“Kau…” sapanya dengan air mata yang berjatuhan karena melihat sosok pria yang ia cari saat ini ada di depan matanya. Sosok pria yang begitu Melanie rindukan, kini ada di depan matanya. Dia Revano William yang kini tersenyum lembut padanya. “Kenapa kamu menangis sayang, hmm?” tanya Revano, menatap istrinya sembari menghapus air mata yang berjatuhan. Melanie menggeleng kepala, dengan bibir yang tetup rapat. ‘Biarkanlah air mata ini berjatuhan Rev, biarlah. Karena aku begitu pantas menangisi seorang pria yang selalu tulus padaku tapi aku malah mengabaikanmu selama ini. Aku sangat menyesal Rev, biarlah air mata ini menembus semua kesalahanku,’ batin Melanie. “Hai, kenapa lebih deras seperti ini? sebenarnya kamu kenapa sayang?” tanya Revano menatap Melanie yang diam dan hanya mengg

