2 - Tubuh Fisik

1322 Words
"Ohhh… Satu tambahan lagi! Karena segel kontrak 5 Naga telah terpasang, kau akan terikat dengan segel tersebut! Menyebabkan dirimu tak bisa jauh dari Pedang Penghukum Neraka!" "Rantai cahaya akan muncul saat kau meninggalkan senjata itu dalam jarak tertentu! Dengan kata lain, kau tak punya pilihan selain pergi kemanapun, dengan membawa Pedang Penghukum Neraka!" Sage Agung Serigala Putih, kini menutup kalimat dengan memasang satu seringai lebar. "Kau bercanda bukan?" Kali ini, mendengar kata-kata terakhir Sage Agung Serigala Putih, Tiankong tak bisa untuk tak menjadi tertekan. *Tapp…!! *Tapp…!! *Tapp…!! Tanpa menunda, Tiankong segera melakukan gerak mundur beberapa langkah kebelakang. Jelas berniat mencoba dan membuktikan kebenaran dari apa yang tadi baru disampaikan oleh Sage Agung Serigala Putih. *Sraaaakkkk…!! *Sraakkkk…!!! Dan benar saja, saat Tiankong telah mencapai jarak tertentu menjauh dari lokasi Pedang Penghukum Neraka tertancap, dua buah rantai cahaya, satu berasal dari ukiran formasi segel gagang pedang, sementara satu lagi berasal dari ukiran segel pada pergelangan tangan kanannya, segera muncul untuk kemudian memanjang, bergerak menuju arah satu sama lain. *Klaanggg…!! Sebuah bunyi benturan antar logam, terdengar lantang saat dua ujung rantai cahaya, saling terpaut satu sama lain. Bergabung menjadi satu kesatuan rantai cahaya. Menahan agar Tiankong, tak bisa bergerak mundur lebih jauh. "Formasi segel macam apa ini! Sage Agung Serigala Putih! Sebenarnya kau berniat menjadikan murid atau tahanan? Ini sama saja dengan pemasungan!" Bentak Tiankong. Menjadi kesal saat merasa kebebasannya telah di renggut. "Ohhh… Tuduhan yang sangat tak mendasar!" Balas Sage Agung Serigala Putih, terlihat sama sekali tak terganggu oleh nada membentak yang baru saja dilontarkan oleh Tiankong. "Tiankong! Jaga sopan santunmu!" Yang justru tampak terganggu, itu adalah Xiao Ling. Ibunda Tiankong. Bagaimana tidak, dihadapannya, sang putra dengan cukup sembrono baru saja membentak sosok pahlawan besar umat manusia, Sage Agung Serigala Putih. Sosok yang telah dengan murah hati, menjadi yang pertama mengajukan untuk mengangkat Tiankong sebagai murid, terlebih juga baru saja secara tak langsung menyelamatkan situasi genting Klan Xiao dari ancaman kehancuran. Hanya dengan menampakkan diri, itu sudah cukup bagi Sage Agung Serigala Putih, mampu menghentikan konflik antara Klan Xiao dan Klan Zhou. "Ibu…! Apa kau yakin membiarkan aku menjadi murid psikopat ini? Lihat apa yang ia lakukan saat baru pertama bertemu muridnya!" Jawab Tiankong. Mempertahankan raut wajah kesal. "Tiankong…! Diam…!" Kali ini, Xiao Song, ayah Tiankong sekaligus Patriarch Klan Xiao generasi saat ini yang melontarkan kalimat. Merasa begitu malu dengan sikap putranya. Tak hanya membentak, Tiankong berkembang memanggil Sage Agung Serigala Putih dengan sebutan psikopat. "Tuan Sage Agung Serigala Putih! Maafkan kelakuan putraku!" Lanjut Xiao Song. Memasang wajah memerah, jelas menjadi sangat tak enak hati pada Sage Agung Serigala Putih. "Hahhha…! Patriarch Song tak perlu terlalu serius! Aku sama sekali tak memasukkan hati! Bagaimanapun juga, bocah liar ini memang masihlah anak-anak!" Balas Sage Agung Serigala Putih. "Tetap saja!" Gumam Xiao Song. Tak tahu lagi harus menyampaikan apa. "Sudah, mari melanjutkan pada topik utama!" Ucap Sage Agung Serigala Putih, kembali menatap kearah Tiankong. "Hei…! Kau sama sekali tak sedang terpasung! Bukankah itu cukup sederhana? Kau tinggal membawa Pedang itu kemanapun pergi!" Ucap Sage Agung Serigala Putih. "Sederhana?" Gumam Tiankong. Justru menjadi semakin kesal dan tertekan oleh kata-kata sosok yang kini telah menjadi Masternya itu. "Kau seharusnya bertanya dulu sebelum memasang teknik aneh macam ini! Sungguh menyebalkan" Dengus Tiankong. Meskipun menyatakan tak senang, namun ia tetap mulai berjalan mendekat kembali pada Pedang Penghukum Neraka. Bersama Tiankong kembali berjalan mendekat, rantai cahaya yang sebelumnya sempat muncul, dengan aneh menghilang dalam sekejap. "Hahhahahahha….! Aku mulai menikmatinya! Ekspresi wajah tertekanmu itu!" Secara tak terduga, Sage Agung Serigala Putih, justru tertawa lantang saat melihat ekspresi wajah tertekan Tiankong. "Seandainya kau tahu, bagaimana dulu Masterku memberi pelatihan…" Gumam Sage Agung Serigala Putih. Tak henti memasang senyum lebar. Entah kenapa tampak sangat puas dan begitu menikmati situasi tertekan Tiankong. "Tuan Sage Agung! Maksudku Master!" Gumam Tiankong, tepat setelah sampai di hadapan Pedang Penghukum Neraka. "Kau seolah ingin membalas dendam atau semacamnya! Meneruskan kekesalan pada Mastermu ke Muridmu sendiri!" Lanjut Tiankong. "Apa itu tak kekanakan? Terlebih mengingat usiamu yang telah mencapai ribuan tahun!" "Jelas sekali tak ada sangkut paut antara diriku dengan Mastermu! Jadi lakukan hal wajar!" Tutup Tiankong, seraya mulai menggenggam gagang Pedang Penghukum Neraka, dengan kedua tangan. "Hahahhahahaha…. Hahahhaha…. Lelucon macam ini, memang tak akan lekang oleh jaman! Sungguh lelucon terbaik!" Sage Agung Serigala Putih, kembali menyambut kata-kata Tiankong, dengan tawa lantang. Mengucap kalimat yang sepenuhnya tak di mengerti oleh siapapun. 'Psikopat! Apakah ini keberuntungan atau kesialan aku menjadi murid dari sosok macam itu!' Gumam Tiankong dalam hati. Saat melihat perangai Sage Agung Serigala Putih yang menurutnya sangat tak wajar. *Tapp…!! Meski menjadi sedikit gundah, Tiankong memutuskan untuk menyingkirkan masalah, mengeraskan genggaman pada gagang Pedang Penghukum Neraka. "Hmmmmm…!!! Hooooaaarrgggghhhh…!!!" *Kraaakkk..!!! *Kraaakkk…!!! Bersama genggaman Tiankong bertambah keras, Tuan Muda Pertama Klan Xiao tersebut, juga mulai berteriak lantang saat otot-otot pada kedua pergelangan tangan, kini berkembang semakin besar. "Hooooaaarrgggghhhh…!!!" Tiankong sekali lagi berteriak lantang saat mencoba usaha menarik Pedang Penghukum Neraka. Usaha Tiankong, tampak tak membuahkan hasil untuk beberapa saat, Pedang yang coba ia angkat, sama sekali tak bergeming dari lokasi tertancapnya. Tak ingin menyerah, Tiankong melanjutkan menambah kekuatan tubuh fisik hingga batas maksimal. Terus memperbesar otot-otot lengan, hingga perlahan melampaui batas dari yang bisa ia tahan. Jika saja Tiankong tak sempat mendapat khasiat dari menyerap sumberdaya Lotus Besi 1000 tahun, dimana mempertebal serta menguatkan jaringan otot pada garis-garis Meridian nya, lengan Tiankong mungkin saat ini sudah akan hancur. Namun, berkat usaha tersebut, aksi Tiankong perlahan mulai terlihat membuahkan hasil. Pedang Penghukum Neraka yang sebelumnya sama sekali tak bergeming, kini sedikit tergerak. "Haaaahhhhhhhhh….!!!!!" *Bammm…!!! Memanfaatkan momentum yang telah berhasil ia ciptakan, Tiankong menambah usaha dengan melakukan gerak menyentak tanah. *Graaakkk….!!! Pedang Penghukum Neraka, akhirnya berhasil terangkat. *Sraaaakkkk…!!! Bersama terangkatnya pedang tersebut, sebuah rantai cahaya, menerjang keluar dari dalam ukiran Kepala Naga Hijau. Mengikat pedang untuk kemudian digerakkan pada punggung Tiankong. *Sraaaakkkk…!! Rantai cahaya, menutup kemunculan dengan mengikat pedang pada punggung Tiankong, sebelum kembali lenyap. Menyisakan kini seolah Pedang Penghukum Neraka, tampak seperti menempel pada punggung Tiankong. Bersama lenyapnya rantai pula, bobot pedang juga terasa sedikit berkurang bagi Tiankong. "Hmmmm…!" Hanya saja, meskipun telah sedikit berkurang bobotnya, itu tetap masih memberi tekanan begitu berat bagi tubuh Tiankong yang kini membawa pedang pada punggung. *Tapp…!! Tiankong mencoba untuk membuat satu langkah, satu langkah yang nyatanya membuat seluruh tubuhnya bergetar hebat. 'Sial..! Bagaimana bisa berlatih! Bergerak normal saja sudah mustahil!' Gumam Tiankong dalam hati. "Nahhh… Ini dia bentuk dari berlatih menempa tubuh fisik yang sebenarnya! Akan berguna untuk membangun landasan awal fisikmu!" Sage Agung Serigala Putih, berjalan mendekat. *Tukkk…!!! Menutup kalimat dengan sedikit memberi dorongan pada punggung Tiankong. *Bammmm…!!! Dorongan ringan yang segera membuat keseimbangan Tiankong, dimana sedari tadi ia jaga dengan susah payah dan konsentrasi tinggi, seketika goyah. Tuan Muda Pertama Klan Xiao tersebut, jatuh terhujam kedepan. "Hahahahha….!!!" Sage Agung Serigala Putih, kembali tertawa lantang saat melihat posisi jatuh Tiankong yang memalukan. Sementara Tiankong sendiri, dimana jelas sangat kesal dan malu, tak bisa memberi makian apapun. Mulutnya sepenuhnya tak bisa bergerak bersama wajahnya yang tertekan pada lantai. "Baiklah! Patriarch Song! Juga Nyonya Besar Klan Xiao, Aku meminta ijin untuk secara resmi membawa putra kalian dalam pelatihan!" Ucap Sage Agung Serigala Putih setelah puas tertawa. "Ahhh… Baik…!" Jawab Xiao Song. "Tuan Sage Agung! Jangan sungkan memberi hukuman jika putraku itu terlalu tak tahu sopan-santun! Hukum sejenis yang sekarang anda berikan, kurasa cukup layak!" Ucap Xiao Ling. Melirik kearah tubuh tak bergerak Tiankong yang masih mencium lantai. Sage Agung Serigala Putih, hanya membalas dengan sebuah anggukan. Sebelum dengan satu tangan, menggenggam gagang Pedang Penghukum Neraka di punggung Tiankong. *Tapp…!!! Seolah hanya mengangkat kapas, sang Sage melompat tinggi menuju langit.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD