Aku Tiara larasati, seorang istri yang rela meninggalkan kemewahan hanya untuk bisa bersatu dengan Budi prasetya seorang kuli bangunan. Untuk membantu menyukupi kebutahan kami, aku rela bekerja serabutan kadang mencuci baju tetangga, membantu memasak dihajatan, kadang juga berjualan online. Ditahun pernikahan kami yang kelima alhamdulillah 3 tahun yang lalu kami dikaruniai seorang putri cantik yang kami beri nama Queena azZarah. Meskipun dengan perekonomian yang pas - pasan kami mempunyai gubuk kecil warisan dari orang tua mas Budi.
Hari ini adalah hari yang kami tunggu, kami menantikan kedatangan Mas budi dari luar kota.
" ibu….kapan Ayah pulang kok Lama gak nyampe" kudengar putriku menanyakan ayahnya.
" sabar nak sambil nunggu Ayah pulang kita buat cemilan yuk...bagaimana kalau pisang keju" bujukku. sebenarnya aku juga kwatir menunggu kedatangannya, sejak dari pagi katanya sudah menuju ke kota ini tapi sampai sore belum Ada kabar padahal jarak yang ditempuh hanya 5 jam perjalanan.
" Oke bu… princess akan buat makanan spesial untuk ayah" ucap putriku dengan riang.
" oke let's go… ." balasku tak kalah semangat.
setelah berkutat dengan dapur kuajak putriku membersihakan diri dan mengajaknya menyantap pisang keju yang kami buat tidak lupa menyisihkan untuk sang suami.
Semakin gelisah hati ini karena sudah beranjak malam tetapi belum ada kabar dari suami ku, kulihat putriku terlelap karena kelelahan menunggu sang ayah. Kumencoba menghubungi sekali lagi semoga diangkat telponya. Kuambil gawai dinakas terlihat 2 panggilan dari suami ku, Ada secercah harapan suamiku baik - baik Saja. Tak Lama kemudian telpon berbunyi ternyata suamiku.
" halo… assalamulaikum Mas… jadi pulang hari ini?" tanyaku tak sabar.
" waalaikumsalam… maaf dek, mas tidak bisa pulang Karena…." ucapnya terpotong. kudengar helaan napas disebarang Sana, aku semakin Cemas ada apa dengan suamiku.
" aku sekarang di kantor polisi dek,... di polsek" papar suamiku melanjutakan perkataannya. Bagai dihantam ratusan tombak ketika mendengar berita mengejutkan dari suamiku.
" kok bisa Mas? Apa yang terjadi? Tanyaku tak sabar.
" tadi Mas ikut tercinduk saat menemani Romii bertemu temannya, dan temannya Romi ternyata bandar narkoba" papar suamiku. Aku hanya diam membisu, hanya rasa kecewa yang Ada.
" dek bantu Mas datanglah kesini dan ajak bapak...mas sekarang di polsek w " terdengar suara suamiku diseberang Sana, karena aku masih membisu segera diakhiri pembicaraan dari seberang Sana.
Selepas menerima Telepon Dari mas Budi, segera aku menghubungi bapak mertua. Beberapa kali ku tekan nomer telepon bapak hanya deringan yang terdengar. Beberapa saat kemudian telepon ku berdering, dan ternyata bapak telepon Balik.
" assalamualaikum nduk...ada apa bapak tadi sedang ada tamu pak kusmin tetangga kita" jelas bapak panjang lebar.
" waalaikum salam pak, Laras akan memberi kabar yang kurang mengenakan, mas Budi Di tangkap polisi karena tuduhan penyalagunaan narkoba, sekarang ada Di polsek w " jelasku secara perlahan, aku takut bapak akan terpukul mendengar kabar mengenai anak kesangannya.
" ya allah Budi….kok gak berubah keluakuanmu, apa tidak ingat anak istrimu nak" ucap Bapak dengan suara Bergetar.
" sekarang bagaimana solusinya pak, laras bingung" ucap ku pada bapak dengan penuh kebingungan.
" maaf ya nduk...sekarang kamu ajak Queen kesini, setelah itu ayo kita jenguk suamimu" ucap bapak memberikan solusi.
" baik pak, laras akan segera kerumah bapak, assalamualikum… ." ucap ku sambil menutup panggilan.
Segera ku bersiap pergi kerumah bapak mertua, Queena terpaksa aku gendong karena kasihan kalau aku bangunkan dari tidurnya. Lima belas menit menempuh perjalanan dengan jalan kaki tak begitu Terasa capek, yang aku rasa hanya kekecewaan.
Sesampainya dirumah bapak mertua, aku Di sambut pelukan oleh ibu mertua. Dari mata tuanya terlihat lelah dan Sedih mungkin karena kecewa dan malu atas kelakuan mas budi. " maaf nak… Budi memang keterlaluan" ucap ibu sambil berderai air mata.
" iya bu….ini memang sudah takdir, sekarang kita berdoa agar menumukan solusi terbaik buat Mas Budi" ucapku menenangkan beliau.
" sudah lah bu…sekarang bapak dan laras mau kepolsek, jaga Quena" bapak ikut menyambung.
Kami pun segera berangkat kepolsek w, tidak terlalu jauh hanya 15 menit dari rumah. Tidak bisa di mengerti kenapa Mas Budi bisa seperti itu apa dia tidak memikirkan kami?