"Kalian jangan main-main, ya sama aku! Jangan pura-pura! Jangan coba-coba menyembunyikan Bella!” Anton seperti orang yang gelap mata, dia menunjuk-nunjuk pada Siska dan Bagus yang berdiri sedikit menjauh melihat kelakuan Anton yang menggila.
Lelaki jangkung itu lantas berjalan ke arah pintu kamar kosan dan menggedornya sambil berteriak-teriak memanggil nama Bella. Melihat kelakuan Anton yang meresahkan, Bagus yang datang karena khawatir pada Bella, menarik dan membalik tubuh Anton lalu meninjunya.
“Gue nggak tahu apa masalah lu sebenarnya. Yang gue tahu, Bella memang sakit sejak kemarin. Seharusnya lu menunjukkan simpati mendengar Bella dirawat. Kalian pernah punya masa yang indah bersama-sama kan? Tapi kelakuan lu kok kayak orang sakit jiwa?”
“Sialan!” maki Anton lalu menyasar rahang B
