1. Perang Telah Dimulai

1743 Words
Flat, 3021 Di sebuah negeri bernama Flat, tempat hidup para guardian angel, terdapat dua kerajaan yang saling rukun. Dua kerajaan itu adalah Aldogravia Kingdom yang dipimpin oleh Raja Mihr dan Vandrekavia Kingdom yang dipimpin oleh Raja Han. Mereka berencana untuk bekerja sama membagi sebuah tempat, yaitu North Flat, menjadi dua bagian. Dalam pertemuan yang hampir usai yang diadakan di Aldogravia itu dihadiri oleh Raja Mihr beserta kedua anaknya, Pangeran Bariel dan Putri Castiel. Serta Raja Han dan putri semata wayangnya, Putri Alodra. Mereka tengah menikmati jamuan makan malam yang telah disiapkan dengan berbagai macam makanan. "North Flat adalah wilayah yang sangat luas." Ucap Raja Mihr. "Jika kita membagi tempat itu menjadi dua kubu, itu akan saling menguntungkan bagi kita." Raja Han terkekeh. "Sepertinya itu ide yang cukup bagus. Saya akan mempertimbangkan dulu keputusan itu." "Anda harus segera mempertimbangkannya. Ini adalah rencana besar-besaran." "Tidak perlu terburu-buru, Raja Mihr." Raja Han menghentikan makannya. "Kita jalani dengan santai saja." Raja Mihr mengangguk paham. "Kalau begitu sepertinya kita sudahi saja pertemuan kali ini. Kita lanjutkan di lain waktu." Ucap Raja Han kemudian berdiri dari duduknya. "Silakan." Raja Mihr beserta kedua anaknya, Bariel dan Castiel, mengantar Raja Han dan Alodra keluar dari istana. "Sampai jumpa. Semoga hari Anda bahagia." Ucap Raja Han sebelum akhirnya terbang diikuti puluhan pengawal mereka yang mengekor di belakang. Di gerbang utama istana itu tinggal menyisakan Raja Mihr serta kedua anaknya, Bariel dan Castiel. "Di mana Akriel, Dariel dan Eremiel?" Sebuah pertanyaan tiba-tiba terlontar dari mulut Raja Mihr. "Akriel mengajak mereka pergi entah ke mana." Jawab Bariel. Ngomong-ngomong, mereka lima bersaudara. Kakak tertua adalah Akriel Zaphka Mihr. Anak kedua dan ketiga adalah Bariel Sahca Mihr dan Castiel Sophia Mihr, mereka dua saudara kembar. Lalu anak keempat adalah Dariel Veuliah Mihr. Serta si bungsu yaitu Eremiel Valoe Mihr. Dua diantara mereka, yaitu Castiel dan Eremiel, adalah perempuan. "Cari mereka sekarang juga!" Raja Mihr memerintahkan dan dengan segera Bariel dan Castiel beranjak dari sana lalu terbang berniat mencari tiga saudara mereka. Hari sudah sangat gelap dan nyaris tengah malam. Setelah mencari di setiap sudut tempat, akhirnya mereka menemukan Akriel yang sedang berada di pohon bersama Dariel dan Eremiel tentunya. Mereka sedang memakan makanan dari sebuah keranjang besar, sudah jelas makanan itu hasil curian Akriel di dapur istana. "Apa yang kalian lakukan di sini?" Bariel bertanya. Akriel melemparkan biskuit dengan selai madu pada Bariel dan dengen refleks laki-laki itu menangkapnya. "Ada banyak makanan di sini. Tidak usah banyak bicara. Makan saja." Kata Akriel. "Kau mencuri makanan di dapur lagi?" Tanya Castiel. "Siapa bilang? Aku hanya mengambil bukan mencuri. Lagipula makanan ini kan punya ayahku sendiri." Akriel membela diri. Castiel membuang napas lelah. "Itu jamuan makanan untuk Raja Han tadinya. Kau tidak bisa mengambilnya begitu saja tanpa ijin." "Tidakkah masih banyak makanan yang tersedia di sana? Aku hanya mengambil sebagian kecil yang tidak begitu merugikan, bukan?" Akriel beranjak dari sana dan siap pergi lagi entah ke mana. Sebelumnya, dia menatap ke arah Bariel dan Castiel. "Kalian terlalu formal. Cobalah untuk lebih santai dan bebas sebentar saja." Akriel mengepakkan sayapnya lalu segera berpindah dari tempat itu meninggalkan keempat adiknya di sana. Sementara Dariel dan Eremiel masih asyik memakan makanan yang dibawa Akriel sebelumnya. Akriel memang kakak tertua diantara mereka. Sikapnya yang menyukai kebebasan dan teledor terlepas dari posisinya sebagai seorang pangeran, terkadang membuat Castiel merasa tidak nyaman. 'Seorang pangeran tidak memiliki sikap seperti itu,' begitu menurut kamus Castiel. *** Kesepakatan membagi North Flat menjadi dua bagian akhirnya disepakati kedua belah pihak, baik Raja Mihr maupun Raja Han. Kini, sebagian rakyat Aldogravia maupun Vandrekavia pindah ke wilayah itu. Akriel sedang berjalan-jalan di sekitar sana, sengaja melihat-lihat wilayah North Flat yang kini ditempati sebagian kecil rakyat Aldogravia. Dia tidak sendiri, laki-laki itu ditemani keempat saudaranya. Sesekali orang-orang yang menjumpai mereka di jalan membungkuk sebagai tanda hormat pada lima bersaudara itu. Mereka berhenti di bawah pohon yang rindang. Entah pohon apa itu, Akriel memunguti buahnya yang jatuh ke tanah. Melihatnya seperti itu, Castiel ingin membentak. "Jaga harga dirimu dan cepat berdiri! Banyak orang-orang yang lalu lalang di sini dan seorang pangeran tidak boleh berjongkok seperti itu." Castiel beringas. Akriel berdecak menatap malas pada adiknya itu. "Tidak akan ada rakyat yang menindasmu hanya karena aku pangeran yang memungut buah jatuh dari pohon." "Berhentilah bertengkar!" Eremiel malah ikut memungut buah bersama Akriel. "Tidak bisakah sehari saja kalian bisa akur?" Dariel ikut bergabung lalu memakan buah-buah itu yang tentu membuat kekesalan Castiel kian terpancing. "Apa yang kalian lakukan?! Berhenti memakan buah kotor itu sekarang juga!" "Buah ini enak." Ucap Dariel. "Tidak begitu buruk untuk dimakan." "Benar kata Akriel. Kita tidak perlu bersikap seformal itu." Eremiel kembali menyahut. Akriel tersenyum lalu memberikan buah yang penuh di genggamannya pada kedua adiknya, Dariel dan Eremiel. Castiel beralih menatap kembarannya, Bariel, di sampingnya dengan tajam lalu berbisik pelan. "Jangan berani mengikuti perilaku rendah mereka." Akriel juga tak lupa menawari Bariel dan Castiel meskipun saudara kembar itu tampak tidak memedulikannya. Castiel akhirnya terbang meninggalkan empat saudaranya di sana. Diikuti oleh Bariel yang kemudian mengekori Castiel di belakang. *** Hari ini menandai tepat satu tahun setelah pembagian dua wilayah North Flat menjadi dua kubu. Masing-masing rakyat Aldogravia maupun Vandrekavia hidup dengan makmur kala itu. Raja Han sedang duduk di singgasananya sambil menulis dengan pena bulu lalu menorehkannya pada buku berwarna kuning kecoklatan. Namun, ketenangannya tiba-tiba terganggu ketika penasihat kerajaan datang. Penasihat itu membungkuk. "Maaf, Raja. Saya membawa kabar buruk hari ini." Raja Han menyipitkan matanya penasaran. "Kabar buruk?" "Rakyat kita yang tinggal di North Flat banyak yang mengeluh karena krisis air yang terjadi di sana." "Krisis air? Bagaimana bisa?" "Benar, Raja. Wilayah itu tiba-tiba mengalami kekeringan dan krisis air sejak sebulan yang lalu. Rakyat kita hidup kesusahan di sana. Juga kondisi tanah yang kering membuat semua pohon dan tumbuhan mati." "Bagaimana itu bisa terjadi?" "Saya pun tidak tahu. Tapi yang saya dengar, rakyat Aldogravia yang tinggal di North Flat justru hidup makmur dan wilayah mereka tetap subur." Raja Han bangkit dari duduknya sambil berkacak pinggang. "Jadi kekeringan itu hanya terjadi di wilayah kita?" "Benar, Raja." "Kalau begitu aku akan menemui Raja Mihr dan menanyakan apa yang sebenernya terjadi." "Tapi, Raja—" Penasihat itu belum sempat menyelesaikan kalimatnya, tapi Raja Han sudah bergegas pergi namun langkahnya berhasil dicegat oleh Alodra sebelum keluar dari gerbang istana. "Apa yang akan Ayah lakukan?" Tanya Alodra. "Apa lagi? Tentu saja menemui Raja Mihr." Alodra menghela napas. "Raja Mihr membodohi kita." "Apa maksudmu?" "Dalang dibalik kekeringan Vandrekavia di North Flat adalah Raja Mihr. Dia yang telah mengambil kekayaan alam di Vandrekavia dengan kekuasaannya lalu melimpahkannya ke wilayahnya sendiri." "Apa kau bergurau?" "Untuk apa aku bergurau kalau kenyataannya memang begitu?" Raja Han geming di tempatnya. "Penasihat!" Panggil Raja dan dengan segera sang penasihat itu menghampiri. "Kumpulkan semua prajurit dan bersiaplah untuk berperang!" Ucap Raja Han kemudian. *** Malam itu langit sangat gelap. Meskipun ada ribuan bintang yang bertebaran kala itu, tetap rasanya seperti berada di sebuah ruangan tanpa tersorot cahaya sedikit pun. Apalagi bulan tak ikut nampak di sana. Castiel duduk di bawah pohon seorang diri sambil sesekali melemparkan kerikil-kerikil kecil ke danau. Raut wajahnya nampak kesal. Ah, gadis itu habis bertengkar lagi dengan Akriel pasal kejadian yang baru saja terjadi. Di istana mereka tengah diadakan pesta ulang tahun ayahnya yang ke-lima ratus tahun. Sehingga ada banyak tamu yang datang ke sana. Namun, bisa-bisanya Akriel tidak memakai mahkota saat pesta itu yang membuat Castiel marah. Kemudian terjadilah perdebatan kecil diantara mereka yang akhirnya merusak suasana pesta. Sekarang, di sinilah Castiel, duduk sendirian di bawah pohon setelah pesta itu usai. Tak lama kemudian, Akriel tiba-tiba menghampirinya lalu mensejajari duduk adiknya tersebut. "Malam ini gelap, ya?" Castiel hanya berdecak ketika menyadari kehadiran Akriel di sampingnya. Akriel mengambil mahkota yang ia selipkan di belakang bajunya sebelumnya. "Kau marah karena aku tidak memakai ini?" Castiel masih tak menggubris. "Kau tahu kenapa aku tidak memakainya?" Castiel tetap geming. "Karena tidak ada yang membantuku memakainya." Castiel akhirnya menoleh dengan wajah datarnya. "Jadi, maukah kau memakaikan mahkota ini padaku?" Castiel menatap malas pada Akriel. "Bisakah sehari saja kau tidak menggangguku?" Akriel malah terkekeh. "Kalau begitu, apa lebih baik mahkota ini dibuang saja?" Akriel bangkit dari duduknya. Laki-laki itu hampir melemparkan mahkotanya ke danau namun berhasil dicegat Castiel. Dengan segera Castiel merampas mahkota itu dari tangan Akriel. Castiel akhirnya mengalah lalu memakaikan mahkota itu di kepala Akriel. "Jangan bertingkah seperti anak-anak." Akriel terkekeh. Sifat adiknya memang sedingin itu. Tentang bagaimana Castiel yang tidak suka dipandang rendah. Dan bagaimana sifat Castiel yang berbanding terbalik dengan Akriel—yang justru lebih hangat dan suka berbaur dengan masyarakat. Tak hanya Castiel, kembarannya yaitu Bariel memiliki sifat sebelas-dua belas yang tak jauh berbeda. Kalau menurut Akriel, Bariel itu cenderung jarang berbicara alias irit ngomong. Dia juga sama dinginnya dengan Castiel, bedanya Castiel lebih cerewet sedikit. Sedangkan dua bungsu, yaitu Dariel dan Eremiel, mereka ibarat satu frekuensi dengan Akriel, yang jelas tak ada gen Bariel-Castiel yang menurun dalam diri mereka. Ada sedikit senyum yang terukir di bibir Castiel namun buru-buru gadis itu memudarkannya lagi. Di tengah moment mereka, tiba-tiba terdengar keributan di depan istana. Tak lama kemudian para prajurit datang menghampiri Akriel dan Castiel yang masih di pinggir danau. "Pangeran Akriel dan Tuan Putri Castiel, kalian harus bersembunyi sekarang juga bersama yang lainnya." Kata salah satu prajurit. Akriel dan Castiel masih kebingungan. "Apa yang sebenarnya terjadi?" "Istana kita diserang! Kalian harus bersembunyi di ruang bawah tanah. Bariel, Dariel dan Eremiel juga sudah ada di sana." "Lalu di mana Ayah?" Tanya Akriel. "Raja turun dalam perang." Akriel menggertakan giginya. Laki-laki itu merebut pedang yang ada di genggaman salah satu prajurit. "Apa yang akan Anda lakukan, Pangeran?" "Aku juga akan turun dalam perang." "Akriel!" Seru Castiel di sana luar biasa panik. "Jangan ceroboh! Katakan kau tidak akan melakukannya!" Akriel mengabaikan Castiel. "Bawa Putri Castiel ke ruang bawah tanah bersama yang lainnya sekarang!" Dengan segera para prajurit itu menyeret paksa Castiel dari sana meskipun gadis itu terus meronta dan meneriakkan nama kakaknya tersebut. "Akriel! Berhenti! Kau tidak bisa melakukan ini padaku! Lepaskan!" Akriel dengan tegap berjalan menuju medan perang tanpa memedulikan Castiel yang meronta dan terus berteriak di belakang sana. Kemudian laki-laki itu menghunuskan pedang dari sarungnya. Sringg!!! Akriel mengembuskan napas tatkala melihat peperangan tengah berlangsung, beberapa sudah ada yang tumbang dengan bersimpuh darah. Tak hanya di situ, dia juga melihat ayahnya yang sudah lebih dulu turun dalam perang. "SERAAANG!!" Teriak Akriel dengan ganasnya pada prajurit di belakangnya. Akriel mengepakkan sayapnya lalu maju ke dalam medan perang. Dalam deru napasnya, laki-laki itu bahkan tidak memedulikan nyawanya ketika pedangnya mulai merobohkan lawan satu persatu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD