Di tempat audisi.
“Nah!! Ini skenarionya, Risa,” ucap Arthur.
“Ah iya, terima kasih.” Risa menerima kertas itu dari tangan Arthur.
“Karena ini adalah audisi dadakan. Aku tidak akan melihat terlalu detail. Aku hanya akan melihat ekspresi emosimu saja.”
“Baik,” sahut Risa yang mengerti.
“Gimana kalau kau mencoba skenario nomor 8? Menurutku itu adalah bagian terpenting,” saran Arthur.
“Ah, baik.”
Risa membuka setiap lembaran kertas skenario itu dan mulai membaca bagian nomor 8.
“Ah..!!” suara Risa sedikit terkejut.
“Eh, ada apa?” tanya Arthur yang bingung.
“Bu-bukan apa-apa. Saya hanya suka skenarionya.”
“Benar kan?!! Menurutku juga begitu,” ucap Arthur sambil tertawa dan dibalas dengan tawaan juga oleh Risa.
“Hahahaa..”
“Kebetulan sekali, cerita ini kan cerita tentangku,” batin
