Pagi yang Bahagia

1288 Words

Victor terbangun ketika badannya mulai terasa gerah dan keringat menetes di dahi. Kipas angin yang berputar tidak cukup untuk mengusir hawa panas Jakarta. Ketika dia terlelap udara masih sejuk sehingga tanpa pendingin udara pun, dia masih bisa tidur lelap. Sekarang matahari pasti sudah mulai tinggi, berada di tempat tidur Bella dan merasakan hangat tubuhnya membuat Victor kegerahan. “Duh, Bella kok bisa tahan, tidur kepanasan tiap malam. Mana tidurnya nyenyak banget. Pasti capek tiap hari harus kerja sampai dini hari. Nggak masalah, sekarang dia pacar aku, jadi aku bisa ngasih apa pun yang aku mau,” kata Victor pelan sambil memandangi wajah Bella yang tenang. “Kamu mirip bayi kalau lagi tidur gini,” kata Victor lagi. Dia tidak tahan, diusapnya wajah Bella dan ditelusurinya garis wajahnya.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD