Tapi aku lebih suka dia memilih untuk mati.

996 Words
Kedua tangan pria gagah itu mengepal setelah menerima laporan dari seorang jenderal. Suasana di dalam ruangan itu seperti diselimuti awan gelap. Aura yang selalu ada bersama pria itu di manapun ia berada. "Pimpin pasukan ke Barat, buat Pangeran Alard menyerah, jika dia tidak mau menyerah maka habisi dia. Jika kau tidak berhasil maka kepalamu yang akan menjadi gantinya!" Pria itu memberi perintah yang membuat sang Jendral di depannya merinding. Sang Jenderal tahu bahwa pria di depannya tak memiliki belas kasihan sedikitpun, ia bisa memerintahkan membakar satu provinsi jika provinsi itu melakukan pemberontakan tapi ia tidak menyangka bahwa sang raja akan memerintahkan membunuh kakaknya sendiri karena sebuah pemberontakan. Hal ini membuat Jendral itu memahami satu hal, bahwa melakukan pemberontakan tidak peduli siapapun itu maka hukumannya adalah kematian. "Baik, Yang Mulia. Hamba permisi." Jenderal menundukan kepalanya dan segera pergi dari hadapan raja. Tidak lama dari kepergian Jenderal tadi, seorang wanita berusia di ujung 40-an masuk ke dalam ruangan pribadi sang raja. "Elcander! Perintah apa yang kau berikan pada Jenderal Rolland?! Hentikan semua ini!" Wanita itu membentak pria yang saat ini tengah memperhatikan sebuah peta. "Kau mengenalku dengan baik, Selir Stevy. Perintah yang sudah diberikan tidak bisa lagi ditarik." "Kau gila! Dia kakakmu sendiri!" Maki wanita itu. Ia melewati batasannya, melupakan statusnya yang hanya seorang janda mendiang raja sebelumnya yang tak pantas sama sekali memaki seorang raja. "Aku masih memberinya dua pilihan. Hidup atau mati tergantung pada pilihannya. Tapi aku lebih suka jika dia memilih untuk mati." Elcander tak peduli ikatan darah yang mengalir antara dirinya dan Pangeran Alard. Membelot dari aturannya artinya tak menginginkan kehidupan lagi. Terlebih, Elcander tahu bahwa Alard melakukan pemberontakan karena ingin mengambil posisinya. Tidak, Elcander tidak akan pernah membiarkan siapapun mengambil posisinya. Ia telah bersusah payah untuk mencapai posisi raja. Ia telah melewati banyak kematian untuk membuktikan pada mendiang ayahnya bahwa ia mampu menjadi pemimpin Apollyon. Tak tahu berapa banyak darah yang telah ia tumpahkan, dan tak tahu berapa sayatan pedang yang telah ia terima untuk posisinya saat ini. Wanita itu mengepalkan tangannya, "Iblis! Kau iblis!" Ia terus memaki. Elcander melepaskan peta yang ia pegang, "Jika kau tahu aku iblis maka seharusnya kau dan anakmu tak main-main denganku!" Ujarnya tak berperasaan, "Penjaga!" Ia berteriak memanggil penjaga di luar ruangannya. Dua orang penjaga masuk dengan cepat. "Bawa wanita itu ke penjara! Kurung dia sampai dia mati dengan sendirinya di dalam penjara!" "Kau tidak bisa melakukan ini padaku!" Wanita itu memberontak ketika dua penjaga memegang tangannya. Pada kenyataannya, Elcander lebih dari mampu untuk memenjarakan wanita itu, bahkan untuk membunuh wanita itu sekarang juga pun ia bisa, tapi Elcander tidak ingin ruangan pribadinya digenangi oleh darah kotor wanita itu. "Elcander! Kau b******n, lepaskan aku!" Suara makian terus saja terdengar hingga pintu ruangan pribadi Elcander kembali tertutup rapat. Elcander Apollyon, raja ke V kerajaan Apollyon. Siapa yang tak mengenali nama besar Elcander. Pria ini memakmurkan kehidupan di kerajaannya dengan menghancurkan kerajaan lain. Ia membuat rakyatnya tak kekuarangan apapun tapi ia juga bisa membuat rakyatnya kehilangan semua bahkan nyawanya jika ketahuan melakukan pemberontakan. Tak terhitung berapa orang yang telah ia lenyapkan. Hanya dengan satu perintah darinya ratusan bahkan ribuan nyawa bisa melayang. Elcander adalah orang yang penuh dengan ambisi, sejak ia kecil ia selalu bersaing dengan saudara-saudaranya untuk menjadi yang terbaik. Ia tahu bahwa cara untuk mendapatkan pengakuan dari ayahnya adalah dengan menjadi yang terkuat. Ayah Elcander menyukai ambisi Elcander, ia yakin Apollyon di bawah kepemimpinan Elcander akan bertambah besar. Karena hal inilah ia menobatkan Elcander sebagai Penerus tahta kerajaan. Saat itu tidak semua orang bisa menerima kenyataan bahwa anak dari seorang selir yang awalnya adalah seorang pelayan menjadi seorang raja. Beberapa kali selir yang juga memiliki anak laki-laki mencoba untuk membunuh Elcander namun seperti semua dewa memihak Elcander, pria itu selalu selamat dari maut. Hanya saja Elcander harus kehilangan Ibunya karena diracuni oleh seorang selir. Hari kematian ibunya adalah hari paling mengerikan untuk penghuni istana karena mereka dipaksa menyaksikan bagaimana Elcander membunuh orang-orang yang telah bekerja sama untuk meracuni ibunya. Elcander membunuh seorang selir dan juga anaknya, serta 3 pelayan yang bekerja di bawah selir itu. Hari itu Elcander menunjukan pada semua orang di istana, bahwa tak ada yang bisa lolos dari kematian jika mengusiknya. Saat usianya 14 tahun, Elcander sudah mendapatkan perintah oleh ayahnya untuk menghukum para warga desa yang menolak kenaikan pajak, yang artinya mereka adalah pemberontak. Ketika itu hukuman yang Elcander perintahkan adalah membasmi semua penghuni desa itu. Tidak hanya itu, Elcander turun tangan dalam penghancuran desa itu. Kiprah Elcander tidak hanya dalam membasmi pemberontak, ia juga terjun ke dalam peperangan. Menjadi prajurit dibawah kepemimpinan sang ayah. Elcander remaja menorehkan banyak kemenangan dalam peperangan. Karena kemenangan ini ia mendapatkan banyak pujian dari prajurit Apollyon dan para petinggi kerajaan. Semua orang percaya bahwa Elcander akan menjadi pemimpin pasukan yang tak terkalahkan. Pada usianya yang ke 22 tahun ia menaiki tahtanya, menjadi raja yang ditakuti dan disegani oleh semua pejabat di istananya. Menjadi pemimpin tertinggi di kerajaan Apollyon. Menjadi hukum untuk semua orang. Elcander tidak hanya kejam pada beberapa orang tapi juga pada istrinya sendiri, pria ini kemarin mengetahui bahwa ibu suri dan selir Elyse menyusun kematian untuk istrinya namun ia tak peduli. Ia menutup mata dan telinganya atas apa yang akan menimpa istrinya. Elcander tak pernah mencintai istrinya. Ia bahkan tak pernah datang ke kediaman ratu. Ia lebih memilih untuk pergi ke beberapa selir dan yang paling sering ia datangi adalah selir Elyse. Selir tercantik di istana. Bukan tanpa alasan Elcander tak datang ke kediaman ratu. Ia pernah mendengar bahwa wanita yang menjadi istrinya itu adalah salah satu wanita ayahnya. Elcander jijik dengan wanita bekas ayahnya akan tetapi ia tetap menerima perintah ayahnya untuk menikahi wanita itu. Bagaimana mungkin Elcander mendatangi wanita yang sudah disentuh lebih dulu oleh ayahnya. Sungguh, untuk membayangkannya saja ia enggan. Dalam 6 tahun pernikahan mereka. Hanya beberapa kali Elcander bertemu dengan ratunya. Di acara-acara resmi yang mengharuskan mereka untuk duduk berdua. Setelah kematian sang ayah, Elcander semakin tak peduli dengan istrinya. Bahkan untuk menjaga reputasi sang istri saja dia tak sudi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD