"Baiklah, apapun yang Ace minta, Daddy akan menurutinya. Jadi apa permintaanmu, sayang?"
.
.
Kutatap manik hitam miliknya sambil memajukan tubuhku agar lebih dekat padanya, "Benarkah, Dad? Kau janji akan menurutinya?" tanyaku hanya sekedar memastikan.
Daddy mengangguk enteng "Tentu saja. Kau meragukan Daddy, sayang?" tanyanya balik.
Aku mengidingkan bahu masih sambil menatap mata hitamnya, "Yaa mungkin..." jawabku bernada.
"Daddy tidak akan mengecewakan permintaan putri kesayanganya ini" ucapnya meyakinkanku.
"Tapi Daddy mungkin marah" balasku.
Alisnya mengernyit dan menatapku penasaran, "Apakah benda itu sangat mahal hingga kau meragukan Daddymu yang kaya ini?" ucapnya malah menyombongkan diri.
Aku pura-pura berpikir sejenak menatapnya jahil.
"Bahkan kau tidak perlu mengeluarkan uangmu, Dad. Hanya saja...." ucapku menggantung kian membuatnya penasaran.
Kutatap bibir pink miliknya membuatku reflek mengulum bibirku sendiri. Aku beralih lagi pada wajah tampan yang nampak tidak menaruh kecurigaan apapun itu.
"Berjanjilah Daddy tidak akan marah" pintaku yang diangguki oleh Daddy.
Matanya menatapku penasaran. Aku menarik nafas, jantungku malah berdebar cepat. Kutatap wajahnya dengan intens membuatku kembali meneguk ludah susah-susah.
"I want you to teach me how do adults kiss, dad" ucapku yang memintanya mengajariku cara orang dewasa berciuman, tentu saja harusnya Daddy paham maksudku. Ciuman yang bergerak-gerak!
Detik selanjutnya Daddy menukikkan alisnya, menatapku tajam. Ditatap seperti itu justru malah membuatku takut, tapi aku tetap menampilkan muka lugu dan polos tanpa dosa.
Daddy diam, ku rasa dia marah.
"Ace!" suaranya dingin dan rendah.
"Daddy marah" simpulku.
"Kau mengerjai Daddy kan? Jangan bercanda seperti itu, Ace!" benar, dia marah. Nada bicaranya mendingin seperti sedang menegur bawahannya di kantor.
"Ace tidak bercanda, Dad. Daddy sudah berjanji tidak akan marah" ucapku sendu mengingatkannya bahwa ia sudah berjanji tidak akan marah tadi.
Daddy menghela nafas berat menahan emosinya, "Daddy tidak akan mengajarimu hal itu" ujarnya tegas.
Dalam hati aku merengut walaupun aku tau Daddy akan menolak. Daddy itu tantangan! ia pria baik dan tidak mudah bagiku untuk terus bersikap polos dengan pikiran yang kotor. Tapi itu baru step A, aku masih punya step B yaitu memanfaatkan sifat posesifnya.
Aku memasang muka kecewa yang dibuat-buat lalu detik selanjutnya aku kembali memperlihatkan senyum manis seolah tak masalah jika ia menolak.
"Baiklah, mungkin Ace akan menawarkan pada Errel saja. Dia pasti mau" ucapku memanasinya.
Errel adalah teman satu kelasku. Aku pernah memperkenalkan teman-temanku pada Daddy saat kerja kelompok bulan lalu. Tentu saja harusnya Daddy ingat siapa itu Errel, karena cowok itu paling brisik saat kerja kelompok.
Setelah mengucapkan itu, aku merasa seperti ditodong mata pisau. Daddy menatapku sangat tajam, terlihat sekali ia tambah marah atas ucapanku barusan. Tidak tahan ditatap seperti itu, aku menggerakkan diriku berniat naik ke tepi. Tapi tangan kekarnya malah menarik pinggangku hingga aku kembali berhadapan dengannya.
Aku yang merasakan sentuhan asing di bagian pinggang mendadak kaku. Tubuhku tidak pernah tersentuh tangan siapapun sebelumnnya. Daddy melepaskan tangannya, ia tampak biasa saja setelah menyentuh pinggangku dan aku merutukinya atas itu. Tidak adil!
"Sebenarnya ada apa denganmu Ace?!" tanyanya marah.
"Ace hanya ingin tahu, Dad. Jika Daddy tidak mau, maka Ace bisa minta tolong Errel. Dia sangat ahli Dad!" seruku masih dengan wajah polos tanpa dosa dan malah membanggakan Errel, si cowok m***m.
"Kau akan meminta dia menciummu?" tanyanya lagi penuh penekanan.
"Tentu saja, itu juga bagian dari belajar" jawabku, tentu saja teori tidak akan lengkap jika tidak praktek.
"Membiarkan pria sembarangan menciummu?"
"Kami berteman, Dad!"
"Tidak akan Daddy biarkan!"
"Why, dad? aku sangat ingin tahu rasanya!" ucapku.
Daddy mengguyar rambut basahnya kebelakang, frustasi dengan keinginanku itu. Tapi yang barusan ia lakukan itu malah nampak sexy di mataku.
"Ace, kau adalah putri Daddy yang berharga. Tidak ada yang boleh menyentuhmu sembarangan, mengerti?"
"Bagaimana dengan uncle Daniel, dia adik Daddy kan harusnya tidak masalah" ucapku malah membuat penawaran lain. Mata tajam itu kian menusuk tapi aku tetap bertahan dengan tampang polos tanpa dosa.
Aku mendengar ia menggeretakkan gigi-giginya, rahangnya mengeras membuatku bergidik takut.
"Jangan gila! Daddy melarangnya!" aku pura-pura merunduk sedih.
"Kenapa kau bersikeras untuk hal konyol itu, Ace?!" tanyanya garang. Aku tau permintaanku cukup gila tapi mau bagaimana lagi it's part of the plan to get you, Dad! Aku menjadi begitu menggilaimu hingga bisa melakukan apapun untuk menjeratmu, Dad!.
"Karena Ace sudah dewasa dan orang dewasa harus pintar berciuman" tuturku.
"Tidak masuk akal, kau masih kecil Ace" sergahnya.
Lagi-lagi kenapa Daddy selalu menganggapku anak kecil. Tidak bisakah ia melihat gundukan besar didepan matanya ini? Apakah anak kecil memiliki p******a sebesar payudaraku? Bahkan tinggiku sudah mencapai sepundaknya, cukup serasi dengan pria setinggi 185 senti itu kan!
"Teman-teman Ace juga melakukannya bersama pacar mereka. Daddy juga sering melakukannya dengan Mommy. Ace juga sangat ingin tahu rasanya tapi Ace tidak memiliki pacar atau mungkin Ace akan cari pacar saja" jelasku panjang tapi aku jujur mengatakannya. Aku cukup sering melihat Daddy dan Mommy berciuman.
Dulu aku biasa saja saat melihat mereka beromantis ria malah dulu aku ikut senang, tapi sekarang ada rasa tidak rela.
"Apakah kau begitu ingin melakukannya Ace?" tanya Daddy. Aku mengangguk pasti.
Daddy memejamkan matanya menghirup oksigen sebanyak yang bisa ia hirup, lalu kembali menatapku. Cukup lama Daddy diam dan aku hanya menunggu apa yang akan ia katakan selanjutnya.
"Oke, Daddy akan mengajarimu" ucapnya, aku sempat kaget beberapa detik. Lalu menatapnya dengan mata berbinar.
"Benarkah, Dad?" tanyaku memastikan dengan wajah sumringah. Dari wajahnya nampak raut keraguan sebelum mengangguki pertanyaanku.
Aku melompat-lompat kecil didalam air. Aku senang, sangat-sangat senang! itu artinya aku bisa merasakan bibir itu secara langsung! membuatku tambah tidak sabar. Reflek aku memeluk Daddy sayang. Daddy sedikit terhuyung menerima pelukanku yang tiba-tiba, namun badannya cukup kokoh untuk tidak terjatuh.
Dapat kurasakan dadaku yang menekan d**a telanjangnya. Rasanya sangat...err membuatku b*******h lagi!
Daddy menjauhkan tubuhnya, aku mengangkat wajahku menatapnya masih mempertahankan senyum cerahku.
"Jangan katakan pada Mommy, sayang" pintanya dan aku mengangguk.
Ini lucu, Daddy terlihat menggemaskan dengan muka takut seperti itu. Apakah Daddy takut Mommy marah jika tau bahwa Daddy menciumku? Bayangan dia akan mencium perempuan lain selain Mommy, pikiran bahwa perempuan lain itu adalah aku membuatku tambah b*******h bahkan vaginaku sudah basah dibawah sana. Aku pastikan ini bukan hanya sekedar ciuman biasa. Ini akan menjadi ciuman yang luar biasa, antara aku dan Daddy!
"Mulai dari mana Daddy akan mengajariku?" Daddy mengerjap-ngerjapkan matanya mendengar pertanyaanku. Ia terlihat binggung dan enggan.
"Daddy belum memikirkannya, mungkin nanti" ucapnya, aku merengut.
"Kenapa tidak sekarang, Dad? Ace ingin!" ucapku menampilkan puppy eyes andalan.
"Nanti saja ya, Ace! Sekarang kita masuk dulu. Mommy pasti sudah bangun" aku tau Daddy ingin menolak. Daddy berniat keluar dari kolam, aku yang melihat itu tentu tidak tinggal diam, setidaknya saat ini aku ingin merasakan bibir itu. Sekarang!
"Daddy membohongi Ace, Daddy tidak mau mengajari Ace, kan?" aku menatapnya dengan raut kecewa dengan mata berkaca-kaca. Benar saja, Daddy kembali lagi pada posisinya semula, berdiri dihadapanku.
Daddy mengatur nafasnya sebelum kembali meladeniku.
"Baiklah, ciuman seperti apa yang Ace inginkan?"
Dalam hati aku tersenyum evil. I got it!
Aku sedikit mendekat padanya, memangkas jarak kami. Kemudian berucap dengan suara pelan.
"Bagaimana jika ciuman seperti yang sering Daddy dan Mommy lakukan?"
it's called french kiss, right?
Daddy nampak kaget namun tetap bersikap tenang, ia nampak keberatan namun ia sendiri tahu ia tidak bisa menolak permintaan putri kesayangannya kan.
Daddy sudah berjanji!
.
.
TBC