Seorang Adrian

1074 Words
Maaf, saya telah merepotkan anda. Saya harus segera pergi. Dan ini uang untuk membayar perawatan saya selama beberapa jam di sana. Sebuah nota dan dua lembar uang seratus ribuan berada di atas brankar. Adrian tersenyum tipis membacanya. Ia pergi untuk membeli makanan untuk perempuan itu. Namun ketika ia kembali, dia sudah pergi meninggalkan ruangannya. Padahal sudah beli ini, ucapnya dalam hati. Sembari menatap makanan di kotak di dalam plastik. Ia memeriksa kesehatan perempuan jelita tersebut. Ia menemukan bahwa dia mengalami stres, dan kecemasan berlebihan. Selain itu, dia juga sepertinya belum makan apapun sore itu, karena terlihat dari gula darahnya yang agak menurun. "Dia istrinya Pak saka? Tapi kenapa saya tidak pernah melihatnya di rumah megah itu. Apa Saka berbohong pada ku?" lelaki tampan itu bermonolog sendiri. Entah apa yang ia pikirkan, karena setelah ia bertemu perempuan itu. Ia jadi ingin mencari tahu tentang nya. Seperti ia menyewa seseorang untuk mengikutinya. Setelah berpikir beberapa saat. Dia menelpon seseorang. "Saya mau bertemu pemilik Buana!" ucapnya, lantas setelah itu ia kembali menutup ponselnya. Dengan menggenggam nota kecil juga dua lembar duit berwarna merah itu. "Sekar!" *** "Maksud kamu apa?" tanya Ishak pada Sekar. Pasalnya perempuan itu berkata bahwa ia ingin megakhiri kontrak kerjanya bersama Saka. Padahal baru saja dimulai. "Seperti yang saya bilang pada Bapak barusan," ucap Sekar dengan pelan. "Tapi kenapa?" "Karena saya tidak bisa melakukannya." "Tidak bisa melakukannya? desain kamu sudah selesai loh. Kamu hanya perlu bekerja di lapangan. Mengarahkan mereka saja. Itu saja." Sekar kembali terdiam, Justru itu. Kalau ia berada terus di lapangan, maka ia akan terus dekat dengan Saka. Dan itu akan sangat berbahaya dengan starla. Saka bisa mengambil satu satunya putrinya itu. "Sebenarnya masalahnya bukan tentang kerjaan, Pak. Tapi ini antara aku dan Saka." "Saka? kamu manggil dia kaya gitu?" Kini Pak Ishak menatapnya curiga. "Jangan jangan Pak Saka suka ya sama kamu! Makanya kamu mau ngehindar?" Sekar hanya menghela napas frustrasi mendengar tebakan sang bosnya itu. "Pak Saka enggak suka sama saya. Dia sangat membenci saya. Dia selalu saja membuat masalah dengan saya. Jadi saya sepertinya tidak akan cocok kalau kerja sama dengan dia." "cocok? kamu pikir pasangan hidup, kalian harus cocok? Aduh Sekar, kalian ini hanya parthner kerja. Kalian tidak cocok secara pribadi ya tidak apa apa. Kalian hanya perlu bekerja sama. Itu saja." Entah bagaimana caranya Sekar harus menceritakan itu pada atasannya tersebut. Namun Sekar tidak mungkin mengatakan padanya, bahwa Saka adalah mantan suaminya. "Saya tidak tahu, Pak. Akan lebih baik, Bapak menyuruh yang lain saja untuk bekerja dengan Pak Saka." Sekar ingin menguatkan dirinya, pasca pertemuannya dengan mantan mertuanya kemarin. Dan ia juga sepertinya harus pindah kontrakan. Kedua orang tua nya Saka, sepertinya sudah tahu di mana keberadaan nya. Ia bahkan kemarin pingsan gara gara cemas yang berlebihan itu. Ia sangat takut kedua orang tuanya Saka mengambil Starla darinya. Beruntung ada seorang Dokter yang baik hati. Dia telah menyembunyikan dirinya dari Saka. Namun setelah ia sadar, Sekar pun pergi diam diam, saat Dokter itu keluar dari ruangan di mana ia dirawat. Sekamau terlibat lebih jauh dengan laki laki itu. Apalagi ia tahu, kalau Dokter itu adalah seseorang yang kenal dengan keluarganya Saka. "Apa! Mana bisa seperti itu, Sekar?" kesal Ishak, ia terlihat mengacak kepalanya. "Saka hanya percaya sama kamu!" Saka tidak percaya pada saya, Pak. Dia hanya ingin mengacaukan hidup saya! balas Sekar di dalam hatinya. "Coba deh saya tanya lagi sama kamu. Dan kamu harus jawab jujur. Kamu yakin, antara kamu dan Saka tidak pernag terjadi apa apa?" "Apa apa bagaimana si Pak?" "Ya ..., kalau kamu dan dia tidak terlibat perasaan apapun. Kamu tidak akan bersikap seperti kan?" "tidak terlibat apa apa, Pak. Hanya saja, Pak Saka sepertinya kurang menyukai saya. jadi saya sarankan agar Bapak memilih yang lain, sebagai pengganti saya." Final Sekar. Perempuan itu segera undur diri, karena tidak lagi ingin membahas tentang lelaki itu. Sedangkan yang ditinggalkan di rungan sana terlihat menggeleng tidak habis pikir. ' Pembicaraannya dengan sang atasan, membuat Sekar sedikit merasa tegang. Apalagi ia memundurkan diri dari proyek itu. Sekar berharap dalam doa. Agar bos baiknya itu tidak mendepaknya dari kantor. Lalu untuk mengurangi semua perasaan tegang yang ada di dalam dirinya. Sekar memutuskan untuk pergi ke taman kantor yang terletak di bagian lantai bawah. Taman buatan dengan air segar yang menyerupai air terjun. Semuanya dikendalikan oleh listrik. Namun terlihat indah, karena selain ada air terjun buatan. Di taman itu juga banyak pepohonan tinggi seolah itu memang sebuah hutan. Ah, lebih tepatnya hutan buatan yang sudah ia desain sendiri. Dan beruntungnya Pak Ishak menyukai itu. ' "Saya baru tahu kalau pembuat taman hutan indah ini adalah kamu!" Deg! Suara seorang lelaki yang ada di belakangnya, membuat perempuan itu menoleh cepat. "Anda?" tanya nya kaget. Adrian tersenyum dan mendekat. "Uang ini saya kembalikan." Dia menyodorkan uang dua ratus ribu rupiah pada perempuan jelita itu. "Tapi saya kan--" "Kamu tidak saya kasih obat apapun. Tapi nota nya saya simpan." "Untuk apa? kenapa tidak dibuang saja?" tanya Sekar heran. Adrian menghela napas pelan. Menatap air terjuan buatan itu dengan takjub. "Agar saya punya bukti, kalau kamu pernah tidur di tempat praktek saya!" ledeknya. Membuat Sekar mengulum senyum. "Anda sedang apa di sini?" Sekar mengalihkan topik. "Ah, pertanyaan kamu membuat saya ingat sesuatu." "Apa itu?" "saya harus segera menemui seseorang!" "Baiklah." ucap Sekar tanpa basa basi. karena jujur saja, ia hanya ingin sendiri di sana. Setelah laki laki itu pergi. Sekar benar benar menikmati waktunya. Ia menelpon pengasuh putrinya, dan melakukan vidio cal. Starla sangat cantik dengan memakai baju princess, yang ia belikan. Selain kulitnya yang putih menggemaskan. Starla juga memiliki rambut yang hitam lebat sepunggung. balita berumur satu tahun itu benar benar amat cantik. "Starla!" ia memanggilnya. Lalu gadis kecil itu tersenyum dengan menggerak gerakan badan. Seolah ia bangga dengan baju princess yang dipakainya. Baru beberapa saat, ia menikmati waktunya dengan sang putri. Tiba tiba bosnya menelpon. Sehingga Sekar mengakhiri panggilannya dengan sang putri. "Iya, Pak." "Kamu keruangan saya sekarang!" "Iya Pak." kemudian Sekar pun menutup ponsel dan gegas hendak menemui sang Bos. Sesampainya di depan ruangan sang Bos. Sekar mengetuk pintu, dan disambut Pak Ishak ramah. "masuk kamu!"Iya, Pak." Sekar masuk ke dalam. Namun langkahnya terhenti saat melihat siapa laki laki yang duduk di sopa itu. "Anda?" tanya Sekar bingung. Ishak yang melihat sikap Sekar terlihat menautkan kedua alisnya. "kalian saling kenal?" tanya nya pada Sekar dan lelaki itu. Lelaki itu tersenyum. "Iya, dan karena dialah saya mau bekerja sama dengan anda!" Mendengar apa yang dikatakan lelaki tampan itu. Sekar mengerjap.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD