Kediaman Ozkhan. Sudah hampir dua jam, Numa terlihat mondar-mandir di kamar sambil sesekali dia menyingkap tirai jendela untuk melihat ke bawah. Saat ini dia tengah menunggu kepulangan Ozkhan. Numa menunggu sampai sepasang kakinya terasa pegal. "Kenapa Ozkhan belum pulang? Ini sudah hampir tengah malam." Baru semalam hatinya menghangat dan mengharap pada suaminya, yang sudah lama tak pernah menyentuhnya. Numa bahkan mulai berandai-andai jika hubungannya yang dingin akan kembali hangat seperti sedia kala. Akan tetapi, sikap Ozkhan cepat sekali berubah. Numa hampir tak percaya jika dalam semalam, suaminya seolah menjelma sebagai pria lain. "Kamu ke mana, Ozkhan?" Berkali-kali Numa mengecek layar ponsel, berharap Ozkhan membalas pesan darinya. Bahkan, Ozkhan tidak menghubunginya ba

