Hari kelulusan yang di nanti - nantikan santriwati tinggal menghitung hari tapi khadijah belum memutuskan apa yang akan di lakukannya.
"Kamu tidak memdaftar kuliah Khadijah" malam itu ayah kembali menanyakan keputusannya.
"iya, mbak daftar kuliah aja" tiba - tiba Ais menimpalinya.
Aisyah adalah adik khadijah satu - satunya.
"mbak mau aja dek, tapi rasanya mbak cari kerja aja, biar meringankan beban ayah dan ibu.
"kami masih sanggup Dhijah menguliahkanmu"
"iya ayah, tapi kayaknya dhijah ingin cari kerja aja dulu"
"tapi, Dijah.
"ibu, biarlah dhijah membantu ayah dan ibu"
Khadija memegang tangan ibunya dan melirik kearah aisyah.
"kamu harus kuliah dek, nanti mbak yang akan membiayainya"
"iya mbak" .
"baiklah, tapi kamu harus mencari perkerjaan yang baik dan tak boleh buka jilbabnya"
"percayalah yah, Dhijah akan cari kerja yang membolehkan memakai hijab."
"baiklah kalau Dhijah yakin dengan keputusannya"akhirnya ayah mengalah.
"Dhijah minta restunya ayah dan ibu, semoga cita - cita dhijah dilancarkan"
"aamiin" mereka serempak menjawabnya.
Akhirnya Khadijah memgambil keputusan untuk bekerja tidak melanjutkan kuliahnya dan dia akan mememui ustadzah latifa.
*****
Pada keesokan paginya itu khadijah menemui ustazah latifa.
"assalamualaikum, ustazah"
"waalaikum salam, eh khadijah mari masuk, apa khabarnya,?
"baik, ustazah"
"ada apa khadijah?"
"tidak ada apa - apa ustazah, cuma mau main aja.
"oh ya,ustazah saya kalau sudah lulus tidak jadi kuliah ustazah, saya akan cari kerja saja"
"Dhijah sudah memikirkannya"
"sudah, ayah dan ibu juga sudah mengizinkanya ustadzah"
"mereka setuju dhijah tak kuliah"
"iya ustadzah"
"sebaiknya sebelum kamu mencari kerja kamu menambah keahlianmu dulu"
"maksud ustadzah"
"iya, seperti kursus komputer misalnya,
dengan keahlian itu mungkin kamu bisa mendapatkan pekerjaan
yang lebih baik"
"apa biayanya mahal ustadzah"
"tidak tapi bisa membantu Dhijah cari kerja"
"tapi dimana tempat kursusnya ustadzah?"
"untuk saat ini ustadzah belum tahu, nanti ustazah cari informasinya."
Ustaza latifa kemudian mengeluarkan ponselnya dan mulai mencari lokasi kursus komputer yang ada disekitar desa mereka.
"nih, ada Dhijah tapi di kecamatan, apa dhijah berani kesana sendirian"
insyaallah berani ustazah"
Jarak desa mereka dengan kecamatan tidak terlalu jauh tapi Dhijah harus naik angdes
"baiklah ustazah kalau begitu saya pamit dulu, saya akan membicarakanya dengan ayah dan ibu"
"baiklah, hati - hati di jalan"
Assalamualaikum ustazah"
Khadijah menyalami dan mencium tangan ustazah.
"Waalaikum salam" .
Khadijah mengayuh sepedanya dengan kencang,ia ingin segera memberitahu ayah dan ibunya.
Begitu sampai di rumah khadijah langsung menemui ibunya yang sedang memasak di dapur.
"buk, Dhijah ingin kursus komputer,"
"apa Dhijah"
"kursus bu, biar tambah ilmu bu, agar mudah dapat pekerjaan.
"terserah Dhijahk, ibu ngak ngerti,"
"terima kasih, bu"
Khadijah mantapkan niatnya untuk kursus komputer.
*****
Hari ini sudah tiga bulan Khadijah kursus komputer dan Khadijah sudah bisa mengoperasikan komputer dengan baik. Kepercayaan diri Khadijah mulai tumbuh.
Khadijah ingin mencari kerja tapi dia belum tahu harus kemana. Khadijah ingin mencarinya di internet tapi ia tak punya ponsel karena selama di pesantren mereka tidak boleh memakai ponsel.
Akhirnya Khadijah pergi ke warnet.
"ah, ternyata susah juga mencari kerja" batin Dhijah.
Khadijah kembali membuka situs - situs lowongan kerja"
Ada beberapa lowongan yang membuat dia tertarik dan tanggannya terhenti di sebuah lowongan pramuniaga di sebuah toko buku. Khadijah mulai mencatat hal - hal yang dianggapnya penting.
"ah, akhirnya selesai juga" gumam dhija.Khadijah keluar dari warnet.
"Dhijah, " seseorang memanggil Khadijah.
Menoleh kebelakang, ia melihat Mifta teman sekolahnya dulu.
"hai, assalamualaikum apa kabar" tegur dhijah
"waalaikumsalam baik kamu lagi apa di sini dhijah"
"aku cari lowongan kerja di internet"
"bukannya kamu kuliah"
" ah, ngak kok"
" Mengapa" tanya mifta lagi
" udah ah, o ya kamu bagaimana "
"aku, yach kayak gini aja, ini aku lagi belanja di suruh ibu, kata ibu biar jadi istri yang baik"
"Apa kamu mau nikah"
"belum ah, aku juga ingin kerja tapi ayahku tak mengizinya dan menyuruh lanjutkan usaha keluarga kami "
" baguslah kalau begitu, jadi kamu tidak susah mencari kerjaan lagi"
" kamu main kerumah aku dulu yuk, dekat kok dari sini"
" tapi harus pulang ini sudah siang"
" masih siang kok belum sore"
Dengan sedikit memaksa akhirnya Khadijah mau di ajak Mifta.
Ternyata rumah Mifta tak jauh dari pasar.
Rumah Mifta cukup besar dengan halaman yang luas. Banyak orang di halaman rumah Mifta. Ternyata mereka para petani dan karyawan orang tua Mifta. Orang tua Mifta ternyata membeli hasil panen petani dan menjualnya kembali ke pasar - pasar di kota.
" Mengapa kamu tidak kuliah saja mif, toh orang tua mu mampu"
"iya sich tapi aku ngak mau kuliah, kamu tahukan kemampuan otakku, makanya aku di suruh pelajari usaha keluarga ini"
" kamu sendirian"
"ngak ada kakakku yang membantu tapi dia lagi merintis usahanya sendiri, dia sarjana pertanian"
"wah hebat dong"
"Ayo, aku kenalin sama kakakku".
"ngak usah, ngak usah " Khadijah menolaknya baginya wanita tak pantas minta kenalan duluan.
Seakan tak peduli dengan keberatan dhijah Mifta menarik tangan dhijah dan masuk kedalam rumah.
"kak, kenalin nih teman mifta, namanya Dhijah orangnya cantik lho"
Seorang laki - laki berpostur tinggi dan berwajah tampan
Laki - laki itu menghentikan pekerjaannya.
"ada apa dik"
"kak, aku mau kenalin teman aku"
"siapa"
"nich, namanya Dhijah Khadijah, orangnya pintar dan juga baik kak"
Khadijah hanya ter tunduk dia benar - benar malu.
"aku pulang dulu mif, assalamualaikum"
Dhijah tak menunggu jawaban Mifta langsung kabur.
Mifta berusaha mengejar Dhijah tapi Dhijah berlalu dengan cepat.
Mifta masuk lagi kedalam rumah.
"bagaimana, temanmu"
"sudah pulang kak, padahal aku ingin kakak kenalan dengan dia, orangnya baik.
"maksudnya kamu mau menjodohkannya dengan kakak"
"kakak maukan, kan kakak belum ada pacar"
"ngak boleh pacar - pacaran itu dosa"
"karena itu aku jodohin kakak dengan Dhijah biar taaruf"
"tapi kamu tak boleh memaksakan temanmu seperti tadi itu namanya pemaksaan, tak baik"
"Dhijah itu memang pemalu kak apalagi kalau banyak cowok - cowoknya."
"kamu harus minta maaf sama temanmu"
"tapi kakak mau kan"
"hus, ngak semudah itu, sudah sekarang bantu ibu menyiapkan makanan dan jangan lupa minta maaf sama temanmu tadi"
"baik kak" Mifta akhirnya berjalan kedapur.
*****
Khadijah menari nafas lega ketika berhasil menghindari Mifta. Ia merasa tak sopan ketika tadi kabur dari rumah Mifta, ia benar - benar malu dan tak nyaman. khadijah mengenali sifat Mifta jadi tak akan marah.
Khadijah tersenyum dan merasa lucu bila ingat kejadian tadi.
Akhirnya angdes yang di tunggunya datang dan Dhijah kembali kerumahnya.
*****