3

1681 Words
“Wihhhh banyak banget Pah, Mah. Makasih yaaaa.” ujar Dalila dengan senang. “Iya dong sayang semua itu buat anak Papa yang paling cantik. Btw kamu jadi nya mau daftar sekolah dimana Dalila?” tanya Papa Dalila yang memang tidak pernah menuntut Dalila untuk berada di sekolah yang ia pilih kan karena bagaimana pun juga yang merasakan dan menjalan kan sekolah itu adalah Dalila sendiri nanti nya. “Emm kayak nya Dalila sih mau ekplore lebih Pah. Jadi kemungkinan Dalila mah ke SMA Harapan Bangsa aja deh. Gimana? Boleh ga?” tanya Dalila ke Papa nya. “Or course baby. Kamu boleh pilih mana pun SMA yang kamu suka dan sekira nya nanti kamu disana bisa mengembangkan diri kamu. Mama sama Papa pasti selalu mendukung kamu sayang.” ujar Papa Dalila membuat Dalila mengangguk senang. Ini yang membuat Dalila tidak membenci kedua orang tua nya meski pun mereka selalu sibuk bekerja. Karena disaat mereka ada di rumah mereka benar-benar menyayangi Dalila dan selalu nengajak Dalila untuk mengobrol bersama seperti ini. “Pendaftaran sekolah nya minggu depan kan La? Minggu depan Mama ga bisa nganter soal nya mau ada meeting di Singapore. papa bisa ga ya?” tanya Mama nya. “Papa ga...” ujar Papa Dalila yang baru saja akan mengatakan hal itu yang merupakan sebuah penolakan tapi sudah di patah kan oleh Dalila yang sudah tahu bahwa Papa nya tidak akan bisa ikut mengantar nya juga besok karena kesibukan nya. “It’s okay not problem Ma, Pa. Dalila bisa kok sendiri lagi pula disana besok juga rame kan banyak orang.” ujar Dalila kepada mereka berdua dan mereka mengerti. Saat ini Dalila ijin ke atas karena ia ingin melihat lagi barang-barang dan juga makanan yang di bawa oleh Papa nya untuk oleh-oleh mereka tersebut saat ini. Ia menbuka lagi dan ternyata ada Iphone keluaran terbaru juga, ada coklat kesukaan Dalila juga. Ia pun saat ini mengambil semua barang-barang yang ada disana itu. Setelah sudah ia saat ini menjalani hari seperti biasa sampai hari telah berganti lagi. Ia masih terus mencheck akun nya yang belum di konfirmasi sedari tadi oleh Dillon. Entah lah apa memang Dillon seperti ini padahal ia sudah kangen sekali melihat Dillon dan ia juga penasaran dengan foto-foto di dalam akun ig Dillon itu. “Pelit banget sih si Dillon ini kan gua cuman mau kenalana aja gitu. Ya walau pun ntar juga nyerembet ke pdkt juga sih heheh. Tapi apa salah nya sih.” ujar DalilaZ. Dalila sangat bosen sekali dan karena hal itu ia pun akhir nya memitus kan untuk pergi ke Cafe Dago lagi. Kali aja disana ia nanti akan bertemu kembali dengan Dillon. Jika itu terjadi dia akan sangat senang sekali dapat menemui Dillon lagi. Saat ini Dalila sedang bersiap-siap untuk pergi dan lagi-lagi ia akan pergi sendiri. Ya sendiri juga sudah merupakan hal yang biasa untuk Dalila., ia pun saat ini menghidup kan mobil nya. Setelah sudah ia menbawa mobil nya menuju ke jalanan raya. Ia tidak perlu berpamitan dengan Mama dan Papa nya karena memang mereka berdua sudah tidak ada di rumah. Tadi pagi buta mereka melanjut kan perjalanan bisnis mereka ke London. Maka dari itu Dalila pergi karena ia sangat bosan di rumah. “Hadeh kok macet sih ini. Tapi ya ita lah macet ini kan weekend gimana sih gua ini. Agak-agak banget deh g****k nya.” ujar Dalila memaki diri nya sendiri itu. “Kalo gini sampai kapan lagi gua disini. Ga bisa liat Dillon eh tapi juga belum tentu ketemu sih sama Dillon.” ujar Dalila dengan lesu dan saat ini Dalila mengikuti saja alur yang ada, untung juga ia sudah mengisi bensin mobil nya dengan penuh. Sementara itu saat ini di rumah keluarga Admaja saat ini mereka semua sedang berkumpul untuk sarapan. Hanya ada tiga orang saja yang sarapan disana padahal jumlah keluarga Admaja ada 4, lalu dimana keluarga mereka yang satu nya lagi? “Dillon kemana? Kok belum turun?” tanya Papa Dillon ke Istri dan Daniel yang merupakan anak tiri nya saat ini. Papa Dillon memang menikah lagi dengan Mama Daniel. Bisa di bilang Mama Daniel dulu merupakan istri kedua dari Papa Dillon. Karena dulu masih ada Mama Dillon sebagai istri sah dan istri pertama nya. “Tadi masih di kamar Pah.” jawab Daniel kepada Papa nya tersebut. Daniel Abian Admaja merupakan anak tiri dari Papa Dillon dan Daniel serta Dillon berada di umur yang sama. Dulu mereka berdua tidak satu sekolah sewaktu SMA, dan Papa Dillon berharap saat SMA ini mereka berdua bisa satu sekolah agar makin akrab. “Ck, memang benar-benar susah itu anak. Beda sekali dengan kamu Daniel. Tolong kamu jangan terprovokasi dengan kelakuan dia ya.” ujar Papa Dillon itu. “Pah jangan gitu dong, nanti kalo Dillon denger gimana.” ujar Mama Daniel. “Biar kan saja dia dengar, biar dia juga tahu kalo kerjaan nya itu cuman bolos, tawuran dan clubbing saja. Harus nya dia contoh Daniel yang pintar dan juga rajin ini. Dia itu kelakulan nya sudah bar-bar sekali.” ujar Papa Dillon dengan amarah menggebu. Sementara saat ini sebenar nya Dillon sudah turun tapi baru sampai di tangga dan keberadaan nya itu tertutupi oleh tembok, jadi sedari tadi Dillon mendengar semua nya. Ia mendengar hal itu dan bagi Dillon semua ini sudah biasa. Dirinya memang selalu di banding-banding kan dengan Daniel yang merupakan anak pelakor itu. Ya, terkesan jahat menang tapi lebih jahat pelakor itu yang sudah mengambil perhatian Papa nya untuk Mama nya. Perhatian nya yang sudah di ambil oleh anak pelakor itu? Ia tidak peduli karena ia tidak butuh perhatian dari Papa nya. Ada atau tidak ada nya mereka bagi Dillon sama saja. Ia tetap akan dianggap sebagai orang yang sangat jelek, salah dan negatif di depan Papa nya. Jika dulu teman-teman Dillon yang selalu jadi pembanding saat masih SD, beda nya sekarang merupakan saudara tiri dari Dillon. Dan perrbedaan itu juga dalam waktu yang saat ini akan lebih sering mengingat mereka yang tinggal bersama di suatu rumah yang sama. Dillon mengepal kan tangan nya dan jelas sekali ada kemarahan disana, tapi dia snagat malas sekali jika harus berurusan dengan mereka semua saat ini. Akhir nya Dillon memutus kan untuk naik ke atas dan ia mengambil kunci motor nya serta jaket nya. Rasa nya ia tidak bisa berlama-pama disini jika tidak ia akan memukul Daniel yang berakhir dengan Papa nya akan seratus kali lebih kejam memukul Dillon. Ya memang selalu seperti itu, tidak pernah ada yang mau membela dirinya. Karena bagi mereka mungkin Dillon ini tak sekedar hanya sampah kotor saja. Karena itu lah Dillon berubah menjadi anak yang sangat dingin dan jika mengenai kekerasan mungkin ia sudah khatam karena sejak kehilangan adik nya di usia nya yang masih 7 tahun ia sering sekali melihat Papa nya memukul Mama nya. Dan setelah itu juga Papa nya pasti selalu memukul Dillon tanpa ampun. Padahal waktu itu Dillon hanya lah anak 7 tahun biasa yang seharus nya dapat tumbuh sesuai dengan usia nya. Namun termyata semua itu hanya akan menjadi khayalan semata. Ia tumbuh dipaksa dewasa. Dillon Angelo Admaja adalah nama yang diberikan Mama dan Papanya untuk dirinya. Dan nama belakangnya tersebut yaitu 'Admaja' seringkali ia sembunyikan karena ia tidak suka berada di keluarga ini. Awalnya semuanya bahagia saja sejak masih kecil Dillon sangat sayang kepada keluarganya, apalagi kepada adiknya. Sampai suatu waktu ia kehilangan adiknya yang malang. Adiknya itu diculik dan mobil penculik itu mengalami kecelakaan, adiknya pun tidak selamat saat itu. Saat itu lah, awal dari kehancurannya dan ia mulai berubah. Mamanya pun juga mulai berubah, Mamanya depresi karena kehilangan putrinya yang ssngat amat ia cintai. Sementara Papanya, malah tidak mendukung Mamanya. Papanya malah sering membentak dan memukul Mamanya itu. Karena Papanya selalu beranggapan bahwa mereka kehilangan putrinya gara-gara Mama Dillon yang tidak becus mengurus putrinya. Itu lah sebabnya Mama Dillon sampai menjadi depresi seperti ini. Bukan hanya itu saja penyebab dari kedinginan dan kekerasan dari sikap Dillon. Ada hal yang lebih membuat Dillon menjadi seperti ini hal itu adalah saat dimana Papanya membawa istri barunya dan anak dari istri tersebut. Padahal Papanya masih memiliki Mamanya. Dillon benar-benar marah kepada Papanya, tapi suaranya tak pernah didengarkan. Sampai suatu waktu Dillon sering dibeda-bedakan dengan anak dari istri kedua Papanya bernama Daniel. Dan karena itu Dillon sering di pukul oleh Papanya. Mama Dillon pun juga mengalami hal yang sama. Sampai akhirnya Mama Dillon tidak kuat dan memutuskan untuk bunuh diri. Mulai dari itu lah Dillon hancur. “Dillon mau kemana kamu?!” teriak Papa nya yang melihat Dillon turun dan berjalan ke arah luar rumah. Dillon sama sekali tidak menjawab pertanyaan Papa nya. “Dasar anak kurang ajar kamu ya. Tidak tahu diuntung!” marah Papa Dillon yang saat ini di tenang kan oleh istri nya. Dillon saat ini sudah keluar dari rumah nya. Mungkin hari ini ia akan pergi ke basecamp HaBang karena ia ingin tenang saja. Biasanya basecamp di hari minggu akan sangat sepi dikarenakan banyak yang menghabis kan waktu mereka dengan keluarga mereka. Keluarga? Hahaha rasa nya Dillon sudah lama tidak mengetahui maknsa dari kata-kata itu. Karena bagi nya keluarga sudah hancur, ia tidak memiliki keluarga lagi saat ini. Meski pun berada di dalam keluarga Admaja ia sama sekali tidak merasa bahwa ia punya keluarga. “Lo kesini Lon? Kenapa? Kok oagi-pagi bener? Ada masalah?” tanya Daffa yang memang tadi malam tidur disini. Dillon tidak menjawab membuat Daffa paham bahwa ada masalah dan Dillon tidak ingin menceritakan kepada mereka semua. “Guys laper nih pesen online yik.” ujar Gian yang disetujui oleh mereka semua. “Lo mau ikut pesen ga Lon?” tanya Daffa yang diangguki oleh Dillon itu. “Nih pakek aja.” ujar Dillon memberikan handphone nya. Jika begini mereka semua sangat senang karena akan mendapat kan makan gratis. Karena mereka akan memesan lewat akun Dillon yang mana sudah tersedia uang dalam akun tersebut. “Wah gila sih puluhan juta lo kasih kesini, gila sih lo.” ujar Gian tersebut tapi tak di hirau kan Dillon. Mereka semua sedang memilih makanan apa yang enak dan saat ini akhir nya mereka sudah memutus kan. Tinggal memesan saja sekarang. Sesuadah memesan mereka pun menunggu pesanan datang. Daffa tanpak mengotak atik handphone Dillon karwna ia ingin melihat requested di ** Dillon. Biasa nya dirinya lah yang sering menerima reqyestan tersebut dan Dillon tidak pernah marah akan hal itu. Daffa pun sedang melihat reqyestan yang ternyata sekarang sudah lebih dari 10 ribu requestan baru. Gila memang pesona dari Dillon. “Gila nih bisa kriting jari gua mau milihin ini semu.” ujar Daffa tapi tetap ia lakukan dengan senang. Karena memamg ia menyukai untuk hal ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD