Prolog!

884 Words
Gadis berambut panjang itu menatap cermin yang ada di depannya dengan air mata berlinang. Suara tangis jelas terdengar, dari wajahnya terpancar aura kesedihan dan keputusasaan. Di jaman sekarang bullying masih sering terjadi, itu juga yang di rasakan oleh Kayana Putri. Entah apa salahnya hingga dia bisa di bully oleh teman-temannya, Kayana pikir dia tidak pernah mencolek kehidupan orang lain, tapi kenapa orang lain kerap kali mengusik kehidupan dia? Padahal, tidak ada yang menarik dari Kayana. Dia punya wajah biasa saja (menurutnya sendiri), otak yang pas-pasan (pikir Kayana sendiri), serta dari keluarga yang biasa saja. Kalau yang terakhir itu memang benar sih, Kay tidak terlahir dari keluarga konglomerat, Papa nya hanya seorang pekerja kantoran, sementara Mama nya punya bisnis kue kecil-kecilan dirumah. Jadi, apa alasan mereka membully Kayana? Isakan gadis yang saat ini tengah memeluk lututnya sendiri itu terhenti saat mendengar gedoran di pintu, nyali Kayana kembali menciut, sudah cukup bullying yang ia terima hari ini. Dia tak bisa bertahan jika terus diperlakukan kasar oleh teman-temannya. Dari tadi terus diucapkan kata 'teman-teman' hanya saja, apakah pembully bisa dikatakan sebagai teman? Tentu saja tidak. Kayana juga tidak bisa melakukan apa-apa, dulu dia pernah memberanikan diri untuk melapor ke guru, tapi mereka seolah tak acuh dan menganggap orang-orang yang membully nya itu sedang bermain-main. Maklum, usia remaja kan memang suka main-main. Begitu kata mereka. "Kayana! keluar lo!" tangis Kayana semakin keras, hatinya sakit sekali.  Andai dulu dia bisa bersekolah ditempat yang sama dengan Kinara, pasti semua ini tidak akan terjadi. Kinara adalah saudara kembar Kayana, dia adik yang lahir beberapa menit setelah Kayana, meski seorang adik Kinara lebih berani menghadapi dunia dibanding dengan Kayana. Tapi karena Kayana tidak lolos saat tes masuk sekolah ditempat yang sama dengan Kinara, maka terpaksa mereka harus berpisah. "Lo keluar atau gue yang masuk, hm?! Cepetan keluar!" ancam orang yang ada di luar tadi sembari terus menggedor-gedor pintu. Mendengar itu Kayana semakin dicekam rasa ketakutan, dia tidak bisa melakukan nya sekarang. Kalau Kay memutuskan untuk keluar, sama saja dia menyerahkan kembali tubuhnya untuk disiksa oleh mereka. Tapi kalau mereka yang masuk ke dalam pasti siksaannya akan semakin berat. Tubuh Kay sudah basah kuyup lantaran di siram oleh air es oleh mereka tadi. Menatap cermin yang teronggok bisu didepannya, cermin itu kembali menunjukan sebuah gelombang. Kayana menelan saliva nya susah payah, dia tidak ingin dibully lagi, tidak, dia tidak ingin, dan karena itulah Kayana harus melakukan sesuatu sekarang. Dia berdiri, menatap intens cermin yang  masih bergelombang di depannya. Menarik nafas dalam-dalam, menghembuskannya secara perlahan. Kayana menutup matanya sejenak, lantas kembali membuka kelopaknya. Gelombang itu semakin lama semakin besar dan terlihat jelas, siap untuk menyeret masuk tubuh Kayana. "Kayana, please. Lo harus ambil keputusan sekarang..MASUK!" Kayana melangkahkan kaki masuk ke dalam sebuah cermin, cermin yang selalu menemani tangis Kayana. Bersamaan dengan menghilangnya gadis itu beberapa orang benar-benar menerjang masuk. Tapi mereka terlambat, Kayana sudah tidak ada di sana. Dan yang terpenting, gelombang di cermin sudah menghilang. Sepi, lenggang.. "Kemana dia?" tanya salah satu dari mereka. Menyapukan pandangan ke sekeliling gudang tapi tak menemukan dimana keberadaan target bullying nya. "Cari Kayana! dia pasti sembunyi di suatu tempat!" perintah  cewek paling cebol di antara mereka dengan tangan yang terlipat di depan dadaa, tatapannya sinis dengan eyeliner yang menghiasi kelopaknya. Dia pun turut mencari, tidak mungkin Kayana bisa pergi lantaran tadi mereka meninggalkan Kayana di gudang saat ada guru. Takut kepergok sedang melakukan bullying akhirnya mereka memilih untuk pergi sejenak dan akan kembali lagi nanti. Tak lupa, mereka mengunci Kayana di gudang tersebut. Mereka hanya meninggalkan gudang 15 menit, dan kembali lagi sekarang. Tapi saat sampai di gudang, keberadaan Kayana tidak diketahui. Kemana gadis itu pergi? Sepatu bermerk Nike yang dia kenakan tak sengaja menginjak sesuatu, netra itu menatap benda yang mirip pita rambut. "Girls, pita rambut Kayana bukan sih?" tanya dia. Ke-4 temannya menoleh secara serempak, salah satu dari mereka mengambil pita itu untuk diamati, "Iya, bener. Tapi Kayana udah nggak ada disini" jawab dia sembari mengedarkan pandangan. "Sialan!! pasti dia kabur! cabut!" Akhirnya mereka keluar dengan tangan kosong, tapi salah satu dari mereka kembali menoleh menatap cermin yang teronggok bisu disana, sudah tidak ada gelombang ajaib lagi. Bulu kuduknya langsung meremang, dengan cepat cewek yang seragamnya di permak habis-habisan itu kembali berjalan mendahului yang lainnya. Di lain tempat, Kayana merasa tubuhnya di banting begitu keras hingga dia rasa ada tulang yang patah. Gadis itu mengerjap, dia menyapukan pandangan dan melihat sekeliling yang dipenuhi oleh bunga Sakura. Hanya ada dua kemungkinan, dia berada di Japan atau di Korea. Kayana mencoba berdiri, merapikan rambutnya yang berantakan, "Gue dimana?" tanya dia pada diri sendiri, jemari nya masih sibuk memunguti daun dan bunga yang bersarang di rambutnya.  Gadis itu menyapukan pandangan sekali lagi, beberapa orang berlalu lalang, tapi tak ada yang mengindahkan keberadaan Kayana. Mulai berjalan meski tak tau arah, Kayana masih sibuk dengan pemikirannya. "Kok, kayak yang di drama ya?" Kayana mengerjap, dia berhenti sesaat. Netra gadis itu menatap tulisan dalam bentuk hangul, menyipitkan mata. Seketika netra almond itu membulat, "Beneran? gue di Korea?!" pekik gadis itu spontan, saking kagetnya Kayana sampai mundur selangkah. Pekikan gadis itu berhasil menarik perhatian orang yang berlalu lalang, mereka menatap Kayana dengan tatapan bingung lantaran penampilan Kayana yang memang diluar kata wajar. "Cermin itu, kenapa cermin itu membawa gue ke Korea?!" dengan lemas Kayana terduduk di trotoar "Gue harus kemana sekarang?" 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD