chapter 2

1347 Words
Ayana berjalan di tengah malam, hari ini ia minta lembur pada mandor karena ia butuh uang lebih untuk membeli kebutuhan anak asuhnya, jalanan sudah mulai sepi oleh kendaraan tetapi masih ada beberapa mobil yang lewat. Ia melihat seorang wanita berbaju putih berjalan menyeberangi jalan yang sepi, ia lihat wajah wanita itu pucat pasi. Ayana menghentikan langkahnya dan memperhatikan wanita itu yang ia taksir berusia 35 tahun an. Sebuah mobil melintas dan akan menabrak wanita itu "Mbak minggir ada mobil!!" Teriak Ayana memperingatkan wanita itu yang berdiri di tengah jalan hingga mobil itu semakin dekat dan menabrak wanita itu membuat Ayana menutup mata dengan tangannya. Tapi ia tak mendengar suara benturan, ia membuka matanya dan melihat wanita itu masih berdiri di tempatnya tadi, wanita itu menatap Ayana. Ayana keheranan melihat hal itu, Karena ia sangat yakin jika mobil tadi akan menabrak wanita itu, keheranannya terjawab saat wanita itu melayang menuju ke arahnya. Ayana terpaku ditempatnya melihat hal itu, ia ingin berlari tapi kakinya seperti berat untuk melangkah walau sekerasnya apa ia berusaha lari. Hingga ia pasrah dengan apa yang akan dialaminya. "Kamu bisa melihatku?" Tanya wanita itu Ayana hanya menatap wanita itu, lidahnya kelu. Ia ingin berteriak tapi tengah malam seperti ini jalanan sudah sepi, siapa yang akan menolongnya dari hantu wanita itu. Yang ada semua orang pada lari tunggang langgang. Ayana hanya menganggukkan kepalanya. "Tolong aku" Ayana masih tak bergerak, tubuhnya kaku. "Kamu mau apa?" Tanya Ayana dengan gemetar "Tolong aku......" Ucap wanita itu lagi, Ayana yang sudah bisa menggerakkan badannya segera berlari sekencang-kencangnya meninggalkan wanita itu, ia tak sadar jika ia berlari di tengah jalan raya hingga sebuah mobil hampir menabraknya, untungnya pengemudi mobil dengan sigap menginjak rem hingga ban mobil berderit karena di rem mendadak, Ayana berdiri dengan jarak beberapa inchi dari mobil itu. Pengemudi mobil dengan sedikit emosi keluar dari mobilnya "Kamu sudah gila lari lari di tengah jalan!" Teriaknya pada Ayana "Ma....maafkan saya" ucap Ayana yang bolak balik menoleh ke belakang, dan dengan cepat berlari kembali "Hei......tunggu....." Ucap pria itu yang adalah Gian. "Bukannya dia gadis yang jadi kuli di proyek itu?" Gumam Gian heran karena tengah malam begini gadis itu masih berkeliaran di jalan. "Ternyata begitu, siang jadi kuli, malam cari mangsa rupanya" Gian berjalan kembali ke mobilnya dan melajukan lagi mobilnya menuju arah pulang. Oooo----oooO "Assalamualaikum..." Ayana mengucapkan salam saat sampai di depan pintu rumah kontrakan yang ia tempati bersama 3 anak asuhnya. Untungnya walau masih berusia 7 tahun mereka sudah mengerti keadaan mereka sebenarnya dan menurut semua kata Ayana yang mengasuh mereka setelah orang tua mereka meninggal. "Walaikumsalam, kakak kok baru pulang tengah malam begini, dari tadi Iqbal nungguin kakak sampai ketiduran" "Maafin kakak ya bal, hari ini kakak lembur sampai malam jadi baru pulang tengah malam gini, ya udah kamu tidur di kamar gih" "Iya kak" Ayana kemudian langsung membersihkan diri di kamar mandi, sayup sayup ia mendengar suara wanita "Tolong aku..........." Yang membuat bulu kuduk Ayana berdiri, suara itu adalah suara yang sama seperti suara wanita di tengah jalan tadi "Pergi...!! Jangan ganggu gue....!!" Teriak Ayana yang dengan cepat menyelesaikan acara mandinya dan berlari ke kamarnya. Ia naik ke atas ranjang dan menutupi tubuh hingga kepalanya dengan selimut "Aduh mati gue, kenapa dia ngikut sampai ke rumah" Ayana memejamkan matanya juga menutup telinganya agar tak mendengar suara wanita itu, dia membaca ayat-ayat pendek juga ayat kursi dalam hati hingga tanpa sadar ia tertidur. Keesokan harinya Ayana bangun, masih dengan perasaan merinding seperti ada orang lain di kamarnya, tapi saat ia mengedarkan pandangannya ia tak melihat apapun. Jam menunjukkan pukul 4.45 pagi, ia membangunkan anak anak asuhnya. "Sari, Sara, Iqbal ayo sholat subuh dulu" ajaknya. Ketiga anak itu keluar dari kamarnya masih dengan mengucek matanya. "Ayo cuci muka dulu, terus wudlu ya" "Iya kak" Mereka kemudian sholat subuh dengan Iqbal sebagai imamnya. Setelah sholat subuh mereka berjalan jalan sebentar di sekeliling rumah kontrakan sebelum melakukan aktifitas. Tepat jam 7 pagi anak anak sudah berangkat sekolah sedangkan Ayana masih bersiap karena jam kerjanya mulai jam 8. Jam 7.25 ia berangkat kerja, sengaja ia berangkat lebih awal karena ia tak ingin menghabiskan uang untuk naik angkot, ia memilih jalan kaki karena lokasi proyek gedung tak begitu jauh dari rumah kontrakannya. Ia melewati tempat dimana ia bertemu wanita itu semalam, membuatnya bergidik ngeri. Tapi saat ia menoleh ke seberang jalan ia melihat wanita itu sedang melambaikan tangan padanya, ia mempercepat langkah kakinya meninggalkan tempat itu. "Tapi kenapa saya di pecat pak?" "Saya nggak tahu Ayana, saya hanya di perintahkan oleh pimpinan" "Tapi saya nggak bisa terima ini, jika saya melakukan kesalahan saya bisa terima kalau dipecat, tapi saya tidak melakukan kesalahan apapun" "Maafkan saya Ayana, saya tidak bisa berbuat apa apa" "Saya nggak terima pak, saya mau menemui pimpinan proyek dan bertanya kenapa saya dipecat." Ucap Ayana melangkah menuju kantor pimpinan proyek yang masih berada satu area dengan proyek pembangunan gedung tersebut. Di dalam kantor ada arsitek proyek gedung Gian dan pimpinan proyek sedang berbicara. Tanpa mengetuk pintu Ayana membuka pintu kantor dan berjalan masuk. "Tolong jelaskan pada saya kenapa saya di pecat dari pekerjaan saya??!" Cecar Ayana pada pimpinan proyek Untuk sesaat pimpinan proyek diam, tak menyangka jika Ayana akan datang dan menanyakan perihal pemecatan dirinya. "Itu adalah hak kami sebagai penyelenggara proyek, tanpa harus memberikan penjelasan pada anda" ucap Gian menjawab pertanyaan Ayana "Tapi anda sudah melanggar undang-undang ketenagakerjaan pasal 158 ayat 1 tentang pemberhentian sepihak" ucap Anaya mengacung jari telunjuknya di depan wajah Gian yang membuat Gian terhenyak, ia tak percaya pekerja kasar bisa mengerti tentang undang-undang ketenagakerjaan. Saat ia akan menjawab Ayana sudah memotongnya. "Ah sudahlah pak, saya tak ingin berdebat dengan anda, saya terima keputusan ini." Ucap Ayana kemudian melangkah meninggalkan kantor pimpinan proyek. Sepeninggal Ayana, mandor proyek memberanikan diri bertanya pada pimpinan proyek. "Sebenarnya kenapa Ayana dipecat pak? Saya lihat kerjanya bagus, lebih bagus dari kuli laki laki malah" "Saya tidak ingin seorang wanita malam menjadi pekerja disini" ucap pimpinan proyek "Wanita malam?, Tidak mungkin pak, Ayana itu wanita baik baik" "Darimana bapak tahu?" Tanya Gian "Saya......." "Semalam, tepat tengah malam saya bertemu dia di jalanan, mana ada wanita baik baik keluyuran tengah malam begitu?" Tambah Gian lagi "Semalam??" Tanya mandor "Iya semalam" "Tapi semalam Ayana lembur sampai jam 11 malam bersama beberapa kuli lain pak" ucap mandor "Lembur??!!" Ucap pimpinan proyek dan Gian bersamaan "Iya pak, saya permisi" mandor keluar meninggalkan pimpinan proyek dan Gian yang saling pandang. Mereka telah salah sangka pada Ayana, Gian yang hanya melihat Ayana keluyuran tengah malam tanpa tahu dia lembur menjudge buruk pada Ayana, membuat ia merasa bersalah. "Sepertinya kita berhutang maaf pada nona Ayana pak Gian" "Iya benar, apa ada data alamat para kuli disini?" Tanya Gian "Sayang sekali pak Gian, disini statusnya adalah pekerja lepas jadi tak ada data lengkap. Beda dengan di kantor kantor yang ada data lengkap tentang pekerjanya" Gian hanya menghela nafas, rasa sesal memang datang di akhir. Ayana duduk dengan lemas di kursi ruang tamu rumah kontrakannya, ia telah kehilangan pekerjaannya dimana ia menggantungkan hidup, juga untuk membiayai anak asuhnya. Hari masih siang, Sari, Sara dan Iqbal juga masih di sekolah. Ayana teringat pada Sheila, mungkin sahabatnya itu bisa membantunya mendapatkan pekerjaan dengan cepat. Ayana mengirimkan pesan pada Sheila kalau ia ingin menemuinya sore ini, mereka berjanji bertemu di sebuah cafe jam 5 sore. Saat ia mendongak di hadapannya ia melihat Hantu wanita yang yang mengganggunya semalam. "Ayana, tolong aku........" Ayana yang sedang emosi karena kehilangan pekerjaan hilang rasa takutnya. "Elo dari semalam ganggu aja. Tolong apaan sih Lo, berisik tau" "Tolong aku......" "Aduh..... berisik, tolong apaan?" Teriak Ayana Hantu wanita itu memegang lengan Ayana yang membuat Ayana tersentak, dikepalanya muncul bayangan bayangan seperti adegan dalam film, seorang gadis Yang di cekik oleh seorang pria kekar hingga tewas dan tubuhnya di tutupi oleh dedaunan. Hantu wanita itu melepaskan lengan Ayana. Ayana shock yang membuatnya hanya terdiam. "Tolong temukan tubuhku ......"  Ucap hantu wanita itu lalu menghilang. Ayana bingung kenapa sekarang ia bisa melihat makhluk lain dan bahkan malah berkomunikasi dengannya, ia berfikir apakah ada tujuan jika ia sekarang menjadi seperti ini, apakah ia harus membantu hantu wanita itu, perasaan itu berkecamuk dalam fikirannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD