingga akhirnya ketika Farida membuka mulut untuk berteriak, Iksan melumat bibir itu, lidah Iksan langsung masuk ke dalam bibir Farida menjelajahi rongga mulut wanita itu, menikmati seluruh rasa manis di mulut Farida. Iksan mengerang di sela lumatan bibir mereka. Bibir Farida bener-bener nikmat lebih dari yang ia bayangkan. Perlahan tangan Iksan melepaskan genggaman tangannya dari lengan Farida, pemuda itu malah melingkarkan lengannya di pinggang Farida. Sementara itu Farida seperti sudah terhanyut dalam hasratnya, wanita itu yang pada awalnya berontak kemudian malah membalas lumatan bibir Iksan, lengannya yang telah bebas dirangkulkannya ke leher pemuda itu. Cukup lama kedua insan tersebut saling melumat sampai akhirnya Farida sadar apa yang dia lakukan salah. Di dorongnya sekuat tenaga tubuh Iksan hingga membuat pemuda itu terdorong ke belakang, suara tamparan terdengar di ruang kerja itu. Napas mereka berdua tersengal bersahutan. Farida menatap Iksan dengan marah. "Keluar dari ruangan saya", perintah Farida sambil kembali menyilang lengannya berusaha menutupi tubuhnya. "Aku tidak akan minta maaf Bu, aku tahu Ibu juga menikmati ciuman kita tadi", ujar Iksan. "Keluaaarrr...", Teriak Farida putus asa menyuruh Iksan keluar dari ruangan nya. Akhirnya Iksan mengalah , pemuda itu keluar dari ruangan itu. Farida langsung terduduk di lantai menangis. Wanita itu tak tahu kenapa harus mengalami kejadian seperti ini. Tadi awalnya Farida ingin mencoba baju rancangannya sendiri, karena yakin hanya sendirian di butik membuat wanita itu tidak mengunci pintu ruangan kerjanya. Tapi Farida malah mendapatkan pelecehan dari karyawannya sendiri. Sementara Iksan tak peduli kalau apa yang dilakukannya tadi bisa membuat ia terkena masalah. Sudah terlanjur terjadi dan ia tidak menyesal. Iksan pasrah kalau di pecat ataupun di laporkan ke polisi karena melakukan pelecehan seksual terhadap Bosnya sendiri. Sekarang tinggal menunggu saja apa yang akan terjadi nantinya. To be continued...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD