Pura-Pura Tidak Kenal

2553 Words
Setelah drama saling menyakiti antara Amora dan Daniel di pesawat, mereka akhirnya tiba di Indonesia saat jam masih menunjukan angka empat pagi dan keduanya sama-sama di jemput supir keluarga mereka masing-masing, dan pagi itu mereka juga sama-sama melanjutkan tidur, mereka saat sudah sampai di rumah mereka masing-masing. Jam sudah menunjukan angka satu siang, saat suara bawel itu terdengar melengking dan ribut mengganggu tidur Daniel. "Kak Daniel. Kak Daniel mana oleh-olehku. Kak Daniel. Ayo bangun. Kata Omma kakak pulang dini hari tadi , masa Ampe sekarang kakak masih belum puas tidurnya. Ayo bangun. Bangun kak!" Angelina sudah mulai merecoki kakak pertamanya, menarik selimut pria itu lalu menunggangi pinggang liatnya sembari mengacak-acak rambut kusut sang kakak. "Enji stop merengek seperti ini. Kakak masih ngantuk!" Tolak Daniel yang kali ini meraih satu bantal lain untuk menutup kepala dan telinganya untuk melindungi diri dari serangan yang akan gadis cantik itu ciptakan. "Enggak. Mana oleh-olehku dulu. Kakak kemarin janji mau cariin pesanan ku, mana!" Tolak Angelina benar-benar tidak ingin di debat. Dia adalah anak bungsu dan perempuan satu-satunya di keluarganya dan semua orang di rumah ini sangat memanjakan gadis itu, begitu juga dengan Daniel yang begitu menyayanginya meskipun dia benar-benar sangat cerewet dan bawel. "Ada di koper kakak, tapi nanti kakak bukain. Sekarang biarkan kakak menikmati tidur kakak dulu." Jawab Daniel di balik bantal. "Berapa kodenya. Biar Enji yang ambil sendiri!" Ucap Angelina benar-benar tidak sabaran. "Enji. Jangan gitu ah. Gak boleh membuka barang pribadi orang , meskipun dia adalah kakakmu!" Timpal Luci yang baru masuk dan membuka gorden kamar itu agar ruangan itu sedikit hangat dan terkena sinar matahari dan seketika Daniel silau karena sinar matahari yang sudah sangat terik. "Mommy. Tutup dulu gordennya." Ucap Daniel tapi Luci tidak mengindahkan. "Daniel. Tadi Nana kamu nelpon. Katanya dia sedang memantau proyek di pantai timur, dan tadi dia menelpon Mommy untuk menyusulnya ke sana. Katanya ada masalah yang gak bisa dia selesaikan, sementara Daddy kamu masih di Washington , baru akan pulang malam nanti. Bisa bantu Mommy ketempat Nana kamu?" Ucap Luci setelahnya dan mau tidak mau Daniel langsung bangkit dari rebahnya sembari mengucek mata dan menguap karena sesungguhnya dia masih sangat mengantuk saat ini, namun karena ini adalah perintah dari Nana-nya tercinta, maka Daniel tidak punya alasan untuk mengatakan tidak terlebih lagi saat ini Luci, ibunya tengah berkacak pinggang sambil menatap ke arahnya. "Iya. Daniel mandi dulu!" Jawabnya singkat dan Luci langsung mengangguk tapi Angelina masih duduk di atas ranjang saudaranya dan merengek meminta oleh-oleh pesanannya. "Mana oleh-oleh pesananku dulu!" Serunya benar-benar tidak bisa bersabar untuk segera mengambil pesanannya dan dengan perasaan kesal Daniel langsung berjalan ke arah kopernya, lalu membuka koper itu dengan kekesalannya dan mencari oleh-oleh yang memang sudah dia persiapkan untuk satu-satunya princess di keluarganya. "Ini. Sekarang jangan bawel lagi!" Daniel menyerah satu album photo lengkap dengan photo model favorit gadis itu, dan percayalah, Daniel mengumpulkan photo itu hampir dua Minggu hanya karena tidak ingin mengecewakan adik perempuannya. "Wah. Ini sangat sempurna kakak. Aku yakin teman-teman ku akan iri padaku besok!" Serunya lagi sembari menatap kagum pada album foto itu dan menit berikutnya dia langsung membubuhkan ciuman di pipi kakaknya meskipun laki-laki tampan itu masih beraromakan bantal dan pesawat tapi karena hatinya sedang senang, dia juga tidak keberatan untuk mencium kakak tertuanya. "Pokoknya kak Daniel paling terbaik sejagat raya. Enji doain semoga kakak dapat jodoh yang cantik, baik, dan cinta sama kakak. Dan semoga cewek kakak yang kemarin di culik hiu, biar dia gak datang kemari lagi. Gak suka Enji ma tu orang." Ucapnya berbicara dengan sangat cepat bahkan tanpa titik koma. "Udah-udah. Enji tinggalkan kakakmu. Dia harus segera mandi karena Nana-mu sudah dari tadi menelpon Mommy. Mami nggak mau dia menunggu terlalu lama karena bisa jadi itu pertanda tidak baik. Dan kau Daniel, jangan mandi lebih dari sepuluh menit, atau Mommy akan mendobrak pintu kamar mandimu dan menyeretmu keluar." Ucap Luci terdengar sangat menakutkan tapi Daniel seolah sudah terbiasa mendengar kecerewetan ibu dan saudara perempuannya, dia hanya asal mengangguk lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk segera menyelesaikan ritual mandinya karena ternyata sama seperti Luci, Daniel juga tidak ingin membiarkan Nana nya menunggu terlalu lama. Ingat, Nana-nya Daniel itu masih mudah dan cantik, bahkan usianya sepuluh tahun lebih muda dari ibunya, Luci, fix no debat. Di tempat lain. Tidak jauh berbeda dengan kondisi Daniel saat ini, Amora juga masih bergulung di bawah selimut dan memeluk bantal gulingnya dengan sangat manja saat saudara laki-lakinya justru sudah mengangkat tubuhnya untuk dia masukkan ke dalam bak mandi besar di kamar gadis cantik itu, lalu mengisi bak itu dengan air dingin agar wanita yang sudah delapan bulan tidak dia temui itu bisa segera bangun. "Oh fuck." Umpat Amora saat terjaga dengan mata yang langsung cerah ceria karena King sudah mengisi bak besar itu dengan air dingin, dan memandikannya lengkap dengan pakaian yang masih dia kenakan sedari kemarin. Cara membangunkan yang tidak pantas untuk ditiru. "Good afternoon my princess." Sapanya cengengesan dan Amora langsung menggigit giginya karena kesal tapi dengan santainya laki-laki yang bernama King itu justru mendaratkan satu ciuman di kening adik perempuannya. Amora adalah anak perempuan satu-satunya dari Kiray Agustin dan Zain Herlambang. Dia memiliki dua saudara laki-laki, King dan Sky. Dan menurut cerita sebelumnya mereka terlahir sebagai anak kembar tiga dan ya, dia lah si anak bungsunya, Amora. "Ayo selesaikan mandi mu. Kita akan menghadiri pesta lajang Monica. Pestanya akan diadakan di salah satu klub kita di pantai Timur, dan jika kau tidak bangun dan secepatnya menyelesaikan mandi mu, kakak akan meninggalkanmu!" Ucap King saat kembali mendaratkan satu kecupan di ujung kepala gadis itu. "CK. Aku masih ngantuk kak. Bolehkah aku mendapatkan tidurku satu atau dua jam lagi?" Amor menawar meskipun sekarang tubuhnya sedang basah kuyup karena direndam tapi laki-laki tampan dengan iris keabuan itu langsung menggeleng sambil menggerakkan ujung jarinya di hadapan Amora. "No. Kakak gak bisa menunggumu satu atau dua jam lagi Amor, calon kakak iparmu sudah menunggu kakak di bawah karena dia juga akan ikut bersama kita." Tolak King dengan sangat cepat dan lagi-lagi Amora hanya bisa berdecak kesal dengan ucapan sang kakak. "Baiklah, berikan aku waktu satu jam untuk mandi dan berganti pakaian. Kakak bisa tunggu di bawah!" Jawab Amora pada akhirnya dan King langsung tersenyum sembari mengangkat kedua ibu jari tangannya lalu keluar dari pintu kamar mandi gadis itu, menuruni anak tangga mention mewahnya untuk menghampiri sang kekasih yang juga tengah duduk menunggu satu-satunya princess yang tidak boleh di nomor duakan di rumah itu, dan selang tiga puluh menit lebih Amora tampak menuruni anak tangga sudah dengan wajah fresh, dan pakaian yang cukup santai. Celana jeans sepaha, baju tanpa lengan yang talinya hanya seukuran jari dengan cardigan santai beserta topi dan kaca mata hitam ala gadis pantai. Jika biasanya gadis cantik itu akan selalu menggunakan sepatu atau sandal hak tingginya, kali ini gadis itu hanya mengenakan sandal tipis dengan tali yang hampir melilit seluruh betisnya. Benar-benar penampilan yang sangat sederhana dan jauh dari kata mewah untuk kelas anak seorang billioner. "Are you ready?" Tanya King dan Amora hanya mengangguk dengan ekspresi wajah lemah dan wanita yang merupakan kekasih saudara laki-lakinya itu langsung menggandeng lengan Amora untuk sama-sama berjalan menuju helikopter yang sedang menunggu mereka. "Oh Aku benar-benar mengantuk King. Rasanya mataku masih sangat enggan untuk terbuka!" Keluh Amora saat duduk di kursi pesawat dan langsung menyandarkan punggungnya dengan gaya pasrah. King tidak begitu menanggapi karena gadis itu memang selalu seperti itu setiap kali pulang dari Paris. Jarak mention mereka dengan pantai Timur cukup jauh, butuh satu jam lebih jika mereka memilih perjalanan menggunakan mobil, namun butuh sepuluh menit untuk sampai di lokasi itu jika mereka menggunakan helikopter. "Aku yakin rasa kantukmu akan segera hilang saat kakimu sudah menyentuh pasir pantai dan dicumbu matahari panas ala pantai. Dan ku yakin kau akan menikmati kulit kecoklatan mu yang eksotis!" Ucap King dan Amora langsung terlihat membagi senyum karena itu merupakan salah satu bagian yang paling Amora sukai dengan pantai. Pasir dan berjemur. Benar saja , saat helikopter mendarat di landasan khusus pantai Timur itu, rasa kantuk yang sedari tadi mendera Amora seketika hilang saat indera penciumannya menghirup aroma pantai dan panas. Amora langsung menarik nafas dengan sangat dalam sembari memejamkan matanya, seolah menikmati ciuman hangat dan aroma lautan di depannya. Topi besar dan kacamata hitam turut menghiasi wajah cantiknya, rambut kecoklatan nya seolah menjadi perpaduan sempurna untuk seseorang Amora. "Amorrrr,,,,,,,,," suara itu terdengar melengking menjeritkan nama Amora di kejauhan saat Amora masih menikmati sapaan pasir itu di kakinya. "Monic,,,," balas Amora dengan sama bahagianya ketika bertemu dengan sepupunya. "Amorrrr." Keduanya sama-sama berlari untuk segera menuntaskan rasa rindu mereka, berpelukan layaknya dua sahabat kental yang sudah terpisah cukup lama. "Oh Amor. Aku pikir kau tidak akan datang di pesta pernikahanku akhir pekan ini!" Seru Monica saat mengurai pelukannya di tubuh Amora dan Amora langsung tersenyum sumringah menyambut keceriaan sepupunya yang sebentar lagi akan benar-benar melepas masa lajangnya karena minggu nanti dia akan melangsungkan pesta pernikahan dengan kekasih pujaan hatinya. "No. Bagaimana mungkin aku akan melewatkan pernikahan sepupuku. Kau juga sama seperti King dan Sky, kau adalah saudaraku. Kakak perempuan ku!" Balas Amora dan keduanya sama-sama tertawa kegirangan. "Bukankah kemarin kau mengatakan akan pulang bersama kekasihmu? Di mana dia? Dimana laki-laki yang begitu beruntung bisa meluluhkan hatimu itu?" Monica langsung menjejakkan pandangannya ke arah belakang punggung Amora untuk mencari keberadaan laki-laki yang sekiranya cocok menjadi kekasih wanita ini. "Oh dia. Dia,,," suara Amora tertahan saat mendengar suara seseorang memanggil nama Monica. "Monic,,, ayo cepetan!" Panggil laki-laki itu dan Monica langsung menoleh ke arah sumber suara, membagi senyum sembari melambaikan tangannya ke arah laki-laki itu, laki-laki yang merupakan kekasihnya dan akhir pekan ini mereka akan menikah. "Sayang. Kemarilah. Aku akan memperkenalkanmu dengan satu-satunya tamu paling penting di pernikahan kita nanti!" Monica justru memanggil laki-laki itu untuk mendekat ke arahnya karena dia ingin memperkenalkan Amora kepada calon suaminya dan laki-laki itu terlihat berlari menghampiri Monica yang tengah berbicara dengan seorang wanita yang menggunakan topi besar dan kacamata hitam, hingga wajahnya tidak bisa terlihat dari arah cukup jauh. Amora diam. Benar-benar hanya diam saat melihat senyum laki-laki itu menyapa Monica, terlebih lagi saat laki-laki itu tidak merasa canggung untuk sekedar memeluk dan mencium Monica di hadapan orang lain dan di tempat umum seperti saat ini, Mereka terlihat seperti dua orang yang sudah memiliki hubungan yang cukup lama, maksudnya menjalin cinta cukup lama, terlihat dari cara mereka berciuman namun percayalah Amora langsung menahan nafasnya untuk tidak berhembus saat ini. "Sayang kenalkan, dia adalah sepupuku, Amora. Dan Amor kenalkan dia adalah Brian Dominic , calon suamiku." Ucap Monica memperkenalkan Amora dengan laki-laki yang baru dia sebutkan namanya, Brian Dominic. Sama seperti Amora, Brian juga langsung terdiam seribu kata saat bertemu pandang dengan Amora, lidahnya kelu, tubuhnya seketika terasa kaku dia bahkan tidak punya kekuatan untuk sekedar mengulurkan tangannya ketika Monica memperkenalkan mereka tapi tidak untuk Amora. Meskipun Amora sempat terkejut ketika melihat Brian ada di tempat itu, nyatanya Amora begitu cepat mengembalikan suasana hatinya agar terlihat baik-baik saja di hadapan sepupunya, ketika harus mendapati kenyataan pahit bahwa laki-laki yang delapan bulan ini menjalin asmara dengannya ternyata juga menjalin hubungan spesial dengan sepupunya sendiri, bahkan kali ini mereka sedang merencanakan untuk menikah dan itu artinya Amora hanya dijadikan kekasih simpanan seorang Brian Dominic selama ini. Entahlah siapa yang menjadi orang ketiga diantara mereka selama ini, tapi yang jelas Amora langsung merasa jika dirinya lah yang menjadi orang ketiga diantara mereka karena delapan bulan ini Brian bersikukuh tidak ingin hubungan mereka diketahui oleh publik dan hari ini Amora mengetahui apa alasan utama Brian tidak mau hubungan mereka terpublikasi dan iya, alasannya adalah Monica, dia sedang berusaha menjaga perasaan Monica dan itu artinya jelas jika Amora lah orang ketiganya. "Oh. Hay. Aku Amora sepupunya Monica!" Amora menyapa Brian dengan sangat ramah , dia berlagak seperti orang yang tidak mengenal satu sama lain, dan dengan perasaan canggung, Brian juga langsung menjabat tangan Amora lalu menyebut namanya sendiri untuk memperkenalkan dirinya pada gadis itu. "Brian. Brian Dominic!" Jawabnya pasti. "Oh senang bertemu denganmu, Mr Brian. Aku dengar dari Monic, kau adalah seorang model ternama! Apakah itu benar?" Sapa Amora benar-benar terdengar renyah dan ramah dan Monica langsung tersenyum menanggapi pertanyaan Amora. "Iya. Dia adalah model terkenal di Paris, dan seharusnya kau mengenalnya, Amor. Karena kau juga tinggal di Paris satu tahun ini." Monica yang menjawab tapi Amora hanya tersenyum menanggapi pernyataan sepupunya. "Oh benarkah. Oh maaf jika aku tidak mengenal Anda Mr Brian. Lagian bagaimana mungkin aku yang hanya orang biasa ini bisa mengenal seorang model papan atas seperti anda. Maafkan aku!" Ucap Amora masih mempertahankan senyum terbaiknya di hadapan Monica dan Brian, meskipun saat ini hatinya benar-benar sedang hancur dengan kenyataan yang sangat menyakitkan saat dimana laki-laki yang sangat dia cintai ternyata mencintai wanita lain, tapi lihatlah, Brian hanya diam terpaku menatap ekspresi wajah ceria Amora ketika dihadapkan dengan kondisi seperti saat ini. Dia tidak terlihat sedih sedikitpun, tapi jujur Brian yang merasa kikuk sekarang. Bagaimanapun Brian memang menaruh perasaan lebih pada Amora, hanya saja untuk saat ini dia sedang menjalankan misi dan dia harus bisa menikahi Monica untuk satu kepentingan pribadinya. Harus. "Oh ya, Amor. Mana kekasihmu. Kemarin kau berjanji akan balik ke Indonesia dan menghadiri pernikahan ku dengan membawa kesihmu. Di mana dia sekarang? Apa dia juga ikut ke sini?" Tanya Monica mengulang pertanyaan dia sebelumnya dan Amora kembali membagi senyum terbaiknya seolah begitulah yang saat ini hatinya tengah rasakan, sedang berbahagia, meskipun kenyataannya hati Amora sedang sangat hancur. "Oh dia. Yes, dia ikut bersamaku pulang ke Indonesia, dan seperti janjiku padamu, aku akan menghadiri pesta pernikahanmu bersamanya!" Balas Amora dan seketika Brian kembali kaku saat Amora mengatakan jika dia akan menghadiri pesta pernikahan mereka dengan kekasihnya. 'Oh, apakah selama ini Amora sudah mengkhianatinya, menjalin hubungan dengan laki-laki lain di belakangnya? Oh ini benar-benar sangat tidak masuk akal untuk seorang Brian Dominic. Brian adalah seorang Casanova di Paris, memiliki lebih dari satu wanita bukanlah hal yang tabuh untuk kelas seorang Brian Dominic, tapi memang delapan bulan ini satu-satunya wanita yang tidak ingin dia sentuh atau rusak adalah Amora. Amora sangat spesial untuk Brian, maka dari itu dia berusaha untuk menutupi hubungannya dengan Amora, namun siapa sangka mereka justru dipertemukan dengan cara seperti ini. Amora memutar otaknya untuk mencari alasan agar dia bisa pergi dari hadapan Monica dan Brian karena ternyata matanya mulai terasa panas sekarang dan jika dibiarkan terus-menerus bisa dipastikan sebentar lagi Amora pasti akan menangis. Tidak. Dia tidak ingin siapapun tahu jika sebenarnya dia dan Brian sudah saling mengenal bahkan mereka memiliki hubungan spesial. 'Tidak. Itu tidak boleh diketahui oleh Monica. Dia tidak ingin menghancurkan kebahagiaan sepupunya, terlebih sebentar lagi mereka akan segera menikah. Tidak, Amora tidak bisa mengacaukan semua rencana indah mereka jika hubungannya dengan Brian di ketahui.' Tiba-tiba pandangan Amora tertuju ke arah lain pantai itu, melihat keberadaan seseorang yang cukup familiar di ingatan Amora , dan sepertinya dia akan punya jalan untuk menutupi rasa sakit hatinya saat ini. Kembali Amora menarik senyum manisnya, menyapa Monica dan Brian lalu menunjuk ke arah sisi lain pantai itu, di mana di sana ada seorang laki-laki tengah berdiri menghadap pantai lepas. "Monic. Lihat. Itu adalah kekasihku. Iya itu adalah kekasihku!" Amora berseru menunjuk ke satu orang pemuda yang tengah berdiri menghadap pantai lepas dan kali ini mata Brian kembali terasa panas saat mendapati kenyataan jika ternyata Amora juga memiliki kekasih yang lain selain dirinya. "Oh, f**k!" Umpat Brian dalam hati saat melihat siapa laki-laki yang baru Amora akui sebagai kekasihnya itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD