Telepon di pangkuan Nana bergetar menyentak kesunyian. Dengan gerakan tenang, dia menyentuh layar dan menempelkannya di telinga. "Halo?" "Bagaimana progres di sana?" Suara Leonard di seberang terdengar datar, tanpa emosi. Nana memandangi Sheena yang saat ini sedang dibalur masker wajah oleh salah satu terapis. "Hampir selesai. Kamu akan melihat hasil yang memukau nanti," jawabnya sambil mengamati perubahan halus pada penampilan Sheena. Ada jeda singkat sebelum Leonard berbicara lagi. "Jika sudah selesai, tolong antarkan dia ke dokter untuk kontrasepsi setelah selesai." Nana mengerutkan kening. "Mengapa, Leon?" bisiknya, mencoba menahan suara agar tidak terdengar Sheena. Tapi Sheena sudah menangkap sesuatu dari nada bicara Nana. Matanya yang tertutup kompres terbuka sedikit. "Tidak p

