Bab 16. Panggil Aku Sayang

1270 Words

Mataku mengerjap beberapa kali, terlalu terkejut untuk menjawab. Bagaimana dia bisa terlihat begitu biasa, sementara aku merasa dunia baruku sedang terbalik? Seolah semalam adalah hal yang wajar saja baginya, tidak ada yang aneh sama sekali. "Eh, baik." Suaraku pelan, nyaris tidak terdengar. Aku bangkit, duduk di tepi ranjang, berusaha menenangkan jantungku yang berdetak lebih kencang dari seharusnya. "Aku sudah pesan sarapan. Kalau kamu siap, kita bisa turun ke taman. Ada tempat bagus di sana." Dia berbicara seperti biasa, seolah hubungan kami dimulai dari awal yang indah—tanpa keraguan, tanpa pertanyaan. Aku mengangguk tanpa bicara, lalu bangkit dan meraih handukku. Kami bertatapan sebentar saat aku berjalan melewatinya menuju kamar mandi. Ada rasa canggung yang kental, tapi entah m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD