Di tengah acara rapat menjelang siang, tiba saat kedatangan Jenderal Caden. Caden datang dengan baju zirah lengkap. Keterlambatannya tentu bukan tanpa sebab. Pria itu memasuki ruang pertemuan dengan penuh ketegasan, memberi hormat terlebih dahulu pada Arthur. "Sayang sekali, Anda tidak menghadiri pesta semalam," ucap Arthur. Wajah Caden mendongak, pria itu lantas tersenyum. "Maafkan kecerobohan saya, Yang Mulia." Arthur mengangguk sekilas. Tatapan aquamarine-nya menatap lurus pada Caden. Jelas, pria itu sedang menangkap kejanggalan atas keterlambatan pulangnya sang jenderal. Padahal biasanya Caden adalah orang yang sangat taat, meski keduanya sesekali terlibat ketegangan. "Yang Mulia, di tengah perjalanan kemari, saya mendengar—" Belum sempat Caden menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba p

