bu Novita masih sibuk menjawab pertanyaan dari teman- temannya dan sebagian dari mereka ada yang berfoto ada juga yang menikmati perjalanan sambil bernyanyi- nyanyi.
"tinggalkan ayah tinggalkan ibu"
"ijinkan kami pergi berjuang"
terdengar salah satu dari mereka yang berjalan di belakang menyanyikan lagu pramuka ini.
Mereka melanjutkan perjalanan hingga pada pos 2 dan kembali beristirahat disana,disana mereka sarapan kembali dengan masakan yang telah mereka masak tadi pagi.Setelah makan untuk menghemat waktu mereka langsung melanjutkan perjalanan.
Tak lama setelah melanjutkan perjalanan menuju pos 3,semua di kejutkan oleh suara teriakan dari salah satu di antara mereka.
aaww....
terdengar suara teriakan kesakitan dari Ici,Irvanda yang berdiri didekatnya langsung menghampiri Ici.
"dek aa ci?"
(kenapa ci?),tanya Irvanda mencemaskan keadaan temannya.
'Kaki ci sakik van"
(kaki ci sakit van)
"dek aa tu ci?"
(kenapa emangnya ci?)
"ndak tau do van,ado yang manggigik kayaknyo van"
(gak tau van,ada yang gigit kayaknya van).
"maaf cubo van caliak"
(maaf coba van periksa).
Irvanda lalu memeriksa kaki Ici yang terasa sakit,ternyata Ici digigit oleh seekor tawon.
"LARIIIII......",teriak Irvanda yang langsung berlari dan diikuti oleh temannya yang lain.
Tidak beberapa meter Irvanda lalu berhenti dan disana Ici di berikan obat seadanya,dan ternyata Irvanda juga di gigit oleh tawon saat memeriksa kaki ici Karena digigit tawon itulah Irvanda langsung menyuruh teman-temannya untuk berlari. Ici di gigit pada bagian kaki sedangkan Irvanda di gigit oleh tawon pada bagian mata kanannya.
mereka semua mencemaskan keadaan Ici dan Irvanda, mereka takut Ici dan Irvanda akan deman karena efek dari gigitan tawon tersebut.
Setelah memberikan obat- obatan kepada Ici dan Irvanda mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju pos 3,di pos 3 mereka beristirahat kembali sambil membuka terpal untuk berteduh karena hujan yang cukup lebat.
Pada jam 2 an mata kanan Irvanda sudah mulai membengkak dan semuanya semakin cemas dengan keadaan Irvanda.
"baa Nda lai aman rasonyo"
(gimana Nda aman gak),tanya Irfandi.
"aman aman,lah lanjut lah wak ka ateh lai" (aman aman ,yaudah ayo kita lanjut ke atas),jawab Irvanda.
Sejujurnya kepala Irvanda sudah terasa agak pusing tapi Irvanda juga tidak mau merepotkan temannya.Irvanda tidak mau niat temannya untuk mencapai puncak harus terhalang karena dia.
Sekedar info Irvanda dan Irfandi bukan anak kembar dan bahkan juga tidak ada hubungan kekerabatan sedikitpun.Mereka hanya dua orang sahabat yang memiliki kesamaan nama seperti anak kembar.
"Beneran gapapa kamu Nda",tanya yang lainnya. Semua sangat mencemaskan Irvanda karena melihat mata Irvanda yang semakin bengkak.
karena melihat keadaan Irvanda mereka memutuskan untuk mempersilahkan Irvanda berjalan terlebih dahulu bersama 4 temannya yaitu irfandi,Rofid,Fadli,dan Teguh.
Saat berada di atas pintu angin ada sebuah warung lalu Teguh berhenti disana untuk menanyakan kembali keadaan dari Irvanda.Warung tersebut berada tak jauh di bawah cadas.
Disana mata kanan Irvanda sudah tidak bisa melihat lagi,Irvanda hanya melihat menggunakan mata kiri nya saja.Mereka berlima disana menunggu lagi rombongan kedua untuk bisa melanjutkan kembali ke atas.
Setelah rombongan kedua terlihat,mereka lalu menuju ke tugu abel.
Irvanda dan Irfandi berjalan paling depan dan di ikuti oleh Fadli,Rofid dan Teguh di belakangnya. Awalnya mereka berlima berjalan saling berdekatan tetapi karena badai dan jarak pandang yang sangat dekat Irvanda dan Irfandi tidak menyadari bahwa mereka telah meninggalkan 3 orang temannya jauh di belakang.
Irvanda memutuskan untuk terus berjalan ke atas karena badannya yang sudah terasa meriang ditambah juga dengan badai yang cukup besar. Jarak pandang mereka pada saat itu hanya berkisaran sekitar 3 sampai 5 meter. Pada saat itu waktu sudah menunjukkan jam 4 kurang,Irvanda terus memaksakan berjalan walau kepalanya sudah terasa sangat pusing.
Tak lama setelah itu mereka akhirnya sampai juga di tugu abel,tapi di karenakan di antara mereka tidak ada yang membawa tenda jadi mereka hanya duduk menunggu disana.
"Baa kok lamo bana nakrang tadi ko Nda"?" (Kenapa lama banget anak- anak tadi ya Nda?),tanya irfandi.
"Mungkin dek cuaca ko Ndi jadi payah nakrang tu apolai nakrang tu banyak yang masih pemula". (Mungkin karena cuaca ini Ndi jadi mereka pada susah apalagi mereka banyak yang masih pemula dalam mendaki).
" Awak ndak lo baok tenda do, tenda tadi teguh yang mambaok, kan lai masih kuek nda? " (Kita juga gak bawa tenda, tenda tdi Teguh yang bawa, kamu masih kuat kan Nda?).
"InsyaAllah kuek Ndi" (InsyaAllah kuat Ndi) , jawab Irvanda singkat.
Alhamdulillah tak lama setelah itu 3 orang temannya yang ketinggalan sudah berada di tugu Abel. Mereka tanpa menunggu lama langsung membangun tenda untuk istirahat. Setelah tenda berhasil didirikan, Irvanda langsung beristirahat di dalam karena kondisinya yang cukup mengkhawatirkan.
"Istirahat lah lu Nda" (Istirahat lah dulu Nda), Ucap Teguh setelah tenda didirikan. "Iyo Guh" (Iya Guh) .
"Kini Baa rasonyo badan Nda? " (Sekarang keluhannya apa Nda?)
"Iyo lah paniang bana rasonyo Guh" (Udah pusing banget rasanya Guh), keluh Irvanda sambil merebahkan badannya.
"Iyo istirahat se lah lu Nda, den pai kabawah mancaliak nakrang tadi lu", Irfandi mengecek keadaan Irvanda di dalam tenda, setelah di rasa aman Irfandi langsung kembali kebawah untuk menolong teman- teman yang lainnya.
Namun belum beberapa menit beristirahat, Irfandi datang bersama rombongan para perempuan. Irfandi menolong mereka yang kedinginan, tenda yang sebelumnya sudah didirikan di jadikan sebagai tepat para perempuan untuk beristirahat. Irvanda langsung keluar dari tenda tersebut untuk mempersilahkan teman perempuannya beristirahat disana dan memberikan beberapa selimut untuk menghangatkan mereka.
Karna badai yang juga belum reda, mereka langsung mendirikan semua tenda. Mereka sudah kedinginan terutama Bima yang badannya terasa sangat dingin. Mereka mendirikan tenda pada jam 6 sore, tak lama tenda pun telah didirikan semuanya dan mereka langsung masuk ke dalam tenda untuk berlindung dari badai. Mereka berlindung dari badai di sana dan segera menghangatkan badannya. Semua sudah masuk ke dalam tenda dan tidur. Irvanda dan teman se tendanya bisa tertidur pada jam 7 malam.
Pada saat itu jumlah pendaki berkisaran 75 orang yang di antaranya berasal dari Solok Selatan,Padang,Pariaman dan Pekan Baru.
Semua dari rombongan Irvanda sudah beristirahat sejak jam 7 malam hinggapada saat jam 9 malam semuanya kembali bangun.Pada jam 12 malam Irvanda berusaha untuk beristirahat kembali tetapi di karenakan demamnya yang semakin parah membuat Irvanda jadi susah untuk tidur.