Bagian 2

1049 Words
Noah kesal karena ia dimarahi oleh sang pemesan makanan, akibat terlalu lama mengirim makanya. Terlebih Noah datang dalam kondis pakaian yang kotor. Bahkan orang itu membuang makanan yang sudah diperjuangkan Noah di hadapan mukanya. Orang itu tidak mau membayar. Parahnya, ia juga memberi penilaian satu bintang pada Noah pada aplikasi pesan antarnya. "Tuh, udah itu ambil aja makanannya! Gue udah nggak butuh. Gue udah kenyang makan mie instan!" Wanita itu melempar stirofoam berisi nasi uduk beserta lauknya. Noah berusaha menangkap, namun semua telanjur meluncur ke tanah. Kedua mata Noah membulat. Begitu menyayangkan apa yang sudah terjadi. Padahal jika orang itu benar - benar memberikan makanan itu padanya, ia akan mau. Lumayan dari pada malam ini ia makan mie instan lagi. "Awas aja, gue kasih bintang satu, Lo. Ke mana aja, sih. Pesen dari dua jam yang lalu, baru sampai. Mana dateng pake baju kotor. Jijik banget!" Setelah memaki - maki Noah, orang itu langsung menutup pintu begitu saja. Tidak memberi kesempatan pada Noah untuk menjelaskan sama sekali. Noah pun akhirnya hanya bisa pasrah. Ia berjalan menjauh dengan langkah gontai. Benar - benar sial. Sudah pernah satu kali ia mendapatkan bintang satu. Sekarang dapat lagi. Jika satu kali lagi ia mendapatkan bintang satu, ia bisa - bisa kena suspensi, sehingga tidak bisa lagi bekerja sebagai driver ojek online di aplikasi tersebut. Sementara Noah tidak tahu apa yang harus ia lakukan jika tidak bekerja sebagai driver ojek online. Mengingat ia tida memiliki keterampilan apa pun. Ijazah juga tidak punya. Noah masuk ke dalam rumah tua nan repot itu. Satu - satunya harta yang ia miliki selain motor yang ia gunakan untuk bekerja setiap hari. Segala kesialan yang menimpanya malam ini, adalah karena ia menolong wanita sial itu. Sehingga kesialannya menular. Tahu akan begini jadinya, harusnya ia biarkan saja wanita itu melakukan apa yang ia mau tadi. Sudah ditolong dengan sepenuh pengorbanan, tapi berterima kasih dengan benar saja tidak. Malah marah - marah. Dasar tidak tahu diuntung. Lelah sekali ia rasanya hari ini. Keliling seharian tapi tidak mendapatkan cukup uang untuk membeli beras. Ia akan kembali makan mie instan malam ini. Noah menatap sekeliling rumahnya. Raut wajahnya seperti memikirkan sesuatu.   Ia mulai menuju ke dapur untuk memasak sisa mie instan yang tinggal satu biji. *** Sepasang Sayap Untukmu - Sheilanda Khoirunnisa *** Noah segera mengucap syukur karena pagi - pagi buta ponselnya telah berbunyi. Tanda ada orderan datang. Sebuah rezeki nomplok. Ia segera menerima orderan itu. Ia tidak sempat mandi dulu. Hanya sikat gigi, cuci muka dan ganti baju. Noah mengamati wajahnya di cermin. Bukannya sombong atau ia mengidap sindrom narsisme. Tapi ia selalu takjub melihat wajahnya yang tampan. Jika nanti ia tetap tidak mendapatkan hasil dari bekerja sebagai driver ojek online, ia akan coba menjual fotonya di internet. Siapa tahu saja ada perusahaan yang tertarik menjadikan ia seorang model ataupun bintang iklan. Noah tertawa sendiri membayangkan itu terjadi. Tapi jika benar itu akan jadi nyata, wah, ia bisa jadi orang kaya. Seperti apa yang sudah ia impikan. Seseorang yang menghubungi itu memintanya untuk datang ke apartemennya. Ia ingin mengirim makanan ke rumah sang adik. Noah hanya langsung setuju. Noah berniat ia akan bekerja dengan lebih giat dan akan melakukan pekerjaannya dengan sepenuh hati. Sehingga orang - orang akan memberikannya penilaian yang tinggi. Ia benar - benar takut jika sampai betul - betul kena suspensi. Sampai di depan pintu apartemen orang itu, Noah segera menekan bel. Tak perlu menunggu lama hingga sang pemilik apartemen membuka pintu.   Namun betapa terkejutnya Noah, ketika tahu siapa gerangan sang pemilik apartemen. Ternyata orang itu adalah Eve. Dan Eve pun tak kalah terkejutnya. "Ngapain Lo ada di sini? Mau cari masalah lagi sama gue Lo?" Eve langsung emosi begitu melihatnya. "Astaga ... ternyata Lo ya yang bernama Evangelin Cahya Natasya. Tahu begitu tadi gue tolak aja pesanan Lo. Dari pada mata sama hati gue iritasi gara - gara lihat Lo lagi." Noah pun juga terpancing emosi. Saking kesalnya ia pada Eve. Ia sampai lupa bahwa dirinya saat ini sedang bekerja. Lupa juga pada tekatnya untuk lebih berhati - hati karena takut kena suspensi. "Sombong amat, sih. Masih syukur kamu dapet rezeki pagi - pagi dari gue. Pake bilang gue bikin mata sama hati Lo iritasi. Apa nggak kebalik?" "Batalin aja pesanan lo. Gue nggak butuh rezeki dari lo. Karena lo udah matiin rezeki gue." Eve menatap Noah tajam. "Oh, jadi gitu. Oke ... kata lo gue udah matiin rezeki Lo, kan? Oke, gue akan buat itu jadi kenyataan detik ini juga!" "Lo udah bikin itu jadi kenyataan semalam. Gue dapat musibah karena udah nolong lo." "Itu sih derita Lo. Lagi pula siapa suruh nolong gue. Lo udah menggagalkan rencana gue!" Noah menarik napas saking kesalnya. "Oke, sekarang buruan batalin orderan lo." "No way. Gue nggak akan batalin." "Kenapa gitu? Ayo buruan batalin!" Eve pun menyeringai. Ia hanya segera memberikannya rantang berisi makanan untuk adiknya. "Ini buruan antar ke alamat adik gue, sesuai yang tertera pada aplikasi. Jangan sampai telat. Dan ini duitnya." Eve juga memberikan satu lembar lima ratus ribu, pecahan uang terbesar di negeri Auro. Noah sekiranya sudah bisa membaca pikiran Eve. "Lo batalin aja pesanannya. Gue ngga mau antar." "Lo harus antar, lah. Atau gue akan laporin Lo ke pihak Rojek, karena Lo memperlakukan *pelanggan dengan sangat buruk. Bahkan memaki - maki. Itu di sana ada cctv yang sudah merekam semuanya. Di sini juga ada kamera interkom. Lo udah nggak bisa berkutik lagi. Karir lo sebagai seorang driver ojek online sudah berakhir." Noah menatap kamera - kamera yang ditunjuk oleh Eve. Seketika seluruh tubuhnya terasa lemas. Kali ini ia setuju dengan Eve. Ya, ia sudah kehilangan pekerjaannya. Ia kini sudah resmi menjadi pengangguran. Kasarannya, maju kena, mundur kena. Jika ia tidak menerima pekerjaan dari Eve, ia akan dilaporkan yang berakibat suspensi. Tapi jika ia kerjakan, ia yakin Eve juga akan memberi nilai satu. Di mana hal itu akan membuatnya langsung disuspensi. Karena sudah tiga kali mendapatkan penilaian bintang satu. Noah yang sudah tak memiliki harapan, tak lagi membalas ucapan Eve.   Ia hanya pasrah mengambil rantang dan uang yang diberikan oleh Eve. Kemudian pergi berlalu dari sana. Meninggalkan Eve yang bingung dengan Noah yang tiba - tiba diam. Tapi ia tidak mau ambil pusing. Ia segera masuk ke dalam apartemen lagi setelah itu. *** Sepasang Sayap Untukmu - Sheilanda Khoirunnisa *** -- T B C --
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD