CHAPTER: 3

827 Words
CHAPTER: 3 Aku yang seharusnya Kau cintai dan sayangi Bukan dia yang miripku My Wife Is Sexy Tania meneguk vodka dalam botol langsung tanpa gelas bahkan setengah botol habis hanya dalam sekali tegukan, semua ini Tania lakukan karena rasa frustasi dan amarahnya pada dirinya sendiri. "Bodoh kau wanita paling bodoh di dunia ini Tania, Damian itu mencintai Fania bukan Tania jadi jangan pernah berharap kau akan mendapatkan Damian apalagi berharap dia akan mencintaimu," ucap Tania meneteskan matanya saat mengingat Damian pergi begitu saja tanpa mendengar penjelasannya tentang apa yang didengar pria itu. "Arghh," teriak frustasi Tania lalu meneguk botol vodka yang tersisa setengah dalam sekali teguk lalu menarik rambutnya sendiri atas perasaan laknat yang ada di hatinya. "Fania coba kalau saat itu aku yang pertama bertemu dengan Damian pasti sekarang aku yang dicintai Damian bukan kau," ucap Tania menatap bingkai besar di kamarnya yang berisi dua perempuan sangat mirip saling memeluk erat dan tersenyum bahagia ke arah kamera. "Aku masih ingat dulu kau bilang apa yang menjadi milik ku juga milik mu dan apa yang milik mu juga milik ku, aku memberi segalanya padamu termasuk kalung itu, kalung yang membuatmu bisa dicintai oleh Damian hiks, tapi kenapa aku tidak bisa mendapatkan Damian padahal aku anak perempuan yang dicintai, yang selalu bersamanya saat keluarganya hancur namun hari ini aku hanya orang asing yang secara tidak sengaja menjadi istrinya tapi hanya dalam putih diatas hitam tidak ada yang lain." Tania masih ingat hari itu di mana tiba-tiba Fania meminta sesuatu yang selalu Ia jaga dengan baik berharap pemiliknya akan datang dan menjemputnya bagai cerita dongeng seorang putri. Tania yang sangat percaya pada Fania langsung memberi kalung itu tanpa memikirkan apa yang akan dilakukan Fania dengan kalung itu. Flashback Tania menatap bangga nilai raportnya yang mendapat predikat terbaik ke tiga setelah Fania di sekolahnya, duduk sambil tersenyum manis menunggu seseorang yang sangat Ia cintai. "Hai," sapa seorang pria tampan melambaikan tangannya pada Tania membuat senyum makin cerah di bibir Tania. "Hai juga," balas Tania bersemu merah menatap malu-malu pada pria di depannya yang terlihat sangat tampan dengan seragam Smp yang sama dengannya. "Bagaimana nilai raport kamu?," tanya Damian tersenyum geli menatap Tania yang terlihat lucu dengan pipi semerah tomat. "Predikat ke tiga setelah Fania dan kamu," jawab Tania membuka rapotnya agar Damian bisa melihatnya membuat Damian tersenyum melihatnya. "Kamu pintar." "Kamu lebih pintar bisa mendapat predikat terbaik di sekolah." "Cuma keberuntungan," jawab Damian enteng membuat Tania mengangkat sebelah alisnya. "Mana ada hoki sambil lima kali," balas Tania jutek membuat Damian gemas dan mencubit pipi Tania. "Ih jadi berantakan tah," ucap Tania membenarkan rambutnya dengan tangannya. "Udah tetap cantik kok, aku traktir yuk sebagai hadiah atas nilai rapot kamu yang bagus tapi makannya di pinggir jalan enggak apa-apa ya?," tanya Damian membuat Tania spontan menganggukkan kepalanya. "Ayo aku juga udah lapar belum makan dari pagi," ucap Tania menyengir lebar membuat Damian geleng-geleng kepala saat lagi dan lagi kebiasaan buruk Tania yang tidak pernah sarapan terus terulang. "Ya sudah ayo," ucap Damian lalu menggengam tangan Tania dan berjalan meninggalkan sekolah namun sebelum melangkah ia harus berhenti saat mendengar suara teriakan namun lembut dan halus dari belakang membuat Tania dan Damian menoleh ke belakang. "Tania, aku boleh ikut kalian berdua gak? Ayah belum jemput aku takut sendirian teman-teman sudah pada pulang," ucap sosok perempuan yang sangat mirip dengan Tania namun bukan Tania melainkan Fania. Tania menoleh pada Damian meminta izin pada pria itu sebenarnya Tania tidak enak hati pada Damian karena setiap mereka mau jalan berdua pasti ada Fania karena Fania selalu takut sendirian. "Enggak apa-apa kok, lagi pula uang aku cukup kok buat bayar makan dan minum tiga orang asal jangan nambah," canda Damian membuat Tania memukul lengan pria itu dan Fania tersenyum tipis. "Apaan sih kamu, memangnya siapa yang mau nambah?," tanya Tania menatap Damian penuh tanya. "Kamu lah siapa lagi enggak mungkin aku sama Fania, iya kan Fania?," tanya Damian membuat jantung Fania berdetak cepat saat pria tampan di depannya menatap matanya membuat Fania menunduk lalu mengangguk kecil. "Ya sudah aku tidak ikut makan," ucap Tania ngambek membuat Damian menatap mengejek Tania lalu menggengam tangan Fania membuat tangan Fania mulai berkeringat dan tubuhnya diam membatu. "Ya sudah aku pergi sama Fania aja, ayo Fania." Tania menatap tidak percaya Damian yang benar-benar meninggalkannya tanpa membujuknya membuat Tania kesal namun tetap berlari mengejar Fania dan Damian. "Damian tunggu, aku tadi cuma bercanda kamu malah serius," ucap Tania menarik tangan Damian membuat Damian tersenyum lalu melepas pegangan tangannya pada Fania membuat Fania mengangkat wajahnya saat merasa kehilangan saat Damian melepaskan pegangan tangannya dan memilih memeluk Tania dari samping. "Makanya jangan selalu ngambek jadi cewek lihat tuh Fania kalem, cewek tuh kalem bukan kaya kamu berisik," ucap Damian mencium rambut Tania membuat Tania tersenyum. "Biarin lah berisik kaya gini pun kamu masih cinta." "Dasar aneh," ucap Damian lalu keduanya berjalan beriringan melupakan Fania yang diam menatap keduanya tanpa sadar air mata menetes di pipinya namun Fania langsung menghapusnya dan berlari mengikuti Damian dan Tania.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD