Why me? – 5th Our

2395 Words
Pukul 02.00 KST Dini hari, tapi netra dua pemuda itu masih terbuka. Mereka melewatkan jam istirahatnya hanya untuk menatap seorang gadis yang tengah terbaring diatas ranjang. Gadis itu adalah Kayana, dia sudah pingsan selama 6 jam, dan sampai sekarang belum juga siuman. "Apa aku terlalu banyak menggunakan Chlorophyll tadi?" tanya dia, Kim Do Hyun. Sedikit merasa bersalah karena sudah membuat Kayana pingsan. "Tidak, kau hanya menggunakannya sedikit" jawab Lee Yeon Jin dengan santainya. Pemuda itu asik bermain tab. "Tapi, kenapa sampai sekarang dia belum juga bangun?" Tak ada jawaban. Pemuda itu berjalan mendekat, dia mengecek Kayana yang masih terpejam. Do Hyun adalah pelaku atas pingsannya Kayana. Semua yang dilakukan Do Hyun semata-mata karena perintah Yeon Jin, dia hanya tau sedikit kalau Kayana adalah gadis itu. Dibawah penerangan kamar yang hangat, kelopak Kayana perlahan bergerak, Yeon Jin menegakkan tubuhnya, tapi dia tidak mendekat. Pemuda itu masih mengawasi Kayana. Tab yang sedari dia pegang kini sudah ia letakan diatas meja. Yang bereaksi berlebihan justru Do Hyun, jujur saja, Do Hyun itu tipe pemuda yang cuek apalagi dengan lawan jenisnya. Sama seperti Yeon Jin, Do Hyun juga jarang terkena skandal. Meski cuek, Do Hyun tetap mempunyai banyak penggemar dari kalangan perempuan. Alasan hampir sama seperti alasan Ara saat menyukai pemuda itu. “Kau tidak apa-apa? Aku sungguh minta maaf, aku tidak punya niatan untuk menyakitimu, sungguh--" "Biarkan dia pulih dulu" selaan itu membuat Do Hyun menoleh dan menatap tajam ke arah Yeon Jin. "Apa?" balas Yeon Jin dengan suara malas. Do Hyun tidak menjawab, dia kembali memusatkan perhatiannya pada Kayana. Kayana mulai menggeliat mencari posisi yang nyaman, kepalanya sangat berat dan pusing, gadis itu memegangi kepalanya, dia mengerang. Do Hyun semakin khawatir, dia kembali merasa bersalah. "Jangan terlalu banyak bergerak, kau istirahat saja" Yeon Jin mengerutkan kening saat melihat betapa pedulinya Do Hyun kepada Kayana, padahal biasanya pemuda itu selalu cuek dan bodo amat. Tapi sekarang?? Apa yang dilakukan oleh cermin itu, apa targetnya kali ini adalah Do Hyun? “Aku dimana?” Lamunan Yeon Jin buyar, dia menatap Kayana, pemuda itu sudah duduk dengan santai kembali. Kayana berusaha untuk bangun setelah kesadarannya pulih, dia menatap ruangan yang sekarang ia tempati. Sebuah kamar yang cukup luas, tapi tak banyak barang-barang yang ada. Netra Kayana menatap Yeon Jin yang masih terdiam, "Kau, apa yang kau lakukan padaku?" tanya Kayana, netra nya masih lurus menatap Yeon Jin. Lee Yeon Jin hanya tersenyum tipis. Kayana mengalihkan tatapannya kepada Do Hyun, "Apa kau yang membiusku tadi?" "I-iya" jawab Do Hyun gugup, tapi dia juga spontan menunjuk ke arah Yeon Jin. "Atas keinginan dia" lanjutnya. Kayana kembali menatap Yeon Jin, "Kenapa? Kenapa kau harus membiusku? Aku tidak akan melakukan hal yang buruk, aku datang untuk bertemu denganmu. Aku khawatir padamu. Dan aku merasa bersalah karena,.. karena aku kau jadi harus vakum dan meninggalkan dunia permodelan" Kayana terisak, dia merasa sakit. Bukan ini yang dia harapkan dari pertemuannya dengan Lee Yeon Jin. Do Hyun terdiam. Jadi.. selama ini gadis yang terkena skandal dengan Lee Yeon Jin itu adalah Kayana? Meski dia ingin menyela dan bertanya, tapi urung karena melihat sikon yang kurang pas. Mendengar semua itu barulah Yeon Jin bangkit dari tempat duduknya, dia berjalan mendekat ke arah Kayana dan duduk di pinggiran ranjang gadis itu. Yeon Jin mendekatkan wajahnya ke wajah Kayana membuat gadis itu menahan nafas. "Long time no see, Kayana" lirih Yeon Jin dibarengi seringai lebar yang justru membuat Kayana merinding. "Ke-kenapa kau jadi semengerikan ini?" tanya Kayana dengan takut-takut. Yeon Jin menjauhkan wajahnya, dia menoleh menatap Do Hyun yang berdiri disampingnya. "Ambilkan dia air" "Kau menyuruhku? Kau punya dua tangan dan dua kaki lengkap, kalau tidak berguna lebih baik diputusin saja. Percuma" Kayana dan Yeon Jin sama-sama menoleh ke arah Do Hyun, pemuda itu mendengus, meski dengan berat hati dia akhirnya keluar kamar dan pergi mengambil air minum. Mereka ada di kamar bestment, sudah Do Hyun bilang, kalau dia tidak akan membiarkan Kayana masuk ke dalam rumahnya karena itu privasi. "Apa dia selalu berkata sepedas itu? Bahkan denganmu?" Kayana tak menyangka, dia jadi teringat Ara, betapa gadis itu mengagumi sosok Do Hyun yang sempurna, tapi dibalik kesempurnaan itu, lihatlah, ucapannya begitu kasar dan tidak sopan. "As you see it. Semua publik figure punya dua sisi, Kayana. Tidak usah kaget. Mereka yang ada di depan kamera harus tampak sempurna, tapi saat kamera mati, mereka bisa jadi diri sendiri" terang Yeon Jin, dia begitu berpengalaman. "Ah, aku baru saja menonton penampilan Do Hyun kemarin" sepertinya gadis itu mulai bisa mengendalikan diri, marah pun percuma. Yeon Jin tidak akan terpengaruh, entah pemuda seperti apa Lee Yeon Jin itu, misterius(?) "Kau pergi ke Seoul?" tanya Yeon Jin. Kayana mengangguk. "Aku beberapa kali pergi ke Seoul, dan salah satunya untuk mencarimu." Kayana menjeda ucapannya. "Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi setelah kepergianku. Saat aku pergi ke Seoul dan menemui Ae Ri, dia bahkan tidak mengenali diriku. Tapi sekarang, lihatlah, kau mengenali diriku." Kayana menyadari sesuatu. "Eh?" Yeon Jin tersenyum tipis. "Inilah salah satu alasan kenapa aku membawamu kemari Kayana, aku ingin memberitahumu sesuatu, hanya saja sekarang bukan waktu yang tepat." Yeon Jin mendekatkan kembali wajahnya. "Aku membutuhkan bantuanmu, Kayana" "Bantuan apa?" Pemuda itu lagi-lagi tersenyum tipis, kali ini senyumnya begitu misterius. Saat dia ingin kembali melanjutkan tiba-tiba saja Do Hyun sudah berdiri didepan pintu. Yeon Jin berdiri, dia berjalan dan duduk kembali di sofanya. Do Hyun menyodorkan segelas air ke arah Kayana. "Minumlah" "Terima kasih" "Ehem. Sepertinya hari sudah terlalu malam, kalau kau ingin menginap, menginap saja. Do Hyun pasti mengizinkan" setelah berbicara seperti itu Yeon Jin melenggang pergi keluar kamar. Sekarang tersisa hanyalah Kayana dan Do Hyun. "Dasar gila! bagaimana mungkin dia mengatakan hal itu sementara aku pemilik rumah ini, sialan!" Kayana hanya bisa menatap Do Hyun tanpa kata, "Tidak perlu memasang wajah kaget seperti itu, apa yang kau lihat sekarang adalah aku yang sebenarnya." sinis Do Hyun, kenapa Kayana melihat pemuda itu sedikit salah tingkah? "Kenapa kau tidak bersikap apa adanya saja saat didepan kamera? Percayalah, sikapmu yang seperti ini pasti lebih disukai" jawab gadis itu, meminum kembali air putihnya. "Apa kau juga menyukainya?" saat menyadari pertanyaannya, Do Hyun segera meralat perkataan tersebut. "Ah sudahlah, lupakan saja." "Aku ingin pulang" Do Hyun menatap gadis yang ada di depan nya sebentar, dia berganti menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah terlalu larut, tidak mungkin dia membiarkan Kayana pulang sendirian. "Baiklah, aku akan mengantarmu pulang" "Kau serius?" Do Hyun mengangguk, dia tersenyum. Manis. (^_^)(^_^) Hampir pukul 03.00 dini hari, Ara belum bisa tidur lantaran dari tadi terus mondar mandir bagaikan setrika baju. Gadis itu mencemaskan Kayana, dimana adiknya itu berada sekarang dan kenapa belum juga pulang. Dia ingin berlari ke kantor polisi, hanya saja Kayana baru menghilang selama 8 jam, dia tidak bisa melapor. Ponsel Kayana juga mati, sekarang tidak ada yang bisa Ara lakukan selain menangis dan berdoa meminta agar tuhan selalu menjaga Kayana dimanapun gadis itu berada. Pintu terbuka, Ara spontan berlari ke arah depan dan menemukan Kayana berdiri diambang pintu dengan tatapan mata kosong. “Kayana, apa yang terjadi?” "Dari mana saja kau?" "Kenapa kau pulang selarut ini?" “Dengan siapa kau pergi?” “Kayana, ja—“ “STOP!!” Kayana berteriak histeris membuat Ara spontan menghentikan ucapannya. Gadis itu menatap sang adik dengan bingung. “Eonni, stop” ulang Kayana kali ini dengan suara yang lebih lirih. Ara tak menjawab, dia membiarkan Kayana berlalu begitu saja. "Eonni mengkhawatirkanmu, Kayana" gumam Ara, hatinya sakit saat melihat perubahan sikap Kayana. Padahal, sedari tadi dia mencemaskan adiknya itu, tapi begini balasannya. Ara berjalan menutup pintu dan menguncinya, dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Sudahlah, mungkin Kayana tengah lelah. Besok, barulah Ara akan menginterogasi Kayana lagi. "Apa yang kau bicarakan dengan Yeon Jin tadi? Beritahu aku, aku akan membantumu" Kayana menjatuhkan tubuhnya di lantai, gadis itu tak peduli dengan kondisinya yang awut-awutan. Pembicaraan singkat antara Yeon Jin dengan dia saat hendak pulang menyita perhatian serta pikiran Kayana, ditambah dengan tawaran Do Hyun. Flashback on. "Tunggu" Kayana dan Do Hyun kompak menoleh dan mendapati Yeon Jin berjalan cepat ke arahnya. Yeon Jin menatap Do Hyun, lantas berkata. "Aku ingin bicara sebentar dengan Kayana, kau masuklah dulu" "Kenapa kau terus menyuruhku? Aku bukan bawahanmu!" Yeon Jin tak peduli, dia segera membawa Kayana menjauh dari mobil. Setelah dirasa cukup, Yeon Jin mengeluarkan sebuah amplop. "Kau mau kan membantuku?" tanya Yeon Jin lagi. "Why me?" "Kayana, kau harus bertanggung jawab. Aku vakum dari dunia permodelan karena skandalku denganmu, dan saat skandal itu belum selesai kamu sudah pergi entah kemana. Sekarang, aku ingin kau bertanggung jawab dengan cara membantuku." Kayana tau dia juga ikut andil dalam skandal itu, tapi, kenapa dia harus bertanggung jawab? Gadis itu menatap Yeon Jin dan surat yang ada di tangan pemuda itu secara bergantian. "Apa yang harus aku lakukan?” “Aku ingin menemui seseorang, hanya saja aku tidak bisa. Jadi, aku ingin kau yang menemui seseorang itu serta membawanya kepadaku.": Yeon Jin menyerahkan amplop itu kepada Kayana. “Aku ingin kau memberikan amplop itu kepadanya" “Siapa dia?” “Jung.Dae.Hyun.” Kayana membatu ditempat, dia pernah mendengar nama itu dan dia ingat saat Ara mengatakan kalau idola Kayana berganti dari Yeon Jin ke Dae Hyun. Tapi, bagaimana mungkin dia bisa bertemu apalagi membawa Dae Hyun ke hadapan Yeon Jin? "Kau pasti bisa melakukannya, Kayana. Setelah kau menemuinya dan dia membaca isi amplop itu, maka dengan senang hati dia akan ikut jika dibawa olehmu untuk menemuiku" Yeon Jin mencoba meyakinkan Kayana. "Jangan pernah sekali-kali kau membuka isi amplop itu, kau mengerti Kayana?" Kayana mengangguk kaku. Sikap Yeon Jin benar-benar berubah, entah kenapa merasa beda saat berdiri dan berbicara dengan pemuda itu sekarang. Dia ingin bertanya tapi enggan lantaran ingin segera pulang, Ara pasti sangat mengkhawatirkan dia. Mereka berdua kembali ke mobil, Do Hyun keluar saat Kayana dan Yeon Jin datang. “Oh ayolah Yeon Jin, bukankah kita sama? aku juga ingin tau tentang dia dan apa yang kalian bicarakan" celetuk Do Hyun merasa tak terima. Yeon Jin hanya membalasnya dengan senyum tipis. "Kau akan tau saat waktunya sudah tiba, Do Hyun. Sekarang kau antarkan saja dia pulang," "Dasar gila!" Flashback off Gimana Kayana tidak terjungkal saat mendengar nama seseorang itu. Jung Dae Hyun adalah aktor favoritnya. Dia mengidolakan pemuda itu. Umurnya memang sama dengan Yeon Jin. Tapi, sampai sekarang dia belum pernah bertemu langsung dengan Jung Dae Hyun, bagaimana bisa dia menemui seorang aktor? Apa dia harus menerima tawaran bantuan yang diberikan oleh Do Hyun saja? Argh! Kayana pusing sekarang. Dia mengusap air mata yang entah sejak kapan merembes keluar, kenapa hidupnya jadi berantakan seperti ini. Dulu, Kayana hanya ingin bersenang-senang saat memutuskan untuk pergi ke dunia fantasi ini, hanya saja sekarang keadaannya tidak lagi seperti yang dia inginkan. Kayana bangkit, sepertinya dia harus mandi sekarang agar tubuh dan pikirannya kembali fresh. Urusan tentang amplop itu dan tawaran Do Hyun, akan Kayana pikirkan lagi setelah ini. (^_^)(^_^) Hubungan Kayana dan Ara masih terasa dingin sampai pagi menyambut, hari ke 4 Kayana berada di dunia fantasi. Tak biasanya dia seperti ini. Padahal, Kayana sudah berharap saat dia bangun nanti tubuhnya kembali ke dunia nyata. Ara masih enggan berbicara dengan Kayana karena sikap sang adik yang keterlaluan semalam. Setelah sarapan, dia langsung berangkat kerja. Sementara Kayana juga membiarkan Ara pergi begitu saja tanpa mencegahnya. Dia menyelesaikan sarapannya, lantas keluar rumah untuk berangkat kerja juga. Lupakan sejenak tentang Jung Dae Hyun, Kim Do Hyun dan Lee Yeon Jin. Dia punya pekerjaan yang lebih penting untuk dilakukan sekarang. (^_^)(^_^) "Jadi, Yeon Jin memintamu untuk menemui Dae Hyun?" tanya Do Hyun, mereka saat ini sedang perjalanan menuju Myeongdong, atau lebih tepatnya menuju ke tempat dimana mereka akan bertemu dengan Dae Hyun. Kayana akhirnya menerima bantuan yang ditawarkan oleh Do Hyun, toh, dia juga tidak bisa menemui Dae Hyun sendirian. Untung saja Do Hyun mengenal Dae Hyun, jadi Kayana bisa mengandalkan pemuda itu. "Haaah, aku harap setelah ini bisa pergi" "Pergi? Kemana kau akan pergi?" Gadis itu menoleh, dia tersenyum tipis. "Ke tempat dimana seharusnya aku berada." "Kau boleh memanggilku dengan sebutan Oppa jika mau" Kayana menggeleng. "Aku tidak bisa, sebutan itu hanya untuk satu orang yang begitu spesial. Bahkan Yeon Jin yang sempat menjalin hubungan denganku saja, aku tidak memanggilnya dengan sebutan Oppa" Do Hyun sudah sering dipanggil seperti itu oleh penggemarnya, hanya saja kali ini dia ingin di panggil dengan sebutan Oppa oleh seseorang yang bukan penggemarnya, bukan juga adiknya atau kerabatnya, bahkan teman pun tidak. Entah kenapa ada rasa yang berbeda yang saat ini dirasakan oleh Do Hyun. Tapi, Kayana tidak mau memanggilnya dengan sebutan itu. Perjalanan hanya memakan waktu 1 jam kurang lebih. Mereka akhirnya sampai di Myeongdong. Do Hyun jelas menutupi wajahnya menggunakan masker, juga bucket hat agar wajahnya tak dikenali. Do Hyun saat ini mengenakan coat hitam oversize agar bisa membaur dengan para pengunjung Myeongdong. Restoran malatang menjadi tujuan mereka. Kayana dan Do Hyun masuk, mereka masuk lebih dalam dimana tempat pertemuan sudah di pesan oleh Dae Hyun. Seorang pramuniaga membungkuk sopan, lantas menggeser pintu agar tamunya bisa masuk. "Annyeong" sapa Do Hyun santai, sementara Kayana, langsung membatu. Dia benar-benar terpesona oleh wajah rupawan pemuda bernama Jung Dae Hyun, pemuda yang berprofesi sebagai aktor. "Kayana" panggil Do Hyun, barulah gadis itu tersadar dari lamunan nya. Kayana mengerjap, dia lantas membungkuk singkat. "Annyeong haseyo" Dae Hyun hanya tersenyum singkat, dan sesingkat itulah Kayana jatuh cinta pada Dae Hyun, bukan sebagai fans ke idolanya, melainkan sebagai wanita kepada laki-laki. "Jadi, kenapa kau memintaku untuk datang dan bertemu seperti ini?" Suara berat itu, sungguh, Kayana seolah lupa akan dunia dan tujuannya datang kemari. Dia hanya ingin berdua dengan Dae Hyun dan mendengar suara serta melihat senyum pemuda itu saja selama sisa hidupnya. Do Hyun berdehem membuat Kayana tersadar, gadis itu tersenyum canggung. "Aku hanya ingin menyampaikan pesan Lee Yeon Jin, dia bilang ingin bertemu denganmu. Dan ini," Kayana memberikan amplop yang kemarin itu kepada Dae Hyun. Dae Hyun menerimanya, dia membuka amplop itu. Membaca isinya, tak lama pemuda itu tersenyum, ternyata waktu yang ditunggu sudah tiba. Dae Hyun melipat kembali kertas tersebut dia menatap Kayana dan Do Hyun secara bergantian. "Jadi, dimana Yeon Jin berada saat ini?" "Dia ada dirumahku" "Baiklah kalau begitu, aku akan membereskan semua hal secepat mungkin dan segera menemui Yeon Jin. Ah, Do Hyun-a, sepertinya kau juga harus membaca surat ini" Kayana penasaran isi surat tersebut, tapi saat dia hendak mengintip Do Hyun segera menjauhkannya. "Dia benar-benar gila" komentar Do Hyun yang malah membuat Dae Hyun tertawa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD